Share

Mengusir Penghianat

"Iya aku tahu, dan aku sudah dapat persetujuan dari kamu kok. Ingat kan semalam kamu udah tanda tangan." Felys memotong ucapan suaminya. Seketika Abram menepuk jidatnya saat teringat jika tadi malam Felys sempat meminta tanda tangan darinya, dan tanpa bertanya Abram langsung menanda tanganinya.

***

Abram menjatuhkan bobotnya di sofa, lalu mengusap wajahnya dengan gusar. "Aku memang bodoh, bisa-bisanya aku tertipu."

Felys menghela napas. "Ya sudah mau ke kantor apa nggak, Mas."

Abram menoleh istrinya. "Aku boleh pinjam mobil kamu."

"Boleh, kita berangkat bareng aja ya, soalnya hari ini aku mau ikut kerja," ucap Felys, mendengar itu Abram sedikit terkejut. Karena selama ini istrinya itu selalu diam dan duduk di rumah, tapi kenapa sekarang mendadak ingin ikut bekerja.

"Kamu mau ikut kerja?" tanya Abram tak percaya, pasalnya selama ini Felys tidak pernah mau ke kantor. Paling jika ada keperluan saja.

"Iya, memangnya kenapa? Sebentar ya, aku siap-siap dulu." Felys beranjak naik ke lanta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kenapa harus pake adegan pingsan segala. semoga aja g hamil krn kebanyakan cerita klu udah mau cerai baru hamil.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status