Bagaimana bisa secara diam-diam kau menikahi istri mendiang sepupumu yang dulu akrab dan kukenal dekat. Sofia, ya, dia memang sangat cantik dan mempesona meski dia telah menjanda, Tapi yang aku herankan mengapa begitu cepat ia memilih menikah setelah ditinggalkan suaminya dan Kenapa juga keputusan untuk kebersamaan dia dan suamiku tidak diberitakan kepadaku. Apa permainan ini?
View MoreDi antara dua (Istri)
Part 1Wanita itu sangat cantik, tarha sutra yang menutupi kepala dan sebagian pipinya yang ranum merona menambah pesonanya. Pantas, suamiku tak mampu menahan diri hingga rela mengambil keputusan tanpa bertanya dulu padaku. Iya, mereka menikah!*"Jadi ini dia istrimu Mas?" tanyaku lirih.Bibirku tercekat di hadapan wanita yang duduk di samping Mas Nabil, wanita itu tertunduk malu dan tak berani membalas tatapan mataku, sementara suamiku menggenggam tangannya untuk menguatkannya.Tak terasa air mata ini meleleh begitu saja, deskripsi rasa sakit yang ada di hatiku seperti ditikam ribuan pisau, disayat dan dicabik dengan keji. Aku terkesima dengan kelakuan suamiku diam diam di belakangku.Ya, diam diam ia menikahi sepupunya, wanita yang baru saja ditinggal empat bulan meninggal oleh suaminya. Sepupunya yang namanya Sofia itu, teganya wanita itu dengan tanpa rasa malu merebut suamiku. Dulu aku akrab dengannya, lebaran kami selalu bertemu di rumah mertua, tapi sekarang, dia menggenggam tangan suamiku dengan ikrar dia miliknya. Allahu Akbar, sesak dan sakit sekali jantung ini, rasanya ingin bunuh diri di detik ini juga saking kaget dan putus asanya diriku dengan takdir yang begitu mengejutkan.Sakit hati ini, terlebih untuk pertama kalinya lelaki yang sangat kucintai menggenggam tangan wanita lain di depan mata ini."Aku memilih untuk mendengarkan kata-kata keluarga kita demi melindungi kehormatan dan harga diri Sofia, juga melindungi anaknya. Kumohon, jangan merasa cemburu atau sakit hati Iklima."Haiiii!!! Dia bilang aku tidak boleh cemburu atau sakit hati. Sontak air mataku berhenti mengalir, berganti seakan hujan yang langsung dibalas terik yang panas mendengar ucapannya yang begitu tidak berperasaan.Apa? Tak boleh cemburu? bukankah kecemburuan adalah bagian dari cinta, kalau tidak punya rasa cemburu artinya tidak cinta! dan kalau sudah tidak cinta untuk apa lagi bersama!Lalu apakah kebersamaan kami selama ini tidak ada artinya? Sepuluh tahun merajut mahligai rumah tangga, mengarungi bahtera yang kadang lebih banyak badai daripada tenangnya, aku berhasil sejauh ini, aku berhasil dengan perjuanganku mendampinginya. Setelah punya rumah bagus, anak anak sehat dan tabungan cukup, ia malah cari bidadari baru. Allahu, Tuhan, mana deskripsi setia dalam janji yang dia ucapkan di hadapan ibu dan bapakku dulu?!"Kenapa diam saja, katakan sesuatu Iklima!"Hah, dia mendesakku untuk menjawab, seakan aku yang sedang jadi pesakitan di hadapan pengantin baru itu. Menjijikkan, mencengangkan, menyakitkan dan hah! suamiku berubah jadi lelaki yang tak kukenali! Ya, kupikir aku sudah tahu seluk beluk hati dan perasaannya tapi ternyata apa kata pepatah benar, dalamnya laut bisa diukur tapi dalamnya hati tidak ada yang tahu.Hahahaha.Aku langsung tertawa di hadapan mereka, aku tertawa menertawai kebodohan dan kepolosan hatiku, menertawai betapa aku begitu percaya kepada dan semua perkataan tentang begitu cinta dan sayangnya dia pada kami. Allahu Akbar, hanya takbir yang terus aku kumandangkan di dalam hati karena aku tidak punya penguat saat ini, tidak