"Lepaskan aku! Hey, dengar—kalau kau masih ingin melenggang bebas di luar penjara, lebih baik jangan menggangguku lagi, Rayden!" ujar Emily dengan nada keras sambil meronta di dekapan Rayden Dabusche.Pria Perancis itu mengerutkan keningnya, penjara adalah kata sensitif yang membuat telinganya berdenging sebagai seorang kriminil. "Kenapa kau ingin memenjarakanku, Darling?" tanya Rayden penasaran.Emily yang terlepas dari belitan lengan kokoh pria itu pun mundur menjaga jarak darinya. Dia bersedekap dan tersenyum miring lalu berkata, "Kau pernah meninggalkan jejak kejahatanmu, informasimu bocor di internet. Aku beruntung mendapatkannya. Penyelundupan narkotika, senjata api, dan human traficking. Ckckck ... sungguh mengerikan, kau sampah menjijikan!" "Apa?! Dari mana kau mendapatkan informasi ngawur seperti itu, Emily? Berikan sumbernya kepadaku!" tuntut Rayden maju ingin meraih tangan wanita tersebut."No! Menjauh dariku, Penjahat Terkutuk!" desis Emily seolah dia najis disentuh oleh
"Semua hadirin dimohon berdiri!" seru petugas pengadilan yang mengamankan proses persidangan terakhir kasus Crawford siang itu.Hakim Malcom memasuki ruangan lalu duduk di tempat kehormatannya. Dia mengetok palu hakim sebanyak tiga kali lalu dengan tenang memulai jalannya sidang. Seisi ruang tersebut hening karena ketegangan yang mencekam.Setelah pada persidangan sebelumnya saksi sekaligus pembunuh yang merupakan kaki tangan Gordon Crawford dihadirkan. Kemudian disusul masa tenang juri, kini saatnya membacakan hasil perundingan dan pemungutan suara juri sidang kasus tersebut."Hasil perundingan juri memutuskan Mister Gordon Crawford bersalah dalam kasus konspirasi pembunuhan beberapa korban, di antaranya; Miss Cecilia Sommerhalder, Mister Ronald Banning, Tuan Thomas Simpson, dan keluarga Barnes, serta masih banyak korban lainnya. Maka hukuman pidana terkait keputusan tersebut, terdakwa dijatuhi kurungan selama 50 tahun tanpa keringanan remisi hukuman," ujar Hakim Malcom dengan suara
"FREEZE ... FREEZE ... FREEZE!!" Teriakan sekompi petugas kepolisian Chicago mengejutkan para teroris yang tadinya akan membawa kabur narapidana yang tak lain adalah Gordon dan Henry Crawford.Kedua narapidana yang gagal melarikan diri tersebut juga mengangkat kedua tangannya tanda menyerah kepada polisi. Ayah dan anak itu basah kuyup dalam pakaian oranye bertuliskan TAHANAN di bagian punggung mereka. Semua awak dalam helikopter yang tadi berhasil ditembak baling-baling dan mesinnya oleh Sersan Rodney Bradford melompat ke Chicago River. Itu adalah pilihan terbaik dari pada mereka tenggelam dan mati konyol bila tetap bertahan di dalam helikopter oleng tersebut."Kalian ditangkap atas percobaan membawa kabur narapidana. Dan selamat datang kembali Mister Gordon dan Mistet Henry, kalian gagal kabur!" ujar Letnan Myles Rodrigues sembari meringkus para penjahat yang terkepung di tepian Sungai Chicago.Mobil tahanan yang telah bersiaga di jalan raya jembatan di sisi sungai besar itu segera
Seusai makan malam di unit apartment milik Emily, pasangan kekasih itu duduk di kursi besi yang ada di balkon. Malam ini memang rembulan purnama bersinar begitu terang dan nampak bulat berukuran besar."Apa benar fenomena yang dikatakan di internet bahwa malam ini adalah penampakan supermoon?" celetuk Emily sembari memandangi benda langit yang bersinar paling terang di langit malam yang berwarna hitam sedikit biru tua itu.Murat yang sedang sibuk dengan pikirannya karena harus berpamitan kepada wanita kesayangannya itu berdehem lalu menjawab, "Iya, Emily. Ahli astronomi berkata begitu. Namun, entah apa bedanya dan efeknya dengan makhluk di bumi?"Mendengar perkataan skeptis dari Murat, maka Emily tergelak. Dia menyahut, "Pastilah ada pengaruhnya ke makhluk di bumi. Akan tetapi, bagi kita yang lebih mendalami ilmu hukum dibanding perbintangan dan benda langit lainnya, jelas saja tak terlalu berpengaruh."Dengan tatapan sayu Murat berkata, "Em, aku harus berpamitan denganmu sebelum aku
