Sementara di rumah kost yang lain, Wawan, Icha, Idha dan Carine masih duduk-duduk dan ngobrol santai di ruang tamu.
Sebenarnya Carine sudah selesai mengisi formulir keikut sertaan dalam acara mendaki program Pecinta Alam. Namun nampaknya dia masih betah berlama-lama di tempat itu.
Sesekali Carine menoleh ke arah pintu pagar ketika ada penghuni rumah kost lain yang masuk, tampaknya gelagat Carine sudah lama di perhatikan oleh Idha. Wawan dan Icha kurang memperhatikan karna lebih fokus dengan obrolan mereka karena mereka memang sambil pacaran.
" Sepertinya ada yang gelisah menunggu seseorang." Sindir Idha.
Sontak saja ucapan Idha membuat Wawan dan Icha memandang ke arah Carine.
Carine yang menyadari dirinya sedang diperhatikan, langsung mengelak.
" Kamu bicara apa sih, Dha? Aku cuma memperhatikan suasana rumah ini, ternyata tempat ini asik juga ya.?"
" tak perlu mengelak, aku sudah memperhatikan gelagatmu dari tadi" Idha terus memojokan sahabat yang sudah dia kenal sejak SMA dulu.Muka Carine langsung merah, dia tak mengira kalau Idha akan memperhatikannya." Kau tentu sudah mengenal seperti apa aku ini kan, Dha. Jadi gak usah berpikir yang aneh-aneh. "" Hai...sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan ?" Tanya Wawan dengan penasaran.Carine dan Idha saling pandang memberi kode." Bukan hal yang penting, tapi ngomong-ngomong kemana Dani pergi ya ?, Apakah dia akan pulang cepat atau sampai malam, sepertinya ada yang sedang gelisah menantinya " pura-pura ingin mengalihkan pembicaraan, namun Idha justru menegaskan apa yang ada dalam benak Carine.Wawan bisa membaca maksud yang Idha ucapkan."Kalau pergi menemui Novi, biasanya Dani akan pulang agak lama, mungkin malam baru pulang"."Siapa Novi ?" Carine tak bisa menahan rasa penasarannya.Wawan melirik Carine den
" Sebenarnya hubungan mereka sangat rumit, yang aku tau mereka pacaran dari masa SMA. Novi mempunyai masalah dalam keluarga dan kehidupannya, sialnya Dani orangnya terlalu baik dan memberikan semua waktu dan hatinya untuk wanita yang benama Novi itu. " Kata Wawan mengisahkan." Gak nyangka, dibalik tampangnya yang dingin, ternyata Dani bucin juga " tiba-tiba Icha ikut menimbrung pembicaraan mereka." Enggak seperti itu juga, sayang " sanggah Wawan." Yang jelas dia bukan tipe orang yang suka memainkan perasaan orang lain" kata Idha sambil melirik ke arah Carine kemudian bergantian ke arah Wawan." Maksudmu aku ?, enak aja " protes Carine. Wawan pun ikut terkekeh."Awas kalau kau mempermainkanku" ancam Icha kepada Wawan."Enggak, Sayang, aku orangnya tidak seperti itu, mau aja kau dikomporin sama Idha." Kata Wawan sambil memeluk Icha.Idha dan Carine tertawa geli melihat tingkah mereka.
Tanpa mereka sadari, tiba-tiba Dani yang sudah datang dan memakirkan motornya, masuk dan langsung bergabung dengan mereka."Wah...sepertinya lagi seru nih" kata dani dengan datar.Wawan yang masih dalam posisi memeluk Icha, secara perlahan melepaskannya dan berkata," Kok kamu udah pulang, Dan ?"Dani terduduk lesu di kursi paling ujung. Dia mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam tasnya kemudian mengambil satu batang dan siap membakarnya." Hai...disini banyak anak cewek, apakah kau akan membunuh kami dengan menghisapnya disini" protes Icha mengingatkan.Dani menyeringai, " sejak kapan kau anti asap rokok, bukankah mulut Wawan tidak lebih wangi dari asbak ini" jawab Dani tidak terlalu serius."Seenggaknya kamu menghargai tamu yang baru sekali berkunjung kesini, dong" lanjut Icha seraya melirik Carine."Oke, aku akan mencari tempat lain untuk merokok" kata Dani seraya akan berdiri. Namun tiba-tiba Carine mencegahnya."Ga
Dani memasukan kembali sebatang rokok ke dalam bungkusnya, dia mengurungkan niatnya untuk merokok."Kok gak jadi ?" Protes Idha.Wawan cuma bisa tersenyum getir, "aku lupa kalau disini ada tuan putri yang anti rokok" kilahnya." Jangan mulai ya, aku cukup memberimu toleransi untuk bisa merokok disini, kenapa kau masih saja mengibarkan bendera perang kepadaku" Carine kembali berbicara dengan lantang seperti biasanya."Hai...!!! Siapa yang mengibarkan bendera perang ?, Bukankah aku tidak jadi merokok disini ?""Lalu kenapa kau masih menggunakan kata 'Tuan Putri' untuk menyebutku, bukankah itu sangat mengejekku""Lalu aku mesti memanggil kamu apa? Istriku ? Atau sayangku ? "" Dasar sinting kamu ya " maki Carine kepada Dani. Lain halnya dengan semua yang ada disitu, mereka menahan tawa mendengar pembicaraan mereka."Bisa gak sih kalian tidak ribut kalau bertemu" Idha menyela perdebatan mereka.Dalam hati Carine sebene