ada seorangpun yang berdiri di sampingku atau duduk menggenggam tanganku untuk menyaksikan betapa mesra suamiku dan Safia berpegangan tangan untuk saling membela diri.Air mataku mengalir lagi selagi aku tertawa kedua pasangan itu mengerjitkan alis dan menatapku dengan heran seakan mereka menatap orang gila. Tatapan seperti itu membuatku kehilangan harga diri dan merasa dihinakan, kedua pasangan itu seakan menginjak kepalaku ke dalam kubangan lumpur dan tinja. Ya mungkin aku gila, separuh akal dan kesadaranku hilang bersama kenyataan Di mana orang yang kucintai malah mencintai orang lain dan memilih untuk merusak kesetiaannya, memecahkan semua janji-janjinya untuk menikahi wanita cantik yang lebih cantik dari istrinya. Ya, hanya karena wanita itu lebih cantik, berjilbab dan konon Sholehah.Setidaknya, ia malu, Sofia adalah istri sepupunya, tidak adakah lelaki lain selain suamiku yang bisa menikahi janda itu. Lalu apa arti diriku sebagai seorang istri? kenapa harus aku yang berkorban? Kenapa di antara banyaknya lelaki di dalam keluarga kami Kenapa harus suamiku."Kenapa aku Mas? Kenapa aku yang harus mengorbankan suamiku untuk wanita yang ada di sampingmu. Kenapa kalian tidak bisa mencarikan lelaki lajang untuk menikahinya Kenapa harus menyakiti istri sendiri demi menyelamatkan mantan istri orang lain?!""Iklima, sadarilah perkataanmu! Sofia adalah ibu dari keponakanku. Tidak teganya aku menyaksikan keponakanku mendongak kepada ayah tirinya dengan penuh harapan sementara kita tidak pernah tahu sifat seseorang!""Lalu, apa kau yakin akan jadi suami yang adil antara aku dan Sofia! Bisakah kamu membagi kasih sayangmu untuk satu anak wanita itu dan dua anak kita. Lalu bagaimana juga dengan masalah ekonomi, Apa kau punya cukup uang untuk membahagiakan kami semua!""Aku mohon jangan mengukur segala sesuatu dengan uang, Iklima. Dengan niat yang baik dan usaha yang tepat, aku pasti bisa mencukupi dan bersikap adil."Oke. Taruhlah Ia memang bisa bersikap adil dan membagi uangnya dengan baik tapi bagaimana dengan hati dan perasaanku terlebih aku tidak bisa membayangkan sakitnya anak-anakku mengetahui kalau sekarang mereka punya ibu dan saudara tiri. Hati mereka akan sesak, Novia dan Arumi akan shock mengetahui kenyataan bahwa kini ayah mereka bukan milik mereka sendiri."Mbak maafkan saya....""Diam kau, aku tak sedang bicara padamu!" ujarku dengan geram, mendengar suaranya yang dihalus-haluskan, dimerdu mendayukan untuk meluluhkan seseorang, itu tak mempan, Andai membunuh tidak berdosa, aku ingin mencabik dan merobek dirinya karena sudah lancang menerima lamaran suamiku."Iklima, jangan begitu ...." Mas Nabil berusaha meredakan emosiku tapi aku sudah terlanjur sakit hati.Prang!Aku langsung memecahkan asbak di hadapan mereka, istri baru suamiku terlonjak kaget dan langsung berdiri, mas Nabil melindungi dia dari pecahan kaca dengan cara memeluknya. Aku makin cemburu, hatiku terbakar, panas, seperti timah yang dilelehkan. Perlakuan dan cara mereka menjadikan keadaan seolah-olah mereka bersama karena aku yang bersalah, seolah-olah pernikahan Suamiku adalah bentuk ketidakpuasannya kepada pelayananku. Seolah Aku wanita penuh kekurangan yang harus digantikan oleh wanita baru, sesak dan membuncah emosi ini hingga aku menangis histeris."Jadi, aku yang salah, aku yang bersalah dalam hal ini? Aku yang kurang hingga kau tak tahan untuk menikahinya!""Sudah kubilang ini untuk menyelamatkan dia!" Suamiku mengguncangku."Memangnya kalau tidak menikah