Emily Rose Stewart, 20 tahun, terdampar di pantai sebuah pulau terpencil setelah mengalami kecelakaan kapal laut, diselamatkan & bertemu dengan dua pemuda kembar tampan Bangsawan Vagano yang sangat ramah namun rapat terselubung aura misteri. Siapakah mereka sebenarnya, dan rahasia apa yang terpendam di pulau pribadi yang tak pernah menerima tamu selama puluhan tahun?
Lihat lebih banyak"Di manakah aku?"
Emily Stewart, 20 tahun, gadis Evermerika berambut pirang pendek dan bermata cokelat terang, terjaga di sebuah tempat yang masih asing baginya, di atas sebuah ranjang empuk. Tubuhnya terasa perih dan pedih, sulit untuk digerakkan. Matanya nanar menatap sekitar. Pertama-tama pandangannya masih kabur, namun berangsur-angsur segalanya menjadi makin nyata.
Seorang wanita setengah baya duduk di sisinya, berseragam pelayan ala kerajaan atau bangsawan dari masa lalu.
"Syukurlah Nona sudah sadar. Selamat datang di Puri Vagano." ucap wanita itu ramah, namun wajahnya tampak dingin.
"Mengapa aku bisa berada di sini?"
"Kau ditemukan terdampar di pantai oleh Tuan Muda kami. Berterimakasihlah kepadanya. Bila kau terlambat sedikit saja diselamatkan, mungkin kau sudah tiada." ia tersenyum, tapi tak terkesan hangat.
"Te, te, terima kasih."
"Namaku Hannah Miles, dan jangan berterima kasih kepadaku. Nanti kau juga akan bertemu dengan Tuan Muda Ocean Vagano. Beliau yang menemukanmu saat berkuda menyusuri pantai."
Emily samar-samar mulai teringat pada kejadian beberapa waktu silam. Ia sedang dalam perjalanan liburan bersama mahasiswi-mahasiswi lainnya, mengarungi lautan dengan kapal pesiar, bersenang-senang menghabiskan liburan semester genap. Tentunya itu semua sebelum bencana datang. Cuaca buruk dan badai tropis menghantam kapal kecil mereka di tengah lautan Evertika. Emily berusaha untuk bertahan memeluk tiang utama di geladak kapal yang sudah tak mampu berlayar menyelamatkan belasan penumpangnya di tengah pusaran angin maha dahsyat. Dimana akhirnya ombak besar memporakporandakan kapal mereka, menjatuhkan seisinya ke dalam laut, lalu tenggelam bersama serpihannya, sementara entahlah dengan nasib gadis-gadis malang lainnya.
Emily pun kehilangan segalanya, teman-teman dan harta benda, kecuali tubuh dan nyawanya yang masih beruntung bisa selamat.
"Aduh, orangtuaku pasti akan sangat cemas! Bolehkah aku meminjam telepon?" Emily berusaha untuk duduk dan bangkit dari ranjang, tapi sungguh masih terasa amat sukar baginya. Tubuhnya kaku dan masih begitu sakit, lelah tak bertenaga.
"Anda mengalami banyak luka, baru saja dokter pribadi keluarga Vagano mengobati Anda. Jadi sebaiknya tetap di sini dulu untuk sementara waktu hingga Nona pulih kembali. Tuan Muda Ocean sudah memastikan kebutuhan Anda terjamin selama berada di sini. Dan maaf, tidak ada telepon. Hanya beberapa bulan sekali kami berkomunikasi dengan dunia luar." Hannah sekali lagi tersenyum dingin. "Kami hanya mengisi suplai logistik dan melakukan perdagangan hasil kebun apel dan anggur Vagano ke dunia luar."
"Uh, jadi bagaimana caranya aku bisa memberitahukan kepada orangtuaku kalau aku selamat dan baik-baik saja?"
"Tanyakan saja nanti kepada Tuan Muda Ocean Vagano yang akan datang sebentar lagi untuk melihat keadaan Nona."
"Mestikah aku meminta telepon kepadanya?"
"Di sini tidak ada telepon, kau pikir kita ada di pusat dunia Ever? Kita ada di tengah lautan Evertika." Hannah berdiri.
"Well, aku harus pergi. Sebagai kepala pelayan di sini, aku sibuk sekali dan masih banyak hal lain."
"Uhh.." sepeninggal Hannah, Emily memegang kepalanya yang masih terasa pening. "Begitu beruntungnya sekaligus malangnya aku." ia mulai tersedu-sedu, menangisi nasibnya serta teman-temannya yang hilang.
"Kau tak perlu menangis lagi, Nona. Kau sudah selamat sekarang." suara seorang pria muda yang rendah dan ramah.
Emily menengadah.
"Ah, aku..." ia ingin menggosok-gosok matanya sendiri. 'Siapakah dia? Seperti seseorang dalam mimpi.'
Pemuda di sisi ranjang Emily mendekat. Tinggi, berambut cokelat panjang, bermata biru terang. Dan juga sangat tampan.
"Namaku Ocean Vagano. Senang bisa bertemu penduduk dunia luar pertama yang menjadi tamu kami setelah berpuluh tahun tak ada satupun pengunjung di sini."
"Tidak, jangan lakukan itu, Nona Kate! Kami akan segera mencari dan menemukan Ocean Vagano!" di luar dugaan semua orang yang hadir di pagi menjelang siang benderang namun mencekam itu, tetiba Lilian maju, menempatkan dirinya di antara Kate yang nyaris terjun ke jurang dan Katy yang semakin bernafsu untuk mengakhiri hidup kakaknya! "Minggir, Wanita Tua! Kau bukan sasaran Pedang Terkutuk ini! Minggir sekarang juga, aku tidak main-main!" geram Katy kesal. "Tidak! aku memang bersalah! Kuakui semua sekarang juga! Aku yang mengundang kalian kemari karena ingin menjodohkan Ocean dengan harapan semua kutukan akan segera berlalu dan kalian semua bisa berkeluarga dan akhirnya hidup bahagia, melupakan Emily dan segala yang terjadi!" aku Lilian, membuat kedua gadis kembar itu terhenyak, "Namun ternyata semua ini terjadi! Ocean sudah hilang dan kemungkinan besar tewas di laut dan takkan pernah kembali! Jadi aku merasa gagal, aku merasa benar bila ini semua salahku! Sama seperti p
Semua yang hadir terpaku di tempat, tak berani bergerak sedikitpun setelah mereka berjarak sedemikian dekat dengan Katy yang mungkin akan melukai Kate sewaktu-waktu tanpa sempat mereka cegah."Berhenti di sana sekarang juga, Nona Siapapun Namamu! Sebab gara-gara dirimu, semua yang aku dan Emily ingin lakukan hingga pergi sejauh ini terpaksa tertunda!" Earth dengan suara keras menitahkan Katy yang belum ia kenal."Darimana kau mendapatkan pedang itu dan siapa sebenarnya kalian, mengapa bisa ada di puri ini?" tanya Sky yang juga belum tahu apa-apa."Mereka berdua gadis-gadis bangsawan Everopa, keluarga Forrester yang datang kemari dari jauh dengan tujuan ingin bertunangan dengan kakak kalian, Ocean Vagano," jelas Lilian yang merasa bersalah karena diam-diam mengundang mereka, namun tampaknya tak berjalan baik seperti yang direncanakan."Betul sekali! Dan aku sebagai adik, kali ini tak ingin mengalah untuk kakakku, sekalipun ia telah tidur dengan Ocean Vagan
"Tidak, jangan ikuti aku lagi! Kumohon! Lihat, tadi ada seorang Vagano datang entah darimana, Ocean atau bukan, dia bisa kaujadikan milikmu!" Kate Forrester berlari terus di jalan yang semakin menanjak di tepi pantai itu, tanpa sadar bahwa sebenarnya ia menuju 'dead end'. Jurang yang menghadap ke pantai, namun bukan yang berpasir putih, melainkan pantai curam berbatu karang besar tajam dimana almarhum Zeus Vagano pernah terjatuh ke atasnya dan tewas seketika. "Kau tak bisa mengaturku! Nyawamu berada dalam tanganku, Kak!" Katy masih tersenyum dengan anehnya. Kini Kate berada dekat sekali dengan tepi jurang. Ia terhenti, bingung. Tak ada jalan kemanapun untuk kabur lagi. Hanya ada dua pilihan, dan dua-duanya jalan menuju maut! ********** Sementara itu di puri, Emily dan Earth telah memasuki ruang utama. Emily yang masih enggan sekaligus cemas pada nasib gadis kembar misterius yang dikejar saudarinya sendiri dengan pedang Dangerous Attraction, di