Sesaat semua mematung, lalu Dani tiba-tiba berdiri dan mendekati Carine, dia menyodorkan tangannya seraya berkata,"Kenalkan, Namaku Dani Prasetya"Carine belum sepenuhnya pulih dari perasaan aneh yang menggerogoti hatinya, namun Idha yang duduk disebelahnya dengan sengaja menendang kakinya dan menyadarkannya.Tanpa berdiri, Carine menyambut uluran tangan Dani seraya berkata,"Namaku Carine Pramusawari, kau cukup memanggilku Carine saja"Mereka saling tatap tanpa buru-buru melepaskan tangan mereka yang masih saling genggam.Wawan yang melihat adegan itu segera pura-pura terbatuk."Uhuk...uhuk !!!""Ada pertunjukan sinetron gratis, nih"Menyadari akan hal itu, dengan tersipu Carine menarik tangannya, begitupun Dani. Dia segera menarik tangannya dan mundur kembali ke tempat duduknya semula.Idha bersenandung kecil, " sepertinya cuma aku yang tak punya pasangan untuk membuat drama, kalau begitu sebaiknya aku pu
Wawan menggeleng, "nanti aku coba cari info ke anggota yang lain, mungkin ada yang bisa memberi solusi"."Bagaimana kalau aku coba meminjam ke kantor Papa, biasanya para tentara punya inventaris tenda yang banyak, dari segi kualitas juga aku rasa tenda milik tentara sangat bagus, lebih tebal dan sangat kuat, aku rasa meminjam 2 buah bukanlah suatu masalah." Ucap Carine dengan antusias."Selama kau bisa melakukannya, aku rasa itu ide yang bagus" kata Wawan menanggapi."Tidak masalah, sekalian aku mau minta ijin Papa untuk mengikuti kegiatan ini, selama kegiatan berhubungan dengan kampus, aku yakin Papa akan mengijinkanku."Wawan menoleh ke arah Dani, "bagaimana menurutmu, Dan ?"Dani menjawab dengan bersemangat,"Oke, berarti masalah kita sudah terpecahkan, berarti lusa kita sudah bisa mengumpulkan para peserta untuk gladi bersih sebelum hari keberangkatan".Semua tersenyum dengan perasaan lega.
"Sepertinya kita sudah melewatkan jam makan siang, apakah kalian tidak ada yang lapar ?" Suara Carine kembali memecah keheningan sesaat.Idha secara refleks melihat jam yang ada di pergelangan tangan kirinya, " gawat, sudah hampir jam 2, aku lupa kalau masih ada praktikum jam 2 nanti ".Dani mengernyitkan keningnya, "apakah Wawan tidak menawari kalian untuk makan ?""Orang sedang pacaran mana ingat dengan rasa lapar" sungut Idha.Wawan terpaksa tersenyum sambil menggaruk kepalanya, "he..he...maaf aku lupa, dari tadi kita keasikan ngobrol.""Apakah kalian mau aku pesankan makanan ?" Kata Wawan kemudian.Idha melambaikan tangan, " lupakan saja, aku sudah tidak punya waktu buat makan, aku harus segera kembali ke kampus, lagi pula aku masih bisa menahan rasa laparku""Baiklah, tanpa bermaksud mengusirmu, sebaiknya kau segera kembali ke kampus, jangan sampai kegiatan kita mengganggu kuliahmu" kata Dani kemudian."Apakah kau mau aku
"Hey...lalu nasibku bagaimana ?" Kata Carine dengan nada putus asa.Wawan melirik ke arah Dani, Dani pun mengerti maksud lirikan Wawan yang seperti sebuah pertanyaan yang tak tersampaikan."Ok, sebaiknya kita tidak menggangu Wawan dan Icha untuk berduaan." Ucap Dani kemudian."Apakah kau ingin aku pesankan taksi online, atau aku temani untuk makan siang, Carine ?" Tanya Dani tanpa nada rayuan.Carine mendesah, "kenapa kau tak menawarkan untuk mengantarku untuk pulang ke rumah?Dani agak terkejut dengan pertanyaan balik Carine."Sebenarnya aku ingin mengatakannya, tapi aku tidak punya cukup keberanian, paling juga kau akan menolaknya" jawab Dani kemudian.Carine menghela nafas, " sebenarnya aku juga masih belum mau pulang sih, jam segini di rumah mau ngapain. Bagaimana kalau kau pergi kita makan siang dulu ?""Woy...masih ada aku dan Icha disini, bagaimana bisa kalian mengabaikan kami" protes Wawan."Sepertinya kita sudah