MasukKasih Sukma Ayu dijebak menikah dengan Eric Wijaya, CEO dingin yang telah menjadi bosnya selama bertahun-tahun, demi ambisi Cintya yang menolak hamil tapi ingin memberi keturunan untuk suaminya. Dihina, disakiti, dan dianggap tak lebih dari rahim pinjaman, Kasih tetap bertahan demi bayi dalam kandungannya. Namun saat cinta mulai tumbuh di hati Eric, Kasih memilih untuk pergi.
Lihat lebih banyakKasih mengulas senyum bahagia di wajahnya, matanya tak lepas memandang wajah Eric yang sudah kembali segar, tatapannya beralih pada Nayla yang duduk di pangkuan papanya. Sejak Eric pulang dari rumah sakit, Nayla tak ingin beranjak dari sisinya, seakan takut kehilangan Eric.”Terima kasih ya Tuhan, Engkau telah mengembalikan kebahagiaan di rumah ini,” gumam Kasih dalam hatinya.Ia mengalihkan pandangannya pada adiknya, Revan, yang duduk di samping Eric. Helaan napas lega terdengar dari bibirnya, melihat Revan yang tak pernah terlihat murung lagi.”Semoga kebahagiaan ini tak direnggut lagi dari kami,” batinnya.Kasih beralih ke ibu mertuanya yang juga sedang memandangnya, tatapan mereka beradu. Indira mengulas senyum lembut di wajahnya, seolah mengucapkan, ”Terima kasih karena kamu sudah menjaga dan melindungi kami semenjak Eric tertidur.”Kasih membalas senyuman itu, tak lama terdengar suara. “Hem!”Serentak Kasih dan Indira menoleh ke arah Eric yang sedang memandang mereka dengan tata
Usai mengunjungi proyek, Kasih langsung menuju rumah sakit. Langkah kakinya terasa berat, seolah setiap jejak menyimpan harapan dan kelelahan yang menumpuk selama beberapa hari terakhir. Bau antiseptik begitu menyengat tercium di hidungnya saat ia melangkah masuk ke lorong ICU, menyambutnya dengan dingin yang menggigit kulit.Kini wanita itu duduk di kursi di samping tempat tidur Eric. Pandangannya tertuju pada wajah pucat suaminya yang tampak tenang di balik selang oksigen. Dada bidang yang dulu selalu hangat memeluknya kini naik turun pelan dengan bantuan alat bantu napas. Matanya beralih menatap selang infus yang menetes perlahan dan layar monitor yang memancarkan cahaya hijau redup, berbunyi dengan ritme monoton namun menenangkan.“Apakah Papa tidak merindukan kami sehingga sangat pulas tertidur?” ucapnya.Kasih menghela napas panjang, rasa lelah dan cemas menyatu membuatnya seperti kehilangan tenaga.“Papa harus bangun! Mama, Nayla, Ibu, dan Revan membutuhkanmu, Pa.”Kasih menggen
Di ruangan kerja Eric, Kasih duduk di kursi. Ia memandang sekeliling ruangan dengan sorot mata sendu. Ingatannya melayang pada saat suaminya masih berada di ruangan ini. Eric Begitu serius memeriksa semua berkas-berkas perusahaan, sesekali menatap layar laptop, lalu kembali menunduk meneliti dokumen di meja.Kasih menghela napas panjang. Hatinya benar-benar terluka. Jika boleh jujur, saat ini ia tak tahu harus berbuat apa. Namun, ia tak bisa tinggal diam. Pelaku yang membuat suaminya dan Bima terbaring lemah di rumah sakit harus ia temukan.Ia kembali menghembuskan napas berat. Ingatannya melayang pada saat sebelum kecelakaan itu terjadi. Keningnya berkerut ketika mengingat percakapan Eric dengan Bima melalui sambungan ponsel.“Aku yakin ada petunjuk di ponsel suamiku,” gumamnya dengan lirih.Kasih bersandar di kursi. Matanya tertuju pada pintu ruangan CEO ketika terdengar ketukan dari luar.“Masuk!” seru Kasih.Pintu pun terbuka. Masuklah Budiman, direktur perusahaan milik Eric. Pria
Degh! Jantung Kasih berdegup tak beraturan mendengar ucapan yang terlontar dari bibir Indira. Ingatannya pun melayang jauh, kembali pada sore hari sebelum kecelakaan Eric. Saat itu, dering telepon dari Bima masih begitu jelas terngiang di telinganya. Begitu panggilan itu berakhir, Eric pun pergi tergesa, seakan ada sesuatu yang begitu penting menantinya.Kasih masih mengingat jelas bagaimana ia sempat menahan langkah suaminya.“Ada apa, Pa?” tanyanya kala itu dengan raut wajah yang dipenuhi dengan kecemasan.Eric hanya menghela napas panjang saat itu, lalu menatapnya sekilas. “Ada urusan penting yang harus Papa selesaikan, dan sekarang Papa harus kembali ke perusahaan,” ucapnya dengan nada tegas.Namun Kasih dapat merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sorot mata suaminya seakan menyimpan kecemasan yang tak terucapkan. Telinganya yang peka bahkan sempat menangkap percakapan singkat antara Eric dan asistennya, percakapan yang terdengar samar namun cukup untuk menimbulkan rasa curiga di h






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.