"Tidak mungkin, ini semua tak mungkin terjadi, sebab lukisan ini tak mungkin nyata!" Kate Forrester perlahan mundur menjauh, merasa tak ingin terburu-buru dari tempat persembunyian itu karena khawatir Katy akan menemukannya. Namun ia juga merasa tak nyaman dengan apa yang ia lihat. Terlalu mengerikan dan tak dapat dipercaya! Hanya saja, untuk bertahan di bawah tatapan empat pasang mata sedemikian mengerikan, siapa sanggup bertahan? Akhirnya Kate keluar dan kembali berlari menelusuri labirin Lorong Bawah Tanah. Tentu saja, tak jauh darinya masih ada Katy yang sedari tadi menunggunya dengan sabar. Dan suaranya yang berisik melengking saat bermonolog di hadapan Lukisan Terkutuk tentu saja terdengar oleh Sang Adik yang masih belum ingin melepaskan Sang Kakak. "Kate, sejauh apapun dan dimanapun kau berada, aku selalu ada di belakangmu, mengawasimu hingga aku mendapatkan nyawamu!" Kate berusaha keras mencari jalan keluar, kemana saja tembusnya lorong-lorong
Sementara jauh di lantai dasar, kedua Kembar Cantik Forrester masih saling kejar. Katy yang masih dibawah pengaruh misterius tentu saja takkan menyerah sebelum mencapai tujuannya."Bersiaplah untuk mati, Kate! Kau takkan pernah bisa menghindar dariku ataupun takdir yang menunggumu!""Tidak! Tinggalkan aku saat ini juga! Kau bukan dirimu sendiri, Katy! Sadarlah! Kumohon, ingatlah bahwa kau adikku! Adik takkan membunuh kakak sendiri walau demi cinta!"Sepanjang perjalanannya mencari pintu menuju Lorong Bawah Tanah, Kate Forrester berusaha keras menghalang-halangi adiknya sambil mencoba semua pintu di lorong yang ia duga pernah dilaluinya beberapa saat silam bersama Ocean dan Lilian. Dijatuhkannya semua vas bunga besar-besar dan pajangan berharga yang ia temui, tak peduli bahwa tuan rumah puri bisa saja marah besar bila mengetahui perbuatannya itu.Demi keselamatannya, ia tak peduli. Sayangnya, perbuatan Kate itu percuma saja. Katy tetap mengejarnya dan mela
Semalam-malaman, beberapa jam lamanya Lilian bersama beberapa petugas jaga terkurung di museum perpustakaan hampir merasa putus asa karena 'dikungkung' oleh suatu kekuatan tak kasat mata yang seakan-akan 'menguasai' Puri Vagano. Mereka telah mencari celah di dinding, jendela, serta mencoba semua kemungkinan lain untuk keluar. Tak berhasil. Semua seakan-akan rapat tertutup, bahkan kaca jendela menolak untuk dibuka dari dalam.Sementara di bawah sana, tanpa mereka ketahui, seorang penghuni lama sekaligus tuan rumah, Sky Vagano sang kembar tengah, telah tiba kembali di kediamannya sendiri. Merasa heran karena tak ada seorang penjagapun di puri, sementara pintu-pintu utama tak terjaga dan dengan mudah dibuka dari luar."Pagi yang senyap di Pulau Vagano, dan tak ada penyambutan kepulangan sama sekali. Baiklah, ini memang sangat mendadak! Huh, semoga Lilian tak mengabaikan 'tugasnya'. Berarti benar dugaanku, ada hal yang tak beres di sini! Syukurlah aku kembali! Lilian! Penj
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen