Share

Pertarungan Takdir

Author: Strawberry
last update Huling Na-update: 2025-05-06 22:14:18

Malam sebelum pertempuran….

Ruang bawah tanah istana itu sunyi, hanya diterangi cahaya kebiruan dari kristal sihir yang tergantung di langit-langit. Peta energi Arcelis tergantung di udara, berputar perlahan—warna hitam keunguan menyelubunginya, tak seperti aura makhluk hidup biasanya.

Arcelia berdiri di depan proyeksi itu. Wajahnya tenang, tapi matanya menyimpan badai. Jelas berbahaya.

Lucien berdiri di sisinya, satu tangannya menunjuk ke area samar di sekitar dada Arcelis. “Lihat ini,” katanya pelan. “Retakan halus. Energi di sekitar jantungnya tidak stabil.”

Azrael menyipitkan mata. “Apa itu berarti… dia punya titik lemah?”

Lucien mengangguk. “Menurut penelitianku, Arcelis bukan makhluk utuh. Ia disusun dari berbagai fragmen keinginan dan emosi manusia yang paling kotor—pengkhianatan, iri hati, dendam, obsesi. Semuanya dimanifestasikan, tapi tidak benar-benar menyatu. Titik retak ini—”

“—adalah tempat di mana fragmen itu berkonflik,” potong Lira yang sedari tadi memperhatikan proye
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mulik Zayyinah
kereeeennn... aq seperti ada disana
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Pemulihan (2)

    Di bawah reruntuhan pasar tua yang dulunya penuh canda tawa, kini terbuka lorong sempit yang hanya dikenal oleh beberapa jiwa terpilih. Lorong itu gelap, berliku, dan beraroma tanah lembab… tapi bagi mereka yang berhasil sampai di ujungnya, ada cahaya kecil yang menyambut.Lilin-lilin menyala pelan di sepanjang dinding ruang bawah tanah yang dulunya tempat penyimpanan makanan. Kini, tempat itu menjadi rumah—bukan rumah dari batu dan kayu, tapi dari tekad dan luka yang memilih untuk sembuh.Isara berdiri di tengah lingkaran kecil wanita-wanita yang dulu disebut Persembahan.Ada yang matanya masih sembab.Ada yang tubuhnya penuh bekas luka.Ada pula yang hanya bisa bicara dalam bisikan.Tapi mereka semua hadir. Masih hidup. Masih memiliki jiwa.Isara menatap mereka satu per satu. Di sinilah ia sadar—bahwa ia bukan pemimpin. Ia hanya suara pertama. Yang lain adalah gema.“Ratu Arcelia berkata,” Isara membuka pertemuan dengan suara lirih tapi jelas, “cinta yang terluka bisa menjadi keku

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Pemulihan

    Ditemani Kaelthor, Isara kini sudah dikembalikan ke dunia fana.Udara dunia fana terasa lebih berat dari biasanya. Seolah setiap molekul udara membawa duka, penderitaan, dan luka yang belum sempat sembuh. Kabut tipis menyelimuti jalanan kota tua, menelan suara dan warna, menyisakan hanya bayangan-bayangan kelam.Di balik tembok yang hampir runtuh, Kaelthor berdiri dalam diam. Jubah gelapnya menyatu dengan reruntuhan, matanya tajam mengawasi dari kejauhan. Ia tidak harus dekat untuk menyaksikan kekejian.Di alun-alun kota, orang-orang berbaris dalam senyap. Di hadapan mereka, patung Eden yang menjulang tinggi memancarkan aura dingin dan kuasa yang menindas. Sementara di bawahnya, para pengawal menyeret seorang gadis muda—karena kedapatan membagi sepotong roti pada pengemis tua.Hukuman atas "kedermawanan tanpa izin."Kaelthor mengepalkan tangannya, tetapi ia tidak bergerak.Karena di sampingnya, berdiri Isara. Kini dalam jubah putih yang sederhana, namun bersih dari ketakutan.“Kau yak

