Aurora menghampiri Nana yang sedang merebahkan diri di kamarnya, dia menyuruh untuk memberikan sarapan pagi dan memberikan obat kepada Emillio. Karena Aurora tahu bahwa Nana sakit hati karena dia kecewa, saat Emillio tidak mengenali Nana.
Nana langsung saja tersenyum dan berterimakasih, karena dia senang bisa melihat Emillio.
Tokk.. tokk.. tok..
"Masuk, pintu terbuka kok tidak ku kunci," teriak Emillio di dalam kamarnya.
"Permisi, ini sarapan pagi untukmu dan kamu minumlah obat ini. Agar ingatanmu lekas membaik dan normal," jelas Nana.
"Ouu terimakasih Nona, kamu baik sekali. Kamu siapa? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?"
"Sudah Anda, tidak perlu menanyakan hal itu sehatkan saja ingatanmu."
Nana kembali badmood, dan dia keluar dari kamar Emillio dan kembali lagi ke kamar dia. Selang 20 menit Hanabi datang menemui Nana yang sedang badmood.
Di sana mereka tidak banyak bercakap dan mereka hanya mengobrol seputar
"Kita semua pamit pulang, ya Emillio jaga dirimu baik baik," kalimat yang di ucapkan Lauder. "Terimakasih, terimakasih banyak. Nanti aku akan mengunjungi mansionmu untuk bertemu dengan Jack, semoga dia cepat sadar aku sangat merindukan dia. Oh ya jika dia sadar kabari aku, dan secepatnya aku akan ke sana." Akhirnya mereka semua sudah berada di dalam perjalanan menuju kota tempat kediaman mereka. Di perjalanan yang begitu damai membuat hati mereka merasakan suasana yang tentram, bagaikan hidup mereka seakan-akan 1000 tahun lagi. Mengapa demikian? Karena, di atas helikopter sana mereka melihat awan yang sangat indah. Tentunya masalah mereka sedikitnya sudah berkurang, mulai masalah kecil, sedang, dan nanti pada akhirnya. Di perjalanan Lauder tiba-tiba teringat sesuatu, ternyata dia melupakan sesuatu yaitu. Dia lupa mengapa tidak menanyakan siapa pemilik rumah labirin, rumah di mana Aurora di culik dan di kurung di sana. "Aishh..."
Sudah pukul 03.30 pagi Lauder belum menemukan keberadaan Bella Thessaly. Sudah sekitar 4 jam dia mencari Bella Thessaly namun belum titik di mana dia berada. Akhirnya dia datang ke perusahaannya sendiri dan berdiri di atas gedung miliknya, karena dia tidak ada niat untuk pulang ke mansionnya. Karena semua orang pasti akan memberikan 1000 pertanyaa, yang akan menyebabkan kepalanya semakin pusing. Meski dalam hatinya dia sangat mengkhawatirkan anaknya Devano, anak semata wayangnya. Dia akan kembali pulang jika waktu sudah menunjukan pukul 04.00 sore tepatnya Bella menghilang selama 24 jam. Di mana dia akan menanyakan kabarnya kepada temannya itu. Sambil menunggu waktu tiba dia mengerjakan pekerjaannya untuk mengurangi pikirannya karena dia akan berfokus untuk bekerja. Dalam kata lain dia hanya mengsibukkan diri saja, agar dia bisa melakukan segala hal dengan positif. Meski dalam hatinya dia sangat kacau, dan terus saja teringat Devano. Saking sibukn
Detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun ini juga Lauder bersumpah akan membalaskan dendamnya kepada orang yang sudah menculik istrinya Bella Thessaly. Bella Thessaly menghilang membuat Devano menderita, setiap malam dan setiap saat Devano selalu menangis karena dia sangat merindukan ibu kandungnya. Semua orang di sana berusaha mendiamkan Devano. Namun, Devano semakin menjadi-jadi dalam tangisannya itu. Lauder tak kalah berusaha menenangkan hatinya, akhirnya Devano sudah berhenti menangis dan dia mulai tertidur dengan nyenyak karena cape. Dari tadi dia menangis, dan tidak mau makan alhasil kondisinya semakin tidak baik. Lauder yang sangat perhatian, dia menyuruh dokter pribadinya untuk menyuntikan vitamin ke dalam tubuh Devano. Meski dia tidak mau makan, setidaknya vitamin tersebut sangat membantu untuk tubuh Devano. Devano harus merasakan kesedihan yang sangat tidak dia inginkan. Masih balita dia harus menghadapi kejahatan di dalam hidupnya, meski begitu se
"Jika pemilik rumah labirin ialah Dareen, apa tujuan dia sampai-sampai menculik Aurora!" kalimat yang begitu lantang di ucapkan oleh Maxs. "Maxs? Santai jaga dan tahan emosimu! Kendalikanlah," kalimat perintah dari Aurora. "Huhhhhh huhhh," Maxs menyandarkan dirinya di tembok terdekatnya. Emillio tidak mengetahui tujuan dari Dareen untuk mengajak kerjasama dengannya yaitu menculik Aurora. Emillio setuju dengan tawaran Dareen, karena tujuan di ingin melihat Aurora dari kejauhan saja. Meski dengan cara menculiknya, hal itu membuat dia senang namun kesenangan itu tidak selamanya. Emillio tidak mengetahui, jika Lauder dan Dareen saling mengenal bahkan Dareen sampai mempunyai hutang budi kepadanya. Dengan begitu Emillio bisa menyimpulkan, dia mencurigai Dareen namun dia tidak bisa langsung to the point kepada mereka semua. Alasannya, dia hanya tidak berani mengambil risiko menuduh tanpa bukti. Dia berniat dan mempunyai tujuan, untuk menyelidiki kasu
Sudah beberapa bulan Lauder sulit di hubungi semenjak hilangnya Bella Tessaly. Anggota keluarga begitu memikirkannya dengan sangat keras, begitu sangat khawatir. Devano yang kini semakin sedih, badan yang awalnya segar bugar kini mengecil. Alexs yang mengetahui hal itu dia sangat kasihan kepada Devano. Tidak ada pikiran sedikitpun di dalam hati dan otaknya Devano akan mengalami hal yang begitu menyakitkan dan bisa membuat mentalnya menjadi down. Semakin sulit di hubungi semakin banyak kabar bahwa Lauder menjadi orang yang kasar, suka mabuk, dan berubah drastis. Mendengar berita itu Alexs menjadi khawatir dan mau tidak mau dialah yang akan meneruskan perusahaan Lauder dan miliknya. Namun dia hanya sementara, ketika Devano sudah dewasa nanti maka dialah yang akan meneruskan semua bisnisnya. Sesekali Devano menanyakan orang tuanya di mana, namun Alexs hanya membicarakan hal yang lain. Melainkan, mengalihkan pembicaraan. Dengan begitu Devano hanya terdiam t
Usia Devano yang kini berusia 15 Tahun, masa-masa yang masih labil yang harus penuh dengan ekstra di perhatikan oleh orangtua. Namun Devano tidak dapat merasakan perhatian dari orang tuanya itu lagi. Karena sudah terbiasa ia hanya menjalankan hari-harinya seperti biasa. Sesekali dia meminta izin untuk menemui mansionnya, karena saat ini Devano masih tinggal bersama pamannya yaitu Alexs. Karena Alexs mulai sangat sibuk dia jarang sekali mengobrol bersama Devano. Bahkan saking sibuknya ia selalu pulang larut malam. Hal itu di sebabkan oleh, karena Alexs harus mengurusi 2 perusahaan sekaligus. Yang pertama ia urusi ialah milik dia sendiri yang ke dua dia mengurusi perusahaan milik Lauder. Namun mengelola perusahaan Lauder, hanya sementara karena hanya menunggu waktu Devano menjadi dewasa dan mampu menanggung tanggung jawabnya. "Paman Alexs bolehkah aku mengunjungi mansion Ayah?" "K-kenapa kamu menjadi manggil paman, Devano? Sejak hari ini?"
Akhirnya mereka sampai di depan sekolah yang megah itu. Namun mereka berdua sangat kebingungan karena, tidak ada celah untuk masuk ke dalam. Caramel perempuan itu, dia tidak berhenti mengomel. "Please lah ya Devano Lauder orang kutub, tapi kaya 14 turunan bahkan 21 turunan. Lebih baik kita bolos saja you know?! Kamu kan kaya buat apa cape-cape sekolah?!" "Kamu! Anak pemilik sekolah ini tapi sikapmu mencerminkan hal yang tidak pantas?" "Ha ha ha, Ayahku sudah kaya! Biarkan aku yang menikmati kekayaannya ini!" "Bodoh! Sudahlah, kamu pasti tahukan jalan keluarnya?" "Tau lah, kalo aku kesiangan pasti jalan rahasia!" "Katakan padaku jalan rahasia, jalan tikus?" "Benar, sini ikuti aku!" Mereka berdua sembunyi-sembunyi menelusuri jalan agar bisa masuk ke sekolah. Dengan kaki pincangnya Caramel tidak mengeluh, akan sakit namun dia tetap saja berjalan tidak menghiraukannya. Memang Caremel orang yang sangat manja namun, k
Alexsander tidak berhenti-hentinya memanggil-manggil nama Devano. Alexsander ia adalah anak dari Alexs dan Anggel Calista. Alexsander sekarang ia sudah berusia 10 tahun kurang 6 bulan. "Kakak Devano udah dari mana?" "Iya baru pulang dari rumah temen," "Kenapa gak ngajak sih? Aku kan pengen main bola juga," "Aduhh Alexsa, janganlah kamu ikut bersama kakakmu ini. Dia kan bukan bermain dari rumah laki-laki," "Ah tante apa maksudmu?" "Sudahlah, tidak biasanya kamu memakai parpum terus baju serapih ini. Biasakan kamu pakai seragam di keluarkan?" "Ah tante kenapa seteliti itu sih, aku memang udah dari rumah temen iya dia perempuan. Aku hanya ingin bertanggung jawab saja, karena dia tertabrak olehku dan kaki dia terluka lalu aku menebus obat dan mengantarkan untuknya." "Bagus! Kamu sudah tahu apa itu tanggung jawab! Jadilah orang yang berguna dan bertanggung jawab. Jangan terlalu di pikirkan ke mana perginya ayahmu. Yang pasti