Share

16. Diarak

Dengan keadaan dua tangan yang terikat. Lastri diarak keliling kampung. Sebagian warga yang melihatnya memandang iba. Namun, tak sedikit pula yang mencibir.

Terseok-seok Lastri berjalan. Rambut hitamnya bertabur debu pasir. Luka lebam di kaki juga ikatan kencang membelit tangan. Masih saja tak membuat gadis itu angkat suara. Ia bergeming, mengatupkan rapat kedua bibirnya.

Hatinya membeku. Noktah hitam setitik demi setitik menyelimutinya. Membungkus penuh murka. Bukan hanya kecewa yang ia rasa, tapi dendam perlahan singgah. Lalu mengendap. Mematikan hati yang sudah sekarat.

Lastri tak lagi berpikir jernih. Ia sudah berharap untuk mati. Tekanan demi tekanan yang ia dapatkan bertumpuk menjadi beban.

Hingga tiba di sebuah lapangan luas. Tepatnya di dekat arela persawahan. Warga membentuk lingkaran kerumunan manusia dengan Lastri di tengahnya.

"Katakan! Siapa pemuda yang menghamilimu, Lastri!" Ketua RT mendesis. Ia sangat menjaga kehormatan kampungnya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status