Share

Bab 2 : Tidak Dapat Memilih

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2024-05-27 22:55:33

“Apa dia pria baik-baik?”

Ibuku cemas kala melihat Ed yang penampilannya 180 derajat berbeda dari Mas Ramzi.

Mantan calon suamiku itu memang merupakan pria berpendidikan dan seorang dosen di sebuah universitas ternama di kota ini.

Sementara pria yang akan menggantikannya kali ini hanyalah pria yang bahkan aku sendiri tidak tahu persis bagaimana dia.

Tapi, dalam situasi begini, apa aku masih bisa memilih pria lain?

Sungguh aku sudah sangat beruntung Ed menerima pernikahan ini.

Setelahnya, kuharap kami bisa kembali kehidupan masing-masing. 

“Semoga saja, Bu.” jawabku lelah, menyembunyikan kenyataan yang bertolak belakang tentang Ed.

Sesaat kemudian ibu mendekat dan memelukku erat. Mungkin dia sadar bahwa aku saat ini sedang hancur dan down. “Ibu hanya bisa berdoa agar Allah selalu melindungimu, Nak. Sabar ya...?”

Elusan di pundakku itu justru membuatku begitu lemah dan hancur. Aku lalu rebah di pundaknya dan menangis hingga tergugu di sana. Teringat betapa selama ini hidupku dipenuhi masalah yang bertubi-tubi. Aku bahkan tidak tahu hal apa lagi yang akan aku hadapi setelah ini.

Hanya saja, kulihat paman tiba-tiba masuk dan menutup pintu kamar sebelum kami sempat keluar. Tatapannya tampak serius padaku. “Mila!”

“Jadi, pria yang kau nikahi adalah Ed si supir itu?!” tanyanya tampak tak percaya. Mengundang rasa penasaran ibuku ada apa dengan pria yang akan menikahiku itu?

“Kenapa, Mas?” tanya ibuku ingin tahu.

“Bagaimana kau memilihnya yang menggantikan Ramzi? Sangat tidak sepadan sekali, Mila. Ramzi dosen terhormat dan anak seorang pengusaha.” Paman Rasyid tampak sangat tidak terima akan kenyataan itu. “Ed hanya sopir truk, Narti. Bahkan kudengar itupun bukan pekerjaan tetapnya. Mila kau bisa sangat menderita dengannya. Pikirkan sekali lagi!” Paman mencoba mempengaruhi keputusanku.

Aku hanya bisa menunduk. Paman sedikit banyak tahu tentang pria itu. Beberapa kali Ed pernah mengantar barang ke tokonya. 

“Mas, asal dia baik aku rela dan ikhlas melepas putriku. Tidak peduli kalau itu sopir truk,” sela ibuku.

Wanita yang kusayangi itu memang bukan orang yang gila harta. Jadi, baginya tentu tidak akan mempermasalahkan soal itu.

“Pria itu urakan. Aku tidak melihat sedikit hal baik darinya, Narti. Kasihan Mila yang baik ini kalau harus menikah dengannya.”

Ibuku tampak panik.

Dia tentu tidak akan setuju kalau paman saja sangat keberatan.

Segera saja, aku berbicara, “Sudah, Bu, Paman! Semua sudah Mila putuskan. Ed juga sudah datang dan pernikahan akan segera dilangsungkan. Apa Paman dan Ibu tidak lihat kemarahan Tante Desi tadi?”

Aku mengingatkan mereka agar tidak lagi membuatku berubah pikiran.

“Mana bisa begitu, Nak. Ini tentang hidupmu. Ayo selagi masih ada waktu, kita pergi saja!!”

Ibu bangkit dan menyeret lenganku.

Namun, Tante Desi sudah berkacak pinggang di depan pintu kamar. “Mau buat perkara apa lagi, hah?!” teriaknya.

“Aku tidak peduli Kamila menikahi sopir truk atau kuli bangunan sekalipun. Asal dia menikah saja dan jangan buat aku malu!” Tante Desi menyeret lenganku ke luar dengan ngedumel.

Masih sempat kulihat paman dan ibu yang hanya menatapku dengan sangat sedih, tapi tidak bisa berbuat apapun di hadapan Tante Desi.

Dan sesuai ucapan wanita itu, acara pernikahan pun dilaksanakan.

***

“Jangan berlama-lama di rumahku, nanti ketiban sial karena  bau kemiskinan kalian!”

Deg!

Begitu acara selesai dan tamu pulang, Tante Desi melemparkan barang-barangku di lantai.

Wanita itu sungguh tidak bisa dimengerti.

Bukankah tadi dia memintaku mencari sembarang orang agar mau menikahiku?

Sekarang setelah pernikahan sudah terjadi, masih juga aku disalahkan.

“Santai, Nyonya. Aku akan bawa pergi istriku.”

Suara Ed terdengar dari balik punggungku.

Entah sejak kapan pria ini ada di sana?

Jangan-jangan, dia juga mendengar cacian Tante Desi?

Jujur, kuharap Ed tidak shock mengetahui bagaimana tajamnya lidah wanita ini kalau sedang marah-marah.

Namun, pria itu ternyata tampak tenang.

Bahkan, tanpa basa-basi, Ed mengajakku pergi dari sana dengan mobil bak miliknya.

“Ed, aku ingin membicarakan sesuatu,” ucapku, sedikit ragu.

“Boleh. Tapi aku masih menyetir. Nanti bicaranya di rumah saja, ya?” tukas pria ini melirikku sebentar lalu kembali fokus menyetir.

Aku pun menahan diri dan bersabar.

Tadinya aku tidak ingin menunda menyampaikan alasan mengapa aku memintanya menjadi pengganti calon suamiku.

Tapi, dia benar.

Lelah raga dan batin setelah melewati ketegangan ini, membuatku merasa sungguh kelelahan, hingga tanpa sadar tertidur saat perjalanan itu.

Entah berapa lama, aku tak tahu.

Yang jelas, saat aku membuka mata, aku dapat melihat wajah Ed tepat di depanku!

Bahkan, aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat.

“Mau apa kau?!” panikku berjingkat dan mendorong tubuh itu.

Next

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Cecilia Chichot
semoga Ed dapat merubah hidup Karmila yg prnuh penderitaan
goodnovel comment avatar
Agus Agus
luar biyasa
goodnovel comment avatar
Azzurra
keren kak. bagus.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 443 : Nova dan Ceilo

    “Sayang kau dari mana?” tanyaku melihatnya datang bersama beberapa perawat.Padahal sudah ada tombol darurat yang bisa dipencet untuk memanggil mereka. Bagaimana pria ini malah keluar untuk memanggil mereka secara manual? Pasti saking paniknya tadi.Dan lagi sekarang dia malah terlihat memarahi perawat itu.“Harusnya kalian memberinya obat anti nyeri. Apa tidak tahu istri saya sampai kesakitan begitu?”“Pemberian injection anti nyeri juga harus sesuai perintah dokter, Tuan. Kami tidak berani memberikannya lagi pada Nyonya karena tadi sudah kami berikan. Nanti ada waktunya lagi,” jelas salah seorang perawat pada Ed. “Tapi istri saya kesakitan, lho!” Ed masih terlihat kukuh.Kutarik lengannya agar dia bersikap lebih santai.Ada apa dengannya? Biasanya dia cuek dan santai-santai saja. Melihatku sedikit meringis saja sudah panik begitu. “Ah maaf, Sus. Tadi hanya sensasi rasa perih di area jahitan. Tapi sekarang sudah tidak, kok. Maaf, ya? Suami saya sedikit berlebihan tadi.”***Dua har

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 442 : Newborn Gender

    “Sayang?” suara Ed kudengar dan aku membuka mataku menatapnya yang terlihat cemas.“Ed? Kapan selesai operasinya? Aku sudah tidak sabar ingin tahu anak-anakku,” tukasku menggenggam balik tangan yang menggenggamku itu. Ed tersenyum meski pias wajahnya tampak lelah sekali. Dia membelai rambutku dan mencium keningku.“Operasinya sudah selesai sejak tadi, Sayang. Dokter bilang kau hanya tidak tahan dengan efek obat bius yang disuntikkan padamu.”“Ya Allah, Ed. Kasihan anak-anakku tidak bisa inisiasi menyusu dini.” Aku mencoba bangkit tapi Ed menahanku.“Tenanglah, Mila. Kau baru saja dipindah dari ruang pemulihan. Jangan banyak bergerak dulu.”“Tapi bayi-bayiku?”“Kata dokter tidak apa-apa, kok. Yang penting pulihkan dulu keadaanmu.”“Iya, tapi bayi-bayiku mana, Sayang?”Aku tentu ingin melihat mereka.Bagaimana bisa aku terlelap dengan damainya, bahkan tidak bisa mendengar suara jeritan pertama buah hatiku?Padahal, bisa mendengar suara mereka pertama saat terlahir ke dunia ini adala

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 441

    Aku terbangun dengan sedikit terkejut melihat sudah tidak berada di mobil lagi.Ed sudah menggendongku ke apartemennya.Ini adalah kamar pertama kali dia mengajakku ke tempatnya pasca kami menikah dulu. Saat itu aku terkejut dan sampai menendangnya hingga terjungkal ke lantai.“Kenapa senyum-senyum?” tanyanya sembari memelukku.Aku tidak tahu kalau Ed ternyata sejak tadi berbaring di sampingku dan memperhatikanku. “Aku hanya ingat saat pertama kau membawaku ke sini, Sayang.” Kumiringkan tubuhku untuk bisa menghadapnya.“Oh, benar. Apa yang membuatmu menarik senyum?”“Banyak. Tentang aku yang terkejut karena kau ternyata tinggal di tempat mewah ini sementara yang kutahu kau hanya seorang sopir truk. Juga tentang kau yang selalu curi-curi cium padaku.”Ed tertawa mendengar secuil ingatanku tentang saat-saat pertama kebersamaan kami sebagai suami istri. Tangannya sudah membelai pipiku dan menatapku dengan penuh binar cinta. Dia juga pasti berendezvous dengan masa-masa itu.“Saat itu pe

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 440 : Menerima Balasan

    “Tante?!” ujarku antara ragu dan terkejut.Wanita itu melototiku tanpa berkedip. Membuat Ed langsung merangkulku cemas kalau-kalau wanita itu malah akan menyakitiku.Seperti biasa, saat merasa ada sesuatu yang membahayakan kami seperti ini, dua orang datang untuk mengambil tindakan. “Mila... Kamila?!” wanita itu langsung bersimpuh dan menangis di kakiku.Ketika dua pria misterius itu hendak menyingkirkannya, aku menahannya.Ed memberi isyarat agar pria itu membiarkan dulu sembari mengawasinya.“Mila, maafkan aku, Mila. Maafkan tantemu yang jahat ini!” isak wanita itu yang kini aku seratus persen yakin kalau itu adalah Tante Desi.Kulepaskan rangkulan Ed agar aku bisa membantu tanteku itu bangkit dari posisi bersimpuhnya di kakiku. Sungguh aku tidak nyaman sekali dengan hal itu. Ed melepasku namun tetap waspada. Cemas saja kalau wanita itu tiba-tiba akan menyakitiku.Ed tahu bagaimana sepak terjang Tante Desi. Dia jugalah yang bertanggung jawab membuat kami terpisah dalam kesalahp

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 439 : Awal Bertemu(2)

    “Ed, beri aku alasan termanismu kenapa kau jatuh cinta padaku? Jangan bilang karena ukuran bra itu. Aku nanti malah merasa kau jatuh cinta padaku hanya karena otakmu sudah mesum, lho!” rengekku padanya.Ed langsung membelai wajahku dan menatapku serius, “Ya enggaklah, Sayangku. Becanda itu!”“Lalu?”“Saat pertama melihatmu, aku tidak mengerti kenapa begitu tertarik denganmu. Kau cantik, tapi ada banyak wanita cantik juga kan? Jadi aku pikir chemistrimu kuat sekali menarik pehatianku.”“Apalagi ketika tahu kau buru-buru menyesali dan dengan sopan meminta maaf padaku setelah menamparku, aku jadi semakin terkesan padamu.”Senyumku sudah terkembang saja mendengar cerita suamiku. Dan memintanya lanjut menceritakan lagi bagaimana kemudian jadi sering ada di kampusku?“Kau menjatuhkan kartu mahasiswamu dan dari sana aku tahu kau kuliah di universitas kota ini.”“Oh, yah? Aku ingat itu. Aku sampai pusing mencari KTM ku karena membutuhkannya untuk ujian semester.”“Benarkah? Apa karena itu t

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 438 : Awal Bertemu

    “Kebetulan suami saya ada urusan di kota ini, Bu. Jadi saya ikut sekalian,” tukasku membalas sapaannya saat wanita itu kebetulan keluar ketika aku menyiram bunga di halaman.“Makanya kemarin ada orang bersih-bersih, saya kira rumahnya jadi di jual. Ternyata Mbaknya yang datang.”“Oh, memangnya rumahnya sempat mau dijual?” tanyaku mengomentari perkataan wanita itu.“Banyak yang mau beli rumahnya, Mbak. Tapi kenapa tidak dijual? Dikontrak juga enggak boleh.”“Ahaha, mungkin suami saya mikirnya masih akan datang ke sini, jadi biar ada rumah buat sekedar mampir.”Kedatangan sebuah mobil membuat percakapan kami berakhir. Seorang pria berkulit gelap keluar dan mengulas senyumnya. Aku langsung ingat nama pria itu karena, dari sekian teman Ed nama pria itu yang paling menggemaskan. Apalagi pernah kami sampai bertengkar dan salah paham hanya karena ada panggilan dari pria itu.“Mas Manis, ya?” sapaku padanya.“Benar, suamimu bilang ingin menyewa mobilku, jadi aku antarkan ini pagi-pagi agar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status