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Nyala Semangat

    Pagi tak pernah benar-benar datang di istana Eden, namun hari itu, bayang-bayang terasa lebih panjang. Lebih dingin. Lebih berat.Kursi singgasananya kosong lebih lama dari biasanya. Para pengawal saling melempar pandang, takut mengucap pertanyaan, karena raja mereka tak pernah suka ditunggu.Dan ketika akhirnya Eden muncul dari ruang dalamnya, langkahnya cepat, rahangnya mengeras. Matanya—yang biasanya tajam dan tenang—kini bergerak gelisah, seolah memburu sesuatu yang tak bisa dijelaskan.“Di mana dia?” suaranya tajam, tapi terdengar samar seperti bisikan badai. “Yang kalian tahan di ruang bawah. Yang… memanggil namaku kemarin.”Para penjaga saling menunduk. Salah satu dari mereka memberanikan diri angkat bicara.“Tuanku… perempuan itu… menghilang.”Suasana seketika membeku.“Bagaimana bisa?” Eden mendesis. “Di dalam wilayah kekuasaanku. Di bawah penjagaanku.”Ia menatap ke luar jendela kaca berukir, melihat bayangan istananya sendiri. Namun matanya tidak menangkap refleksi—melaink

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Harapan Kecil

    Akhirnya atas titah Kaisar, Kaelthor yang turun tangan untuk menyelamatkan Isara. Salah satu alasan kenapa Isara harus diselamatkan adalah agar manusia tidak putus harapan.Isara adalah gamparan dari harapan. Walaupun sedikit dan kecil harapan itu dia tetap memilikinya, begitulah seharusnya manusia hidup. Karena dari harapan kecil itu manusia dapat menciptakan harapan dan kesempatan besar.Di langit dunia fana yang senyap dan kelabu, tak ada bintang yang menuntun malam. Tapi di sela kabut, satu garis cahaya turun dari angkasa. Ia tidak membelah awan dengan guntur. Ia menyusup… seperti doa yang ditelan gelap terlalu lama.Dari balik bayangan reruntuhan, Kaelthor melangkah—tanpa suara, tanpa keraguan.Jubahnya yang kelam berkibar pelan, menyamarkan tubuhnya di antara puing-puing bangunan tua. Di tangannya, sepotong batu kristal mengeluarkan pancaran redup: milik Arcelia. Panduan medan jiwa.Dan di dalam denyut kecil kristal itu… nama Isara bergetar seperti bisikan yang hanya bisa dideng

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Masih Ada Harapan

    Dunia fana tidak lagi mengenal pagi. Langitnya redup sepanjang waktu, seolah cahaya enggan menembus tempat yang kini dikuasai oleh seorang raja… yang dulunya hanya seorang anak laki-laki pendiam bernama Eden.Istana megah berdiri di tengah reruntuhan kota yang dahulu ramai oleh tawa dan doa. Dindingnya dipenuhi ukiran pemujaan, bukan kepada dewa, melainkan kepada Eden—dalam wujud barunya yang agung namun gelap. Tahtanya menjulang tinggi, terbuat dari tulang para budak yang mati dalam pengabdian. Dan di bawah tangga singgasana itu, manusia berkumpul setiap hari. Memohon. Meratap. Menggadaikan harga diri demi harapan palsu.Eden duduk di atas singgasananya dengan mantel gelap bersulamkan emas. Di kedua sisi, para wanita berdiri membisu, wajah mereka tertutup topeng—bukan untuk melindungi diri, melainkan untuk menyembunyikan air mata. Mereka dulunya bangsawan, pendeta, gadis desa. Kini mereka tak lebih dari pajangan.Sekali perintah keluar dari bibir Eden, seluruh ruang harus mematuhi.“

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Fitrah Manusia

    Di ruang tergelap dalam dimensi bayangan, para Elder Daemon berdiri melingkar. Kabut pekat menyelubungi kaki mereka, berputar seperti ular lapar yang tak henti melingkari mangsanya. Di hadapan mereka, sebuah cermin jiwa—benda kuno yang hanya bisa menunjukkan cahaya dan kegelapan dengan jujur—memantulkan gambaran dunia fana.Di sana, Arcelia berdiri di tengah cahaya redup, mengulurkan tangan kepada manusia-manusia yang masih memiliki hati bersih. Di sekitarnya, anak-anak menangis bukan karena takut, tetapi karena haru. Wanita-wanita memeluk satu sama lain, dan pria-pria mulai menurunkan senjata mereka, bahkan jika hanya untuk sesaat.Harapan, seperti benih, telah ditanam kembali.Salah satu Elder Daemon menggeram, napasnya seperti bara panas yang membakar kabut.“Dia… menyalakan nyala itu lagi. Dia membuat manusia kembali percaya pada sesuatu yang seharusnya kita kubur—cinta, kesetiaan, dan harapan.”Yang lain—berwujud seperti sosok bersayap patah—menggeleng dengan tawa dingin. “Tenan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status