Share

93

BAGIAN 93

POV NAMI

“I-itulah yang buat Mama pusing, Ris,” lirihku terbata. Kepalaku jadi cenut-cenut. Aku benar-benar pening memikirkan ini seketika. Ya Allah, apakah langkahku salah dalam memasukan perempuan itu ke rumah kami?

“Dia sudah sembuh dari penyakit jiwanya, Ma? Lantas, kenapa harus pulang ke rumah Papa, sih? Apa tidak dipulangkan saja ke kampung halamannya sana?” desak Risti bertubi-tubi kepadaku.

“Iya, Ris. Sudah sembuh katanya. Sudah bisa pulang dari RSJ. Ini numpang menginap. Besok katanya mau pulang kampung.”

Terdengar di seberang sana Risti mengembuskan napas masygul. Risti, jangan makin membuat mamamu ini bimbang, dong. Astaga, aku jadi merasa benar-benar tertekan.

“Mama lihat, bagaimana sikapnya yang sekarang?” tanya Risti bernada waspada.

“Lihat. Mama lihat kok, Ris. Dia … sepertinya sudah waras. Tidak seperti pas di RSJ dulu. Tatapannya sudha tidak kosong lagi. Cara menyahutny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status