Share

kunci

Kususuri jalan setapak yang di kanan kirinya terdapat kebun dan sawah penduduk. Bunyi gemericik air yang mengalir di saluran irigasi sedikit menenangkan suasana hatiku yang galau karena baru saja ditinggal Inaq. Riak air yang jernih dan terlihat menyejukkan membuatku menerawang dan berpikir mengapa kehidupanku tidak mengalir saja seperti air yang tidak tersandung masalah dan hanya membawa kesejukan.

"Ah, andai saja."

Sesampainya di rumah, ku letakkan payung di sudut teras lalu merogoh kunci dari dalam saku dan membuka gembok pintu. Tiba tiba saja dari pinggir kanan teras Kak Yanto muncul sambil menopangkan dagunya pada pagar teras.

"Jadi katakan padaku, di mana uang itu?"

"Pasti Kakak sangat heran kan karena tidak menemukan uang yang kakak selipkan!" jawabku tertawa.

Dia yang yang merasa di skakmat oleh ucapanku langsung terkesiap dan menyurutkan wajahnya, alisnya mengernyit dan kemudian dia tertawa.

"Wanita licik," gumamnya sambil menggeleng dan memasang ekspresi melecehkanku.

"Uang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status