Share

terlalu banyak

Jilbabku basah, wajahku juga panas oleh bekas sayur yang disiram habis ke depan mukaku. Kuahnya membasahi pakaian sementara isinya rontok dari atas kepalaku, termasuk beberapa helai bihun yang kemudian kuusap dan kulempar kasar.

"Kau terlalu banyak membantah," desis Ibu. " "banyak membantah sama dengan melawan orang tua!" sambungnya.

"Maafkan saya, saya hanya membela diri," balasku pelan. Bukannya takut pada wanita itu, tapi aku masih punya sedikit rasa hormat pada Ayah mertua yang mulai baik dan lembut pada diri ini.

"Membela diri dengan cara mencela mertua?" tanyanya dengan nada tinggi.

"Tidak."

"Andai aku tak sakit, tak sudi diri ini membiarkan kau masuk kemari!"

Karena tak mau memperpanjang perdebatan yang pada akhirnya yang menumpuk dosa dan menguras hati, akhirnya kuputuskan untuk menjauh dan mengalah saja.

"Iya, maaf, kalau begitu, saya pulang dulu Ibu," ucapku lirih.

"Pergi saja, memangnya siapa yang menahanmu?"

"Baiklah, kalau butuh apa apa Ibu tinggal menelpon Kak Aidil."

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status