Terjerat Gairah Sahabat Kakakku

Terjerat Gairah Sahabat Kakakku

last updateLast Updated : 2025-11-05
By:  AnonaraOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
12views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dikhianati oleh tunangan dan sahabatnya, membuat Jasmine Dominic tidak bisa berpikir jernih. Ia mendekati sahabat kakaknya yang tampan dan mempesona. Jasmine tidak menyadari bahwa Damian Smith bahkan memiliki kemungkinan untuk menyakitinya lebih dalam daripada mantan tunangannya. Satu kalimat yang ia tawarkan pada pria tersebut nyatanya mampu menyeretnya ke dalam bahaya dan gairah yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

View More

Chapter 1

AJARI AKU MEMUASKAN PRIA!

“Lihat, deh! Dia Jasmine Dominic, kan?”

Ketika Jasmine sedang menikmati waktu santainya sendirian di cafe, terdengar sekelompok wanita membicarakannya.

Jasmine tidak peduli. Ia menyeruput kopi sambil membaca berita terkini tentang pencalonan ayahnya sebagai Gubernur kota Venandria.

“Iya, tunangan Erick Cliffton yang diselingkuhin itu. Padahal kita semua tahu, dia cinta mati sama Erick.”

“Cantik, sih. Tapi, sok suci. Makanya, Erick bosen dan selingkuh sama Sekretarisnya sendiri,” timpal yang lain.

“Eh, denger-denger … Sekretaris Erick sahabatnya Jasmine, ya? Namanya Clara. Katanya, Jasmine sendiri yang kenalin Erick ke Clara.”

Dada Jasmine terasa sesak mendengar komentar-komentar negatif tentangnya.

Di lingkaran elite kota Venandria, Erick selalu menyombongkan diri. Erick berkata, Jasmine selalu mengejarnya karena ia berasal dari keluarga Cliffton yang kaya raya.

Erick juga berkata, ia terpaksa menerima pertunangan mereka demi ayahnya. Jadi di mata teman-temannya Erick, Jasmine tidak lebih seperti seekor lalat yang menempel.

Jasmine berdeham, “Hemm ….”

Tidak lama, salah satu wanita histeris hingga menarik perhatian orang-orang.

“Astaga! Cepet buka channel W******p Inggrid Michelle! Inggrid bilang, Jasmine sendiri yang memergoki Erick dan Clara lagi berhubungan intim.”

Lalu, semua orang menoleh ke arah Jasmine yang berwajah masam. Jasmine justru sibuk memasukkan tablet ke tasnya. Lalu, beranjak pergi.

Sial!

Semua yang mereka bicarakan memang benar. Jasmine tidak menampiknya.

Jasmine mengingatnya.

Malam itu, Jasmine menginjakkan kaki di apartemen tunangannya. Ia mendengar suara-suara erotis dari dalam kamar Erick, disusul dengan suara ranjang berderit.

Rupanya, pria sialan itu sedang berhubungan intim dengan Clara!

Jasmine yang biasanya baik hati dan cuek, tidak ingin basa-basi. Ia langsung berteriak menegur keduanya. Kemudian, melemparkan kue ulang tahun yang dibuatnya sendiri dan pergi.

Jasmine sudah melangkah mencapai pintu cafe. Tapi, ia langsung berhenti saat mendengar wanita tadi berteriak lagi.

“Astaga! Cepet buka akun I***agram. Ada klarifikasi di I***a Story Erick.”

Erick? Kali ini, apa lagi?

Kedua alis Jasmine tertaut. Ia buru-buru mengambil tablet dari dalam tas dan membuka akun I*******m Erick.

Erick sialan!

Video dengan durasi beberapa menit itu menampilkan Erick dan Clara yang berada di ruang kerja pria itu. Masih dengan wajah tanpa rasa bersalah sedikit pun, pria itu menjelaskan bahwa prinsip Jasmine yang enggan berinteraksi fisik lebih dari pelukan menjadi pemicu utamanya. Pria itu merasa frustasi karena di saat ia membutuhkan sentuhan Jasmine, gadis itu seringkali menolak.

Klarifikasi Erick justru hanya menyudutkan Jasmine. Dadanya naik turun, menahan emosi yang bergejolak.

Erick yang berulah, kenapa dirinya yang disalahkan?

“Tuh, kan! Aku juga udah menduga, sih. Erick nggak mungkin selingkuh kalo nggak ada sebabnya.”

“Iya. Nggak ada asap, kalo nggak ada api. Lagian, kenapa Jasmine sekolot itu, sih? Masa diajak ciuman aja nggak mau.”

“Sekarang dia sendiri yang rugi. Masih untung Erick nggak batalin rencana pernikahan mereka. Lagian, punya tunangan cantik kalo nggak bisa nyenengin hati buat apa? Iya, nggak?”

Jasmine tidak tahan lagi mendengar komentar mereka. Ia langsung keluar dari cafe.

Sesampainya di rumah, Jasmine cemberut.

Jasmine memasuki ruang tamu. Ia melihat kakaknya—Renan, muncul dari dalam rumah membawa beberapa dokumen di tangannya.

Renan mengamati Jasmine dengan penasaran. Ia bertanya, “Loh, bukannya tadi kamu bilang mau ke studio? Kok malah di rumah?”

Jasmine berdiri di hadapan Renan. Ia menatap Damian—sahabat kakaknya, yang sedang serius menatap laptopnya.

“Ditanya malah bengong. Kenapa kamu?” tanya Renan lagi.

“Lagi badmood,” jawab Jasmine asal.

Alih-alih prihatin, Renan justru terkekeh. “Kali ini kenapa lagi? Bukan tentang Erick, kan?”

Jasmine melotot pada Renan. Kemudian, melirik Damian, berharap pria dingin itu tidak menatap ke arah mereka.

Sungguh, Jasmine sangat malu jika membahas hubungannya dengan Erick. Harga dirinya sudah dihancurkan oleh tunangan dan sahabatnya sendiri. Dan kini, semua orang membicarakannya.

Jasmine menghela napas. “Iya. Parahnya lagi, mereka menormalisasikan perselingkuhan Erick. Apalagi aku selalu nolak dicium Erick. Memangnya pria dewasa selalu mikirin hal-hal mesum gitu, ya?”

“Ehmm … gimana, ya?”

Renan mencoba mencari jawaban yang tepat untuk adiknya. Namun detik berikutnya, Renan justru menoleh pada sahabatnya.

“Coba kamu tanya ke Damian aja. Dia punya banyak pacar. Kayaknya dia lebih tahu daripada Mas. Iya nggak, Bro?”

Damian yang merasa namanya disebut, langsung menoleh. Ia menatap kakak-adik tersebut.

“Kenapa, Ren?” tanyanya.

Jasmine spontan menjawab, “Nggak ada apa-apa, Mas!”

Jasmine tersenyum manis. Ia menatap kakaknya tajam sembari berbisik, “Awas, ya! Jangan ngomong apa-apa sama Mas Damian! Aku malu!”

Sebenarnya Renan ingin tertawa lagi. Namun melihat wajah adiknya yang tampak frustasi, ia menahannya.

“Ya udah. Istirahat sana. Kalo butuh apa-apa, bilang sama Mas.”

Jasmine mengangguk. Lalu, melangkah pergi menuju kamarnya.

Di dalam kamar yang didominasi warna biru muda, Jasmine meletakkan tasnya di tempat tidur. Lalu, melepaskan cardigan rajut dan hanya menyisakan dress bertali kecil di tubuhnya.

Jasmine menghela napas panjang. “Huh!”

Jasmine merebahkan dirinya di tempat tidur. Ia menatap langit-langit kamarnya. Jemari Jasmine tiba-tiba meraba bibirnya sendiri sambil memikirkan hal-hal aneh.

“Gimana rasanya ciuman, ya? Kok orang-orang suka banget sampai ketagihan?”

Benak Jasmine kembali mengingat adegan panas Erick dan Clara. Erick meraba-raba tubuh telanjang Clara dengan bergairah.

Tiba-tiba terbesit ide gila di otaknya. “Aku pingin tau rasanya ciuman. Tapi sama siapa?”

Wajah Jasmine mendadak cerah. Ia segera beranjak dari tempat tidur. Setelah menguncir asal rambutnya, ia langsung keluar kamar.

Jasmine melangkahkan kaki perlahan menuju ruang tamu. Ia sangat berharap kakaknya tidak ada di rumah.

Benar saja!

Hanya ada Damian seorang di ruang tamu. Jasmine tersenyum sumringah. Meskipun sempat merasa gugup, Jasmine segera mengatasinya.

Jasmine duduk di sebelah Damian. “Mas Renan ke mana?”

“Pergi ke bar. Ada berkas yang ketinggalan.”

Damian menjawab tanpa menoleh ke arah Jasmine. Ia tetap fokus pada layar laptop.

Jasmine bersorak dalam hati. Ia memberanikan diri berinteraksi lebih intens dengan Damian. Sekarang, jarak mereka begitu dekat.

Jasmine menarik-narik lengan kemeja Damian. “Mas Damian?”

Damian menoleh. “Kamu—”

Damian terkejut saat melihat penampilan Jasmine yang seksi. Gadis yang biasanya tampil dengan cardigan atau kaos oversize itu kini hanya memakai dress selutut dengan tali tipis yang membentuk lekuk tubuhnya. Memperlihatkan area bahu dan dadanya yang cukup terbuka. Kulitnya tampak semakin cerah dengan semburat hangat di bawah cahaya lampu ruangan.

Damian cepat-cepat mengontrol ekspresinya. “Kenapa?”

Jasmine mengulas senyum ramah. Ia hanya berpura-pura tenang, padahal degup jantungnya sudah semakin tidak karuan. Gugup dan panik bercampur jadi satu. Apalagi jarak wajah Damian begitu dekat dengan dirinya.

“Hmmh… Bisa tolong bantu ajarin aku sesuatu, nggak? Please….”

Meski bingung, Damian tetap mengangguk. “Boleh. Apa itu? Bisnis? Bahasa asing? Ngomong aja.”

Jasmine menelan ludah dengan susah payah. Ia meremas kedua sisi dressnya. Hawa di sekitarnya terasa semakin mencekam.

“Ajari apa, Jasmine?” tanya Damian, terdengar rendah tetapi menuntut penjelasan langsung dari Jasmine.

Jasmine menarik napas dalam, lalu berkata dengan mantap, “Ajari aku cara menyenangkan hati pria dewasa, Mas.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status