Malam itu, setelah berminggu-minggu menjalani latihan dan mempelajari ilmu-ilmu baru dari Ustadz Abdullah, Aaron dan ILHAM merasakan bahwa insting mereka semakin tajam. Setiap latihan yang mereka lakukan membuat mereka lebih peka terhadap energi di sekitar mereka. Aaron mulai bisa merasakan keberadaan entitas jahat dari jarak jauh, sementara ILHAM, yang dulu sering ketakutan, kini mulai bisa mengendalikan rasa takutnya dan mengubahnya menjadi kekuatan.
Namun, meskipun mereka terus berlatih dan memperkuat diri, ada perasaan yang mengganjal di hati Aaron. Perasaan bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi, dan itu berhubungan dengan gadis yang mereka tolong beberapa waktu lalu.
Malam itu, setelah melaksanakan dzikir dan doa bersama ILHAM, Aaron merasa sangat lelah. Dia memutuskan untuk tidur lebih awal. Namun, dalam tidurnya, dia mulai bermimpi. Mimpi itu terasa sangat nyata, seolah-olah dia benar-benar mengalami setiap kejadian yang terlihat.
Dalam mimpinya, Aaron melihat gadis yang mereka tolong dulu. Gadis itu tampak semakin lemah, wajahnya pucat dan matanya tampak kosong. Di sekelilingnya, bayangan hitam melayang-layang, mengeluarkan suara-suara mengerikan yang terus mengganggunya. Gadis itu berusaha untuk melawan, tetapi tubuhnya terlalu lemah.
Aaron bisa merasakan ketakutan dan penderitaan yang dialami gadis itu. Lalu, tiba-tiba, dia melihat sosok ayah gadis itu duduk di samping ranjangnya, menangis tanpa henti. Di belakangnya, ada sosok wanita yang dikenal Aaron sebagai ibu gadis itu, tetapi anehnya wanita itu tampak diam dan tak bergerak. Aaron merasakan sesuatu yang aneh, hingga tiba-tiba dia melihat tubuh wanita itu berubah menjadi bayangan hitam yang kemudian lenyap ke dalam kegelapan.
Dalam sekejap, Aaron diberi penglihatan tentang semua kejadian yang menimpa keluarga itu. Dia melihat bagaimana ibu gadis itu menjadi semakin sakit setelah kejadian kerasukan pertama, dan akhirnya meninggal dunia hanya beberapa hari yang lalu. Setelah itu, teror yang dialami gadis itu semakin parah. Setiap malam, bayangan-bayangan hitam muncul, menyiksa jiwa dan tubuhnya, membuatnya semakin lemah dari hari ke hari.
Aaron juga melihat sekelompok orang yang tidak dikenal mengelilingi rumah itu. Mereka tampak seperti melakukan ritual, dengan seorang dukun di tengahnya, mengucapkan mantra-mantra yang memanggil kekuatan jahat untuk menguasai gadis tersebut. Wajah dukun itu tampak kabur, tetapi Aaron bisa merasakan bahwa sosok ini adalah dalang di balik semua penderitaan yang dialami keluarga gadis itu.
Dalam mimpinya, Aaron mencoba berteriak, memperingatkan ayah gadis itu tentang bahaya yang mengintai, namun suaranya tidak keluar. Dia hanya bisa melihat bagaimana keluarga itu semakin terpuruk di bawah tekanan kekuatan gelap yang dikendalikan oleh dukun tersebut.
Tiba-tiba, bayangan di sekelilingnya menghilang, dan Aaron menemukan dirinya berdiri di tengah ruangan gelap. Di depan matanya, gadis itu muncul kembali, kali ini dengan wajah yang lebih jelas. Dia menatap Aaron dengan mata yang penuh harap, seolah meminta bantuan.
"Selamatkan aku..." gadis itu berbisik lemah, sebelum tubuhnya menghilang menjadi kabut.
Aaron terbangun dengan napas tersengal. Keringat dingin membasahi tubuhnya, dan jantungnya berdetak kencang. Mimpi itu terasa terlalu nyata, seolah dia benar-benar berada di sana dan merasakan setiap penderitaan gadis itu. Dia segera bangkit dari tempat tidurnya, mencoba menenangkan pikirannya.
Sementara itu, di ruangan lain, Ustadz Abdullah duduk sendirian dalam doa. Tanpa sepengetahuan Aaron, sang Ustadz juga mendapatkan penglihatan serupa. Dia melihat teror yang menimpa keluarga gadis itu dan menyadari bahwa waktu semakin mendesak. Sesuatu yang jauh lebih kuat dan berbahaya sedang bekerja, dan jika tidak segera ditangani, bisa saja menimbulkan lebih banyak korban.
Ketika pagi tiba, Aaron dan ILHAM bergegas menemui Ustadz Abdullah. Aaron merasa ada yang harus disampaikan kepada gurunya tentang mimpi yang dia alami.
"Ustadz, saya bermimpi tentang gadis itu... Keadaan dia semakin parah. Ibu gadis itu sudah meninggal, dan dia terus-menerus disiksa oleh bayangan hitam," kata Aaron dengan nada serius.