wanita itu akan mati sekarang juga! Kenapa tidak sabar sekali dia menunggu sampai 6 bulan lamanya, sampai ia benar-benar menemukan jodoh baru, kenapa harus suamiku!" Mas nabil berusaha mengendalikan diriku yang meronta sambil memukuli dadanya, aku histeris tapi suaraku serak, tenggorokanku sakit dan aku sudah tidak sanggup lagi, aku lemas dan tersungkur ke lantai, Mas Nabil berusaha menahan tubuhku agar aku tidak terjatuh dan terbentur kepalaku, tapikenyataan barusan benar-benar memukul mental dan perasaanku.Kupikir kabar perkawinan yang dibawa oleh tetanggaku hanya sebuah isapan jempol, tapi malam ini, ia pulang membawa kenyataan itu. Dia pulang memperlihatkan padaku pengantin barunya, istri yang di tangannya kini terlukis gambar henna yang cantik. Allah, sakit, cemburu, terbakar, semuanya menjadi satu.Dan puncak rasa terkejut itu tiba-tiba membuat kepalaku pusing, mataku berkunang-kunang dan tiba-tiba semuanya gelap!Aku sadar bahwa jika kamu ini terus berkepanjangan maka sebentar lagi aku akan berada di ambang perceraian dengan mas Nabil. Jika aku bercerai dengannya maka sekali lagi semua usahaku untuk punya suami akan sia-sia aku terpaksa harus menjanda untuk kedua kalinya.Satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan keluarga ini adalah berdamai dengan iklim serta mendukung pernikahannya dengan Hendra. Meski aku sakit hati dan ingin sekali balas dendam tapi aku tidak punya cara untuk melakukannya wanita itu terlampau cerdik ditambah Hendra ada di latar belakang untuk melindunginya. Sekali saja aku menginjakkan kaki ke butik iklima, maka kami semua akan berada di penjara.Ya, setegas itu Hendra memperlakukan orang. Juga ia yang kehilangan cinta pada Cici dan kini tergila-gila pada iklima pasti akan melakukan apapun untuk melindungi kekasih hatinya itu.Aku benar-benar berada di jalan buntu, aku terkena karma dan menjadi sangat pusing dengan begitu banyaknya masalah yang mendera. F
Selama berhari-hari aku berusaha mengambil hatinya dan membuat dia percaya serta yakin kalau aku memang beritikad baik untuk mengurus keluarganya dan berbaikan dengan ibu anak-anaknya.Tapi seminggu kemudian aku sudah tidak tahan lagi, kuputuskan untuk meminta bantuan keluargaku agar mereka mencarikan seorang asisten dan pengasuh untuk ibu mertua yang lumpuh serta membantunya membersihkan rumah. Aku mempekerjakan mereka dan membayar mereka dengan mahal, aku berjanji juga akan memberi bonus kalau mereka bisa bertahan.Kupikir semuanya akan beres, tapi dugaanku salah, ternyata nabil tidak menerima itu sebagai niat yang tulus, dia malah menganggapku menghindari tugas serta jijik dengan keluarganya."Apa kau mendatangkan pembantu rumah ibuku?" Dia bertanya padaku saat ia baru kembali ke rumah di malam hari, untuk apa yang dia lakukan dari pagi di luar sana sampai pulang kantor pun harus malam hari. Aku kesulitan menanyainya karena setiap kali bertanya dia pasti akan mengamuk. Ia bukanlah
POV Sofia Setelah seharian berjuang jadi babu, menangis frustadi karena harus pegang sapu dan alat lap, aku membersihkan semua kotoran dan debu-debu, membersihkan kotoran dan najis serta memandikan ibu mertua yang bertubuhnya nyaris membuat punggungku patah.Tanganku lecet karena terkena cairan pencuci piring, kulitnya melepuh dan perih, kuku yang kurawat dengan mahal juga patah. Ya ampun, aku menangis memperhatikan diriku yang menyedihkan. Setelah semua pekerjaan selesai dan aku berhasil memberi makan kedua tua renta itu dengan makanan pesanan, aku memilih untuk pulang. Sebelum meninggalkan tempat itu aku menelepon ayah mertua dan memintanya pulang untuk menemani ibu mertua. Aku bilang aku ada acara jadi tidak bisa menjaganya sampai pagi. Untungnya ayah mertua mau."Ah lagi pula kenapa sih sudah tua bangka begitu masih menikah? Kenapa tidak fokus aja mengurus rumah dan cucu! Dasar centil." Aku menggerutu sendiri sampai hampir melempar sepatu yang aku kenakan."Sofia...." Aku hen
