Share

Berusaha Ikhlas

"Mas, anterin aku ke makam putriku!" pintaku pada Mas Candra sebelum sampai ke rumah.

"Kamu belum pulih, Riana! Bagaimana jika nanti saja, jika keadaanmu sedikit lebih baik?" tolaknya.

"Mas, aku mohon! Jangan larang aku!"

"Baiklah!" Mas Candra dengan terpaksa membawaku ke tempat pemakaman putriku.

Hatiku begitu perih, saat melangkahkan kaki mendekati pemakaman putriku.

"Ini, Riana! Ini pemakaman putrimu! Namanya Nadira Putri Yoga. Sesuai nama yang kamu pernah sebutkan pada mas!" ucap Mas Candra.

Aku terduduk lesu di samping makam putriku. Memegangi pusara putriku dengan tangan bergetar. 

"Nak, kenapa kamu tidak membiarkan mama memelukmu walau hanya sedetik saja?" aku menangis memeluk batu nisan pemakaman putriku. Hatiku sangat hancur. Ini kehilangan yang paling berat yang pernah aku alami. 

Masih terekam jelas dalam ingatanku betapa aktifnya dia saat dalam kandunganku. Dia adalah sumber kekuatanku. Sekarang semua itu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status