Bab 8

"Huh! Kamu kira Grace bakal menikah dengan Harry? Dia masih harus menunggu 2 tahun supaya bisa menikah. Sebelum itu, dia pasti sudah mati karena disiksa Harry. Untuk apa kamu peduli pada senioritas? Asalkan menjadi bagian Keluarga Prayogo, statusmu akan meningkat pesat. Kalaupun dia lebih senior darimu, kamu tetap lebih unggul darinya!" jelas Tashia.

"Ibu benar. Aku pasti akan berjuang untukmu. Anak haram seperti dia nggak pantas menjadi Nona Keluarga Lugiman. Tenang saja, aku pasti akan menginjak-injaknya dan membuatnya hancur!" sahut Greta.

Setelah mendengar semua ini, Grace sungguh tercengang. Meskipun memanggil Tashia sebagai ibu, Tashia bukan ibu kandung Grace. Hingga sekarang, Grace tidak pernah bertemu ibu kandungnya.

Menurut Tashia, begitu Grace lahir, ibunya langsung datang dan meminta uang. Jika tidak, ibunya mengancam akan memberi tahu media bahwa ayah mereka punya wanita simpanan.

Demi menjaga martabat Keluarga Lugiman, Tashia terpaksa bersabar dan memberikan uang untuk mengusir wanita itu. Sejak saat itu, Tashia melampiaskan semua kebenciannya kepada Grace. Sejak kecil, Grace tidak pernah disambut di keluarga ini.

Semua pakaian, mainan, tas, ataupun barang lain yang digunakan Grace adalah barang bekas Greta yang sudah tidak diinginkan. Ayah Grace juga membenci ibu kandung Grace, beranggapan bahwa wanita itu hanya menginginkan uangnya.

Itu sebabnya, mereka tidak pernah peduli pada Grace. Ketika Keluarga Lugiman mengalami krisis, mereka bukan mengorbankan Greta, melainkan Grace yang baru berusia 18 tahun.

Grace malah berpikiran untuk pulang dan melihat orang tuanya. Setelah dipikir-pikir, sepertinya kecemasannya ini sudah berlebihan.

Grace melepaskan tangannya dan memandang pintu dengan sedih. Kemudian, dia menunduk dan pergi sehingga tidak memperhatikan mobil yang terparkir di seberang.

"Pak, itu Nona Grace. Dia kelihatan sedih sekali. Dia memang nggak disambut di rumah ini. Aku rasa dia mendengar sesuatu yang membuatnya sedih begitu?" tanya sekretaris.

Harry memicingkan matanya. Dia datang untuk membahas tentang pernikahannya dengan Grace. Tanpa diduga, dia malah melihat Grace yang pergi dengan wajah murung. Siapa pun yang melihat penampilan lesunya ini pasti akan merasa kasihan padanya.

"Peringatkan Keluarga Lugiman untuk nggak menyinggung wanitaku. Aku bisa membantu mereka terlepas dari krisis, tapi juga bisa membinasakan mereka," ujar Harry dengan dingin.

Sekretaris itu tentu paham. Bosnya ini ingin melindungi Grace.

Grace pergi ke toko kue. Ketika sedih, dia suka makan makanan manis. Dia menghabiskan beberapa potong tiramisu sendirian.

Harry melihat semua ini melalui jendela toko. Dia tidak bisa menahan tawanya. Dia mengira Grace akan menangis, tetapi malah datang ke toko kue dan melupakan masalahnya.

Harry berbalik dan ingin pergi, tetapi tiba-tiba menabrak seorang anak kecil. Begitu melihat wajah Harry, anak itu sontak terkejut dan terduduk di tanah sambil menangis. Tangisannya sangat keras sehingga semua orang di toko kue bisa mendengarnya, termasuk Grace.

Grace tidak menyangka akan bertemu Harry di sini. Dia tidak sadar bahwa Harry membuntutinya, malah mengira pria ini datang untuk membeli kue.

Saat ini, ibu anak itu berlari menghampiri dan memeluk anaknya. Ketika melihat setengah bagian wajah Harry yang mengerikan, wanita itu menegur, "Wajahmu sudah begitu hancur, tapi masih berkeliaran di luar. Kalau anakku kenapa-napa, apa kamu bisa menanggungnya?"