"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
Situasi Kota Mano.Pada sore hari, Nicholas berdiri di pintu gerbang Universitas Bahasa Asing Mano. Dia melihat ke sekeliling seperti sedang mencari seseorang. Bunga mawar merah yang dibawanya berhasil menarik perhatian orang-orang di sekitar. Namun, saat melihat pakaian Nicholas yang lusuh, mereka mencibir dan menghinanya.Di mata orang-orang, Nicholas hanyalah pria miskin yang tak berguna. Tidak peduli seberapa banyak bunga mawar yang dibawa, tidak akan bisa mengubah fakta bahwa dia adalah pria yang payah.Namun, Nicholas tidak memedulikan pandangan orang lain. Dia hanya ingin segera bertemu dengan sosok yang telah dinantikannya sejak tadi.Nicholas telah bekerja keras agar dapat memberikan kejutan yang spesial pada Hari Perempuan. Demi mendapatkan sebuah senyuman manis, dia menggunakan hampir semua gajinya bulan ini untuk membeli kalung emas.Asalkan gadis yang dicintainya bahagia, Nicholas merasa semua yang dilakukannya sepadan.Secara berangsur-angsur, kerumunan mulai membubarkan
Mata Nicholas langsung memerah. "Aku bisa!""Kamu bisa?" Felita terbelalak selama beberapa saat, lalu kembali menghina Nicholas. "Masih berani omong kosong? Mau sampai kapan kamu melanjutkan kebohongan ini? Aku sudah muak denganmu! Aku beri tahu, aku ... tidak akan ... pernah menyesal!"Saking marahnya, jantung Nicholas berdebar sangat kencang."Segera pergi dari sini! Aku tidak mau melihatmu lagi. Oh iya, jangan pernah bilang kalau kita saling mengenal," kata Felita dengan dingin dan sambil menunjuk pintu gerbang.Colin maju sambil menyengir, lalu menepuk pipi Nicholas dengan menggunakan satu tangan dan berkata, "Kenapa? Tidak terima? Kalaupun tidak terima, memangnya kamu mau apa? Siapa suruh keluargamu miskin? Bagi kami, uang adalah segalanya. Apakah kamu mengerti?"Nicholas mengepalkan tangan sambil memelototi Colin."Apa gunanya memelototiku?" Colin tertawa terbahak-bahak. "Nicholas, wajahmu terlihat begitu pucat. Sudah berapa hari tidak makan? Begini saja, bagaimana kalau kamu ber
Nicholas sudah berlari keluar.Setibanya di depan gerbang sekolah, Nicholas melihat beberapa barisan mobil mewah yang berhenti di depannya. Sebuah mobil Rolls Royce berhenti di tengah. Belasan mobil mengapitnya dari depan dan belakang. Mereka bertanggung jawab untuk membuka jalan sekaligus menjaga mobil itu.Dua orang pengawal yang berdiri di luar langsung memberikan hormat dan membuka pintu mobil saat melihat kemunculan Nicholas.Pada saat bersamaan, sebuah mobil BMW sport berbelok di tikungan. Felita duduk di kursi penumpang sambil tersenyum bahagia. Saat hendak berbicara, dia melihat sosok familier yang berdiri di antara barisan mobil mewah. Sosok itu sangat mirip dengan Nicholas."Siapa itu?" "Sayang, ada apa?" tanya Nicholas sambil tersenyum.Felita sedikit tercengang. "Sepertinya aku melihat Nicholas masuk ke dalam mobil itu.""Sayang, kamu pasti salah lihat. Apakah kamu tahu berapa harga mobil-mobil itu? Lihat logo yang ada di atas mobil itu! Bahkan mobil mereka yang paling mur
Saat melirik Felita, Nicholas melihat Felita menatapnya dengan jijik. Entah kenapa, tatapan itu justru membuat Nicholas sangat marah. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memberikannya pelajaran. Jelas-jelas, Nicholas telah memesan tempat ini, kenapa tiba-tiba malah jadi Colin yang memesannya?"Nicholas, kami sudah memberi tahu mereka kalau kamu yang memesan tempat ini, tapi mereka masih saja mau merebutnya. Hari ini aku akan menghajar mereka, lihat saja siapa yang masih berani berbuat semena-mena ...." Tanpa basa-basi, Sandy pun maju dan menyerang.Namun, Nicholas segera mencegatnya dan berkata, "Tanyakan saja kepada pelayan. Aku yakin sudah memesan tempat ini.""Menanyakan kepada pelayan? Apakah dengan memanggil pelayan, lantas tempat ini akan menjadi milikmu?" Colin menatap Nicholas sambil mentertawakannya. "Sana, coba panggil pelayannya!"Nicholas tersenyum dingin dan memanggil pelayan.Pelayan segera datang dan memeriksa daftar pemesanan. Seketika, wajah pelayan menjadi
Sesaat mendengar ucapan Nicholas, Felita langsung menoleh dan memelototinya dengan tidak percaya."Nicholas, apa hakmu mengusir semua orang yang makan di sini? Memangnya kamu bisa mengusir orang seenak hati?" teriak Colin yang marah besar.Nicholas tidak memedulikan Colin, melainkan langsung memandang ke arah Pak Johan.Pak Johan langsung mengangguk dan berkata, "Baik, Tuan Nicholas. Dalam 10 menit, kami akan membereskan semuanya dan para pelayan akan melayani Anda secara khusus. Semoga Anda bisa memaafkan kelalaian kami."Felita membuka mulutnya tanpa tahu harus berkata apa. Dia tidak bisa memercayai yang dilihatnya."Aku adalah tuan muda Mondial Jewelry, beraninya kamu mengusirku?" tanya Colin."Tuan, kami benar-benar meminta maaf. Mohon segera tinggalkan restoran ini. Kalau tidak, aku akan segera memanggil polisi," kata Pak Johan dengan dingin."Tunggu sebentar!" Nicholas melambaikan tangan dan berkata dengan dingin, "Oh iya, meja dan kursi ini bekas diduduki oleh mereka. Aku tidak