Setelah mendengar ucapan Osman, seluruh tubuh Edwin seketika mendingin. “Maaf, Pak Osman, saya tidak tahu Nicholas adalah kerabat Anda. Saya akan segera menangani masalah ini!”“Edwin, apa kamu sadar apa yang sedang kamu katakan? Kalau kerabatku melakukan kesalahan seperti itu, mungkinkah aku akan membelanya? Apa kamu tahu siapa yang kamu singgung?” Osman sungguh emosi saat ini, dia lanjut berteriak, “Bukankah kampus kalian sedang mengajukan ekspansi? Dia bahkan sudah membantu kalian untuk mendirikan perpustakaan dan lapangan olahraga, tapi kamu malah mengeluarkannya dari kampus?”Raut wajah Edwin memucat. “Bagaimana … bagaimana mungkin? Bukankah donasi ekspansi kampus berasal dari Grup Lagio?”“Sekarang, aku tidak ingin bicara omong kosong lagi. Cepat tangani masalah ini! Jangan sampai kamu memecat mahasiswa itu, dan jangan sentuh mahasiswa itu sedikit pun! Aku akan segera ke sana. Biarkan aku mengatasi masalah ini sendiri!” Selesai Osman menjerit, dia langsung memutuskan panggilan.
“Dari mana asal wanita gila ini?” Amarah Willy membara. Baru saja dia menjerit, tiba-tiba segerombolan orang berjalan ke dalam pos satpam.Puluhan polisi berseragam rapi dengan senjata di tangan sudah berbaris dengan rapi. Pistol hitam di tangan mereka terlihat sungguh mengerikan.Sama halnya dengan Willy, dia merasa kaget hingga raut wajahnya berubah drastis. Apa yang sudah terjadi?Tak hanya Willy saja, Louis dan Monica yang berada di samping juga merasa kaget. Saking kagetnya, mereka pun tidak berani berkata apa-apa.Seseorang tiba-tiba berjalan ke dalam pos satpam, dan raut wajahnya terlihat sangat muram. Edwin langsung berbicara dengan ekspresi tidak berdaya, “Pak Osman, saya benar-benar kehabisan akal untuk menangani masalah ini. Aku sudah membujuk Willy, tapi dia tidak mau mendengar!”“Pak Osman … kenapa Anda datang ke sini?” Willy akhirnya merespons dan berjalan mendekat.“Willy, apa yang sedang kamu lakukan? Hah?!” Osman langsung meluapkan amarahnya. “Apa yang sudah terjadi? S
“Aku … aku tidak melihatnya!” Monica langsung menangis dengan kuat, air mata tak berhenti bercucuran.“Tidak melihatnya? Kalau kamu tidak melihatnya, kenapa kamu malah melapor Tuan Nicholas?” Yasmine membalikkan tubuhnya, lalu bertanya dengan nada sinis, “Perbuatanmu ini sama saja dengan memfitnah! Aku bisa menuntutmu! Kamu harus minta maaf di depan umum!”“Aku … semua ini kata George. George yang mengatakannya padaku, semua itu kata teman seasrama Nicholas yang bernama George!” ucap Monica dengan tergesa-gesa, lalu menoleh ke sisi Willy. “George yang memberitahuku!”Willy menggertakkan giginya, memelotot Monica sambil berteriak, “Kalau kamu tidak melihatnya, kenapa kamu membuat laporan?”Teriakan Willy mengagetkan Monica. Kedua kakinya tiba-tiba terasa lemas dan jatuh ke lantai. Tangisannya semakin keras lagi. “Aku … aku terpengaruh omongan orang lain!”“Cepat panggil George kemari,” perintah Joseph dengan suara pelan.Edwin segera berdiri. “Aku akan segera membawanya ke sini!”Saat i
Raut wajah Osman langsung menegang, dan amarah di dalam hatinya semakin membara.Kalau Nicholas masuk universitas lain, itu berarti semua sponsor akan dicabut, dan pada saat itu proyek pembangunan gedung baru juga akan berhenti, bahkan kedua ruang laboratorium juga tidak bisa beroperasi lagi. Dengan demikian, Universitas Mano pasti akan tersingkir dari jajaran universitas terunggul.Mana mungkin Osman membiarkan masalah seperti ini terjadi dalam masa jabatannya?Ketika berpikir sampai di sini, emosi Osman semakin berkobar lagi. Semua ini gara-gara Willy! Kalau tidak, mana mungkin akan terjadi masalah seperti ini? Berani-beraninya dia memfitnah Nicholas!“Willy, kamu kemas semua barangmu. Mulai besok, kamu tidak perlu masuk kerja lagi! Aku akan melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian. Kamu hanya perlu bekerja sama saat melakukan penyelidikan!” Osman melambaikan tangan kepada Willy dengan kesal.Begitu mendengar, Willy langsung memucat. “Pak Osman, jangan pecat saya! Saya juga ada
Jikalau Monica dipecat dari universitas dan masuk penjara, bukankah masa depan Monica akan hancur?Awalnya, semua ini juga bukan rencana Monica. Dia juga tidak berniat untuk membongkar aib Nicholas, hanya ingin menjalin hubungan baik dengan Yasmine. Tapi, kenapa masalahnya malah jadi seperti ini? Siapa juga yang menyangka Yasmine adalah bawahan dari Nicholas, bahkan Grup Lagio yang terkemuka di Kota Mano juga merupakan milik Nicholas?Monica merasa kliyengan, dunianya terasa hampir runtuh.“Nicholas, semuanya salahku,” Monica baru merespons sekarang. Dia menangis terisak-isak sambil memeluk paha Nicholas. “Maaf! Aku benar-benar tidak mengetahuinya! Nicholas, bagaimanapun kita adalah teman satu kampus, aku mohon lepaskan aku sekali ini saja, ya?”Raut wajah Nicholas masih terlihat dingin. Dia mendorong Monica dan berkata, “Seingatku, kita tidak pernah berteman.”Isak tangis Monica semakin keras lagi. “Aku … aku mohon sama kamu! Mohon lepaskan aku sekali ini saja!”Mendengar ucapan tida
Dalam waktu singkat, lantai ruangan pos satpam sudah bersimbah darah.“Karen!” teriak Nicholas sambil berlari ke sisi Karen.Karen memaksakan diri untuk melebarkan kedua matanya. Dia melihat Nicholas dengan mata berkaca-kaca, lalu berkata dengan penuh rasa bersalah, “Nicholas, maaf, semua gara-gara aku, jadi kamu baru dituduh sebagai pencuri dompet! Aku minta maaf!”“Apa hubungannya denganmu? Kenapa kamu sebodoh ini?” jerit Nicholas lantaran merasa marah. Dia langsung menggendong Karen yang sangat ringan ini ke dalam pelukannya. Nicholas yang panik itu langsung berteriak, “Minggir! Cepat antar aku ke rumah sakit!”Begitu jeritan dilontarkan, orang-orang di sekitar langsung merespons. Mereka merasa kaget ketika melihat Nicholas apalagi melihat sosok gadis di dalam pelukannya. Apa si gadis bunuh diri untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?Saat ini, semua orang menjadi ricuh lantaran membahas masalah ini. Seandainya berita ini tersebar sampai ke luar universitas, sepertinya ber
Raut wajah Nicholas berubah drastis. “Dokter! Cepat!”Beberapa dokter berjubah putih berlari keluar. Mereka melihat sosok Karen di dalam pelukan Nicholas, dan ekspresi mereka seketika berubah.“Cepat antar ke ruang UGD!”“Sebelah sini!”Nicholas mengikuti langkah dokter, menggendong Karen sambil berlari ke ruang UGD.Setelah melakukan pemeriksaan singkat, Karen langsung dialihkan ke ruang operasi. Sementara, Nicholas dan Yasmine dicegat di luar ruangan.“Tenang saja! Dia akan baik-baik saja!” hibur Yasmine.Wajah Nicholas terlihat semakin muram lagi. Seandainya terjadi apa-apa dengan Karen, dia pasti tidak akan melepaskan masalah itu begitu saja.Nicholas seratus persen yakin bahwa Karen tidak mungkin menggunakan uang kas. Namun, uang itu malah menghilang begitu saja. Pasti ada seseorang yang berulah!“Kamu tunggu di sini, ya. Aku kenal dengan Kepala Rumah Sakit di sini. Aku minta bantuan dia dulu!” ucap Yasmine dengan pelan, lalu berjalan ke sisi koridor.Nicholas duduk di luar ruang
Pria itu juga mengenakan jubah dokter berwarna putih. Dia berwajah tampan, berkulit putih, dan sama seperti Karen, juga mengenakan kacamata bingkai perak. Setelah si pria melirik Nicholas sekilas, dia berbalik berjalan ke dalam ruang operasi.“Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja!” hibur Yasmine dengan suara lembut.Nicholas mengangguk. Seketika, terdengar suara omelan dari dalam ruang operasi, dan pintu ruang operasi kembali terbuka.Pria berumur sekitar 30 tahun yang masuk ke dalam tadi, sudah berjalan keluar. Dia menatap Nicholas sekilas, lalu mengalihkan tatapannya ke sisi Yasmine. “Pasien sudah keluar dari masa kritis. Dia sudah berhasil diselamatkan. Sebentar lagi, dia akan dipindahkan ke kamar VIP untuk diamati lebih lanjut. Kalau terjadi apa-apa, kamu bisa langsung menghubungiku!”“Terima kasih, ya!” Yasmine tersenyum.“Untuk apa berterima kasih? Bisa membantumu adalah sebuah keberuntungan bagiku. Jadi, kamu tidak perlu bersikap sungkan denganku.” Rudy tersenyum sambil ber