Saat fajar merekah dan sinar mentari menyusup ke unit apartment Emily, pasangan kekasih di atas ranjang yang terlelap semalaman telah terbangun. Namun, mereka enggan berpisah satu sama lain. Emily membiarkan lengan kekar pangeran asal Turki itu melingkari perut ratanya dan tubuh kekar itu menempel erat di belakang punggungnya."Emily, kau tak perlu repot mengantarkanku ke bandara. Berangkatlah bekerja seperti biasa," pesan Murat sembari menghirup dalam-dalam aroma tubuh kekasihnya berharap itu akan tercetak jelas di memorinya.Wanita itu membalik tubuhnya hingga mereka berhadapan lalu melumat bibir Murat. Sekali lagi gairah Murat terbangkitkan di ujung pagi dan dia pun memasuki lipatan lembut di antara pangkal paha Emily. "Murat, berat sekali bagiku melepaskanmu kembali ke Turki. Aku masih ingin bersamamu lebih lama lagi. Haruskah kau berangkat pagi ini?" Emily memohon sembari terengah melayani hasrat sang pangeran.Sekalipun perasaan Murat sama halnya dengan Emily, tapi dia memiliki
Sementara Murat merunduk di sekelilingnya para prajurit serta petinggi militer melindunginya dari hujan anak panah. Dia beruntung karena serangan mendadak itu gagal. Dia menduga para teroris itu yang kemungkinan besar adalah suruhan pihak yang tak menghendaki kepulangannya ke Turki."Situasinya sudah aman, Pangeran Murat. Mari kita masuk ke paviliun untuk menemui kakek Anda," ajak Jenderal Hersek dengan wajah dicekam rasa panik.Maka Murat pun segera bergegas masuk ke kediaman kakeknya Zaganos. Namun, yang pertama dia temui justru sang nenek di ruang tamu bagian depan Paviliun Taman Narwastu. "Cucuku, selamat datang kembali ke rumahmu!" seru Freya Bey. Dengan penuh kerinduan dia memeluk erat Murat yang bertubuh jangkung dan lebih tinggi darinya."Nenek, maafkan aku yang begitu lama meninggalkan istana. Apa kabar Nenek dan kakek baik-baik saja?" ujar Murat memeriksa keadaan neneknya dari ujung kepala hingga kaki. "Segalanya baik, hanya saja usia kami makin senja. Beruntung sebelum me
Ketika taksi yang ditumpangi oleh Emily berhenti di tepi trotoar, dia pun membayar tarif sesuai argo dan membiarkan sisa kembaliannya sebagai tip untuk sopir taksi. Dengan segera Emily turun dan menutup kembali pintu taksi. Namun, dia tak menduga bahwa pria Perancis yang terobsesi kepadanya itu menguntitnya sedari tadi.Kedua lengan Rayden menangkap perut Emily dari belakang. Dan wanita itu berteriak sembari meronta, "LEPASKAN AKU, RAYDEN!" Namun, telapak tangan Rayden segera membekap mulut Emily."Melepaskanmu? Ohh ... jangan harap, aku sangat mencintaimu hingga nyaris gila, Emily. Cinta ini selalu kau pandang sebelah mata dan kau abaikan begitu saja! Kini setelah pria Turki brengsek itu pergi menjauh, waktunya kita rujuk kembali sebagai sepasang kekasih yang mesra seperti dulu!" tolak Rayden sambil mengangkat tubuh Emily hingga menggantung tak menapak ke tanah."Tolong ... tolong ... lepaskan aku!" jerit Emily sekuat tenaganya sebelum Rayden memasukkannya ke mobil. Sersan Rodney ya
"Ismael Pasha akan tetap menjalankan fungsi sebagai koordinator pemerintahan sesuai yuridiksi kesultanan. Saya sebagai calon pewaris tahta kesultanan Turki akan menjadi kepala negara sebagai sultan," terang Murat saat berada di ruang rapat istana sultan. Di tengah ruangan, kursi singgasana dibiarkan tetap kosong karena tak ada yang dilantik sebagai pengganti sultan sebelumnya. Semua petinggi kesultanan berdiskusi dengan posisi duduk saling berhadapan. Dan Murat duduk di kursi seberang Ismael Pasha.Pria berjanggut kelabu keperakan dengan kepala botak itu menjawab Murat, "Saya hanya bawahan Anda juga, Pangeran. Jangan menjadikan saya sebagai penghalang untuk naik tahta. Anda mendapatkan kesetiaan penuh dari saya!"Sekalipun jawaban Ismael Pasha menyiratkan persetujuan dan dukungan untuk Murat. Namun, sang pangeran tetap waspada. Kedatangannya di hari pertama langsung mendapat sambutan hujan anak panah tajam. Itu artinya ada pihak yang merasa terancam dengan kehadirannya kembali di ist