"Maksudku baik Mas ... Aku ingin punya waktu untuk diri sendiri , kamu dan merawat tubuhku, Aku ingin tetap terlihat cantik di hadapanmu dan santai dengan waktuku. Bisakah kau bayar orang lain saja?""Astaghfirullah teganya kau Sofia. Itu ibuku sofia, dia merendahkan iklima demi membelamu, dia melakukan apapun yang kau inginkan serta selalu berada di pihakmu. Teganya kau. Setelah dia dalam keadaan sakit dan tak berdaya, kau memintaku untuk membayar perawat, sementara kau akan menghabiskan waktu untuk merawat kukumu?""Aku tidak ahli mengurus orang tua, Sayang""Tapi tetap saja, setidaknya kau menghargai mereka sebagai orang tuaku."Ah, gawat, Kalau kami berdebat dia pasti akan membandingkanku dengan istrinya pertamanya."Maaf, sayang, aku benar-benar bingung, lagi pula ini semua bukan salahku. Ini salahnya Iklima, dia yang sudah membuat bencana dan menimbulkan banyak masalah. Dia yang sudah menjodohkan Ayah dengan teman sekolahnya, hingga ibu syok dan sakit, harusnya dialah yang harus
Biar kuceritakan kenapa aku sampai akhirnya pergi minta maaf dan bersikap baik kepada iklima. Biar ku beritahu yang sebenarnya.*Aku telah resah sejak awal, kupikir pernikahan kami akan berlangsung lancar dan bisa diterima oleh semua orang tapi ternyata itu tidak semudah yang kupikirkan. Iklima, dia membalas dendam dengan seburuk-buruknya pembalasan. Dia membuat adikku bercerai, menimbulkan keraguan dalam diri suamiku serta kerenggangan hubungan kami, lalu memisahkan ayah dan ibu mertua. Bola panas ini harus segera dihentikan sebelum menghancurkan segalanya.Aku tahu dan dari lubuk hatiku terdalam aku menyadari kesalahanku, aku tahu aku sangat keliru telah menyetujui perjodogan dari ibu mertua yang meminta aku untuk menikahi Nabil.Saat itu pikiranku sedang tidak jernih, aku terlalu sedih dengan kematian Mas Faisal. Kupikir aku tidak bisa menjalani semua ini sendirian, hidup menjanda dan menjadi stigma buruk di antara masyarakat. Aku tidak suka direndahkan, hanya karena tidak puny
Seminggu kemudian.Setelah peristiwa yang terjadi di rumah mantan mertua kujalani hari-hariku seperti biasa, berusaha bersikap dan berpikir normal sambil berusaha menutupi luka-luka dan lubang di hatiku. Ruang hampa dan rasa kehilangan, tetap ada mengingat aku pernah begitu mencintai Mas Nabil. Tapi, aku sudah berdamai dengan kenyataan, sudah ikhlas bahwa inilah kehendak tuhan.Memang tidak mudah melupakan orang yang pernah mengukir namanya di hati, terlebih Aku punya dua orang putri, yang setiap kali menatap mereka, aku pasti akan teringat pada ayahnya. Aku teringat setiap detail peristiwa pahit dan manis dalam hidupku begitu memandang Arumi dan Novia. Tapi, mereka juga motivasi agar aku tetap bertahan dan menjadi kuat, aku punya motivasi untuk sukses dan tetap bekerja keras demi mereka. Aku bertekad untuk memperbaiki hidupku dan menemukan orang yang tepat di suatu hari nanti, insya Allah, aaamiin.*Suasana rumah kami jauh lebih tenang sekarang, karena orang-orang yang sering mente
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments