Share

12. ada apa

Kedua putriku terlihat kaget dan bingung, mereka menetap kami dengan wajah ketakutan sementara suamiku yang menyadari tentang sikap anaknya itu langsung tersenyum dan menghampiri mereka.

"Kenapa ayah berteriak?"

"Ah, tidak, tadi, ada tikus. Jangan khawatir Sayang, kalian tidurlah," ucap suamiku sambil mengecup kening anaknya.

"Jangan bertengkar ayah," kata Novia dengan sedih, sepertinya ia menyadari percakapan kami.

"Tidak sayang."

"Kami tidak ingin ayah dan bunda bertengkar."

"Tidak kok," jawab Mas Nabil dengan senyum dan pelukan, aku hanya menatap itu dan terdiam sambil melirik adik sepupuku yang menggelengkan kepala sambil memijit di keningnya.

Saat anak-anak kembali ke kamarnya Mas Nabil memberiku isyarat agar kami berdua bisa bicara di kamar saja. Aku mengikuti langkahnya masuk ke kamar kami lalu mengunci pintu.

"Sudah, aku tidak mau banyak bicara lagi."

"Aku juga tidak ingin banyak bicara, hati dan mentalku lelah hingga membuat perasaanku tidak nyaman serta badanku menjadi sakit
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status