Share

Bab 53

Author: Juwita Liling
last update Last Updated: 2025-07-13 10:11:23

Ruangan kamar pasien tempat Kasih dirawat dipenuhi kesunyian yang menyesakkan dada. Bagaimana tidak? Sampai saat ini, tak sedikit pun Kasih menunjukkan tanda-tanda akan membuka kedua matanya. Ia seolah tenggelam dalam dunianya sendiri, jauh dari hiruk pikuk orang-orang yang mencemaskannya.

Tidak ada suara apa pun selain tarikan napas pelan dan sesekali isak tangis yang tertahan. Suasana sunyi itu membungkus ruangan dengan selimut duka dan harap, menyisakan hanya detak mesin pemantau yang terus berdenting pelan sebagai tanda bahwa nyawa Kasih masih bertahan.

Nayla duduk di kursi kecil di sisi ranjang, memegang tangan mama dengan erat seolah takut kehilangannya. Air mata membasahi wajah mungilnya. Sejak tadi, ia memaksa ingin masuk meski semula tidak diizinkan. Tangis dan kegigihannya membuat para perawat luluh hingga akhirnya memperbolehkannya menemani mamanya.

"Mama, ini Nayla. Mama dengar kan suara Nayla? Jangan diam terus, Ma. Bangun, ya." Suaranya lirih, nyaris tak terdengar.

Tatap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 58

    Kasih menyambut kepulangan suaminya dengan seulas senyum hangat. Namun, senyuman itu perlahan memudar ketika matanya menangkap raut wajah Eric yang tampak kesal. Dahinya berkerut, dalam hati ia bertanya-tanya. Apa yang terjadi pada suaminya? Mengapa suaminya pulang dengan wajah seburuk itu? Biasanya, meskipun lelah, Eric tidak pernah terlihat sekesal ini saat pulang ke rumah.Tanpa mengucap sepatah kata pun, Eric mengecup kening istrinya, lalu melangkah menuju sofa. Ia duduk sambil menggerakkan lehernya yang terasa tegang setelah seharian di depan laptop.Kasih mendekat dengan perlahan lalu duduk di samping Eric. Tangannya menyentuh lengan sang suami dengan lembut, berusaha menghadirkan ketenangan lewat sentuhan kecil itu."Ada apa? Kelihatannya capek sekali dan terlihat kesal. Apakah ada masalah di perusahaan?" tanyanya dengan nada lembut dan penuh kehati-hatian.Eric mengusap wajahnya dengan kedua tangan, lalu menatap wajah Kasih dengan pandangan letih.“Tidak apa-apa, hanya lelah s

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 57

    Kasih menghela napas lega. Ia duduk di atas ranjang dengan senyum yang merekah di wajahnya. Setelah dua minggu hanya berbaring di rumah sakit, hari ini tubuhnya terasa jauh lebih bebas. Rasa jenuh yang menumpuk selama dirawat perlahan sirna.Pagi tadi, dokter telah mengizinkannya untuk pulang, dan itu membuatnya sangat senang sekali. Akhirnya, ia bisa kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga kecilnya yang begitu ia rindukan."Akhirnya aku bebas dari bau rumah sakit," gumamnya pelan. Senyumnya semakin mengembang di wajahnya yang tampak sedikit lebih segar daripada hari-hari sebelumnya.Sementara itu, Eric sedang berada di ruang kerjanya. Ia duduk berhadapan dengan Bima, tangan kirinya menopang dagu, sementara tangan kanannya memegang selembar berkas yang baru saja ia baca.Senyum tipis menghiasi wajahnya, menyiratkan kepuasan yang mendalam. Di hadapannya, tertata rapi lembaran-lembaran laporan yang berisi informasi lengkap tentang pelaku penabrakan mobilnya. Kejadian itu bukan ha

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 56

    Eric meremas lembaran kertas informasi yang diberikan oleh Bima, seolah melampiaskan kemarahannya. Matanya menatap lurus ke depan, rahangnya mengeras, dan giginya bergemelutuk, menahan amarah yang hampir saja meledak seperti bom waktu.Bima menahan napas melihat reaksi atasannya itu. Ia sudah menduga sebelumnya, beginilah respon Eric ketika mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.Eric memandang wajah Bima, sorot matanya tak berubah sedikit pun. Selang beberapa saat, ia menghembuskan napas beratnya. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha menenangkan amarah yang bergejolak dalam dadanya.Saat ini, Eric menyadari jika ia masih berada di ruangan Kasih dan tidak mungkin meluapkan kemarahannya yang hampir meledak itu. Eric tidak ingin membuat Kasih terkejut dan terbangun dari tidurnya.“Kamu tahu apa yang harus dilakukan, bukan? Berikan pelajaran pada pria yang telah membantunya dan mengeluarkannya dari penjara. Jika kamu tidak mampu memberikan hukuman pada keduanya, maka akulah yang akan turun

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 55

    Siang itu, Eric duduk di samping ranjang rumah sakit. Tatapannya tertuju pada wajah Kasih yang masih tampak pucat. Setelah makan dan meminum obat, Kasih tertidur, dan Eric tak beranjak sedikit pun dari sisinya.Pria berparas tampan dengan sorot mata dingin itu kini terlihat jauh lebih segar. Kondisinya sudah membaik, ia tidak lagi menggunakan kursi roda dan selang infus pun telah dilepas.Namun tidak demikian dengan Kasih. Meski sudah sadar, perempuan itu masih dalam pengawasan dokter dan belum diizinkan untuk bangun dari tempat tidur.Kemarin, saat mencoba duduk untuk pertama kalinya, Kasih tiba-tiba pingsan dan mengalami muntah hebat. Kejadian itu membuat dokter segera melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan tidak ada masalah serius yang disebabkan oleh benturan di kepalanya.Tak lama, terdengar suara pintu dibuka dari luar. Eric menoleh dengan cepat. Di ambang tampak Bima berdiri bersama seorang wanita muda. Tanpa banyak kata, keduanya melangkah masuk ke dalam ruangan.“Pak Er

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 54

    Kamar tempat Kasih dirawat tampak hening, diselimuti ketegangan yang sunyi. Eric duduk di kursi, matanya menatap Nayla yang masih tertidur di sofa. Sejak kemarin, gadis kecil itu menolak untuk pulang. Tak ada satu pun yang mampu membujuknya, bahkan Eric sendiri pun tak sanggup memaksanya. Nayla tetap bersikeras ingin menunggu sang mama.Indira, yang baru kembali dari kantin rumah sakit, menghampiri putranya sambil membawa dua bungkus sarapan untuk Revan dan cucunya. Wanita paruh baya itu menghela napas panjang sebelum duduk di sisi Eric. Tatapannya tertuju pada wajah anak laki-lakinya yang tampak lelah, baik secara fisik maupun batin."Mengapa tidak beristirahat saja?" tanya Indira.Eric membalas tatapan mata ibunya. Ia menghirup udara dan menghembuskannya. "Aku tidak bisa beristirahat dengan tenang sebelum Kasih membuka matanya," jawab Eric.Eric mengusap wajahnya dengan kasar, berusaha meredam kegundahan yang sejak kemarin menghantuinya. Matanya kembali menatap sosok wanita yang ter

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 53

    Ruangan kamar pasien tempat Kasih dirawat dipenuhi kesunyian yang menyesakkan dada. Bagaimana tidak? Sampai saat ini, tak sedikit pun Kasih menunjukkan tanda-tanda akan membuka kedua matanya. Ia seolah tenggelam dalam dunianya sendiri, jauh dari hiruk pikuk orang-orang yang mencemaskannya.Tidak ada suara apa pun selain tarikan napas pelan dan sesekali isak tangis yang tertahan. Suasana sunyi itu membungkus ruangan dengan selimut duka dan harap, menyisakan hanya detak mesin pemantau yang terus berdenting pelan sebagai tanda bahwa nyawa Kasih masih bertahan.Nayla duduk di kursi kecil di sisi ranjang, memegang tangan mama dengan erat seolah takut kehilangannya. Air mata membasahi wajah mungilnya. Sejak tadi, ia memaksa ingin masuk meski semula tidak diizinkan. Tangis dan kegigihannya membuat para perawat luluh hingga akhirnya memperbolehkannya menemani mamanya."Mama, ini Nayla. Mama dengar kan suara Nayla? Jangan diam terus, Ma. Bangun, ya." Suaranya lirih, nyaris tak terdengar.Tatap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status