Ustadz Abdullah mengangguk pelan, menunjukkan bahwa dia memahami apa yang Aaron bicarakan. "Aku juga melihatnya, Aaron. Ini lebih buruk dari yang kita bayangkan. Dukun sakti yang kita hadapi tidak hanya kuat, tetapi juga sangat licik. Dia menggunakan pesugihan untuk memanipulasi energi jahat dan menghancurkan keluarga gadis itu. Kalian harus segera menyelesaikan masalah ini."
ILHAM, yang biasanya lebih tenang di hadapan gurunya, kali ini tampak cemas. "Tapi Ustadz, bagaimana kita bisa melawan kekuatan sebesar itu? Apa yang harus kita lakukan?"
Ustadz Abdullah menatap ILHAM dengan pandangan penuh kebijaksanaan. "Kalian harus kembali ke rumah gadis itu. Dan kali ini, jangan hanya berusaha mengusir entitas jahat tersebut. Gunakan kesempatan ini untuk mencari tahu siapa dukun yang menjalankan pesugihan ini dan siapa pesaing bisnis ayahnya. Dengan mengetahui identitas mereka, kita bisa menghentikan ini dari akarnya."
Aaron mengangguk, menyadari pentingnya tugas yang diberikan kepada mereka. "Bagaimana caranya, Ustadz? Bagaimana kami bisa mendapatkan informasi itu dari sosok yang merasuk gadis itu?"
Ustadz Abdullah menjelaskan dengan tenang, "Ketika kalian berhadapan dengan entitas tersebut, pancing dia untuk berbicara. Kekuatan jahat sering kali sombong, dan mereka suka memamerkan apa yang mereka ketahui. Dengan teknik yang benar, kalian bisa membuatnya membuka rahasia tentang siapa yang mengendalikannya. Kalian harus berhati-hati, karena ini bukan tugas yang mudah. Tapi aku yakin, dengan doa dan keberanian, kalian bisa melakukannya."
ILHAM menatap Aaron dengan mata penuh keyakinan. Meskipun dia masih merasakan ketakutan dalam hatinya, dia tahu bahwa tugas ini harus diselesaikan, demi keselamatan gadis itu dan keluarganya.
Aaron dan ILHAM mempersiapkan diri mereka dengan hati-hati. Mereka melengkapi diri dengan dzikir dan doa yang lebih kuat, serta ilmu-ilmu baru yang telah mereka pelajari selama beberapa minggu terakhir. Keberanian ILHAM kini semakin kokoh, dan dia bertekad untuk tidak lagi menjadi beban bagi kakaknya.
Malam itu, sebelum mereka berangkat menuju rumah gadis itu, Ustadz Abdullah memberikan mereka tasbih yang telah didoakan. "Gunakan ini saat kalian merasa kekuatan kalian mulai melemah. Ini akan memberikan kalian kekuatan tambahan untuk menghadapi apa pun yang kalian temui."
Aaron dan ILHAM mengambil tasbih itu dengan penuh rasa syukur. Mereka tahu bahwa tugas ini tidak hanya berbahaya, tetapi juga menentukan. Mereka harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami gadis dan keluarganya.
Dengan tekad yang bulat, mereka berangkat menuju rumah gadis itu. Dalam perjalanan, mereka merasakan kehadiran sesuatu yang gelap, namun mereka tidak gentar. Kali ini, mereka siap menghadapi apa pun yang menunggu mereka di sana. Dan dengan bantuan dari penglihatan yang Aaron dapatkan, mereka akan menemukan jawaban yang mereka cari, mengakhiri teror yang telah terlalu lama menyiksa gadis itu dan keluarganya.
**BAB 11 — “Badai Tulang di Atas Dunia”****Part 1: “Memimpin Sekutu”****Ringkasan:**Aaron dan Ilham mempersiapkan pasukan untuk menghadapi Roh Jagat Ketiga. Tapi sekutu mereka bukan manusia biasa—mereka adalah **roh aneh, makhluk tertolak, dan entitas yang tidak dipercaya oleh kedua dunia.** Dan di tengah kekacauan ini… Aaron mulai bicara seperti ayah mereka.> *Pasukan yang menang bukan yang besar. Tapi yang rela mati tanpa diberi tempat di makam sejarah.*Matahari hanya muncul separuh di langit, seolah enggan ikut campur.Di lereng Gunung Liang-Liang, tenda-tenda roh berdiri dengan bahan yang bukan dari dunia:kulit roh air, tulang bambu mimpi, dan benang yang tak bisa disentuh manusia biasa.Di tengah perkemahan itu, Aaron berdiri di atas batu tinggi.Tubuhnya dibalut pelindung roh hasil gabungan antara cakar T-Rex dan kain mantra tua milik Lelana.Di bawah, berkumpul seku
📖 **BAB 10 — “Kematian Sang Kucing, Lahirnya Api”****Part 1: “Kedatangan di Desa Roh Terakhir”****Ringkasan:**Aaron dan Ilham melakukan perjalanan ke Desa Roh Terakhir—tempat yang pernah menjadi pemukiman roh tinggi, kini hanya berisi reruntuhan dan arwah bisu. Tempat ini menyimpan **kepingan terakhir dari masa kecil mereka yang hilang**, tapi juga menyembunyikan sesuatu yang lapar… dan sudah menunggu.> *Ada tempat yang bukan ditinggalkan karena kematian… tapi karena kehidupan berhenti bekerja di dalamnya.*Kabut hujan turun pelan.Tanah keras dan kasar, setiap langkah terasa seperti menginjak tulang.Di kejauhan berdiri **Desa Roh Terakhir**, bukan desa… tapi **fragmen**—Rumah-rumah runtuh, menara tak beratap, dan altar-altar batu yang masih berdetak pelan seperti jantung yang pura-pura sudah mati.Aaron menatapnya dari atas bukit.
📖 **BAB 9 — “Sumpah dalam Nyanyian Purnama”****Part 1: “Persiapan Ritual Seruan Leluhur”****Ringkasan:**Ilham mempersiapkan ritual untuk memanggil roh ibunya pada malam purnama di Bukit Tengkorak—tempat di mana arwah yang belum selesai urusannya berkumpul. Tapi ritual ini bukan hanya tentang pemanggilan… melainkan tentang **konsekuensi membuka luka yang seharusnya tetap terkubur.**> *Memanggil roh bukan soal kemampuan. Tapi soal keberanian menanggung jawaban yang tidak sesuai dengan harapan.*Bukit Tengkorak berdiri di antara dua aliran sungai tua. Di sekelilingnya tumbuh **pohon-pohon keriput**, kulitnya seperti kulit manusia yang menolak mati.Dulu tempat ini adalah kuburan perang, kemudian dibiarkan tumbuh sendiri.Sekarang… **roh-roh yang tak sempat disemayamkan memilih diam di sana.**Dan Ilham… **memilih mengganggu mereka.**&nbs
📖 **BAB 8 — “Lelana, Ular Berbisik”****Part 1: “Misi Baru ke Jurang Berkabut”****Ringkasan:**Aaron dan Ilham diberi misi baru oleh roh netral: masuk ke Jurang Berkabut—tempat roh tidur bermukim dan **penyihir tua bernama Lelana** tinggal. Tapi tidak ada kepastian apakah Lelana masih hidup… atau sudah menjadi sesuatu yang lebih tua dari hidup.> *Ada tempat yang tidak diisi oleh roh mati, tapi oleh pikiran yang tidak pernah berhenti bermimpi.*Kabut menyelimuti jalur sempit menuju **Jurang Berkabut**, tempat yang tidak ditandai di peta roh mana pun.Burung tidak terbang ke sana.Roh tidak pulang dari sana.Dan manusia… **tidak pernah benar-benar diizinkan masuk.**Aaron berdiri di depan jurang.Ilham menggulung lengan baju.Kucing hitam berdiri di bahu Ilham, mengendus pelan.> “Baunya?” tanya Aaron.> &ldquo
📖 **BAB 7 — “T-Rex Makassar Menggigit Langit”****Part 1: “Serangan Kultivator Tinggi”****Ringkasan:**Aaron mulai menjadi ancaman serius. Beberapa kultivator tingkat tinggi dari faksi lama melihatnya sebagai anomali yang harus dihentikan. Mereka mengirim utusan untuk menantangnya secara langsung—bukan untuk menguji, tapi untuk mengeliminasi.> *Dunia kultivasi tidak takut pada kekuatan. Dunia kultivasi takut pada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan teori mereka.*Di puncak **Gunung Gowa**, tiga tetua kultivator dari Faksi Tian-Bara berdiri menghadap jurang.Di tangan mereka ada satu gulungan tipis, berisi nama.Di gulungan itu tertulis:> “Aaron — darah tidak sah, roh buatan, entitas berbahaya.”> “Dia tidak tunduk pada sistem kultivasi mana pun,” gumam Tetua Xun.> “Dia tidak punya garis roh. Tapi rohn
## 📖 **BAB 6 — “Ayam Jantan dari Timur Melawan Ratu Semut”**### 🔹 **Part 1: “Misi ke Sarang Semut”****Ringkasan:**Ilham dan Aaron menerima misi bersama pertama mereka—menyusup ke dalam sarang Ratu Semut, makhluk roh tanah yang menyebabkan gangguan di garis batas roh-manusia. Tapi tidak seperti misi biasa, kali ini... **salah satu dari mereka jadi target.**> *Roh tidak membenci manusia. Mereka hanya takut dilupakan. Tapi Ratu Semut… tidak butuh alasan seperti itu. Ia membenci semua yang punya nama.*Pagi hari, embun di kaki Leuweung Pati belum hilang saat **kucing hitam mengumumkan tujuan baru**.> “Ada roh tua yang sedang bertelur. Bukan simbolis. Beneran bertelur.”> “Kayak ayam?” tanya Ilham.> “Kayak kiamat,” jawab kucing.Aaron duduk di atas batu sambil mengasah kukunya—yang kini mulai menghita