Wina terdiam dan menatap kearah Vian. “Aku melihat Nona untuk pertama kalinya makan dengan tulus dan menikmati makanan itu dengan sepenuh hati.” Ujar Vian
“Meski makanan ini hanya sederhana, namun di mata anda makanan ini sangat berarti. Buktinya saja anda sampai nambah seperti itu sudah memperlihatkan bahwa makanan yang anda makan ini merupakan juara dari berbagai makanan yang pernah anda makan sebelumnya.” Ujar Vian yang menatap kearah Wina yang duduk dihadapannya.
“Kau ini terlalu berlebihan.” Ujar Wina, lalu Wina ingin minum namun minumannya sudah habis. “Ahhh minumku habis lagi.” Ujar Wina
Lalu Vian memberikan minumannya, “Ini minum punyaku tapi ini teh tawar ya.” Ujar Vian, Wina akhirnya mengambil minuman Vian dan meminumnya.
“Ayo kita berangkat.” Ujar Wina, yang setelah minum ia langsung pergi dari sana. Vian yang melihat hal itu hanya terdiam dan tersenyum sendiri. Sementara i
Saat yang bersamaan Aarav mengambil ponselnya dan mencari nomor Bora kemudian ia menghubunginya. Ponsel Bora berbunyi, saat Bora melihat Siapa yang menghubunginya ia hanya terdiam dan tidak menyangka bahwa mengapa Moment saat ia hendak mengirimi pesan kepada Aarav dan ternyata Aarav pun menghubunginya disaat itu juga. Lalu Bora akhirnya mengangkat Panggilan Dari Aarav. “Halo.” Ujar Bora“Apa Aku menganggu mu?” tanya Aarav“Ahhh tidak, kau tidak mengangguku sama sekali. Justru kau menghubungiku disaat yang tepat.” Ujar Bora, lalu Seketika Bora menutup mulutnya saat ia keceplosan bahwa Aarav menghubunginya di saat yang tepat. Aarav tersenyum saat Bora mengatakan hal tersebut.“Benarkah, syukurlah jika aku menghubungimu di saat yang tepat.” Ujar AaravBora langsung terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut, “Kau sedang apa?” Tanya BoraAarav terdiam dan ia memandangi Lukisan yang baru saja i
“Owen.” Ujar ElardOwen berhenti melangkah dan ia menoleh kearah Seorang yang memanggil namanya dengan lantang. Owen terdiam saat Elard berdiri di sana “Elard.” Ujar Owen.Elard berjalan perlahan kearah Owen yang hanya berdiri disana sambil memandangi Elard. Elard berdiri dihadapan Owen “Kenapa kau ada disini?” Tanya Owen“Beginikah kau diluar kantor dan Di luar rumah kakak.” Ujar Elard sambil menatap tajam kearah Owen yang ada di hadapannya. Lalu Owen langsung menrik Elard untuk bicara di tempat yang lebih sepi supaya tidak ada yang melihat mereka. Elard melepaskan tagan Owen “Ini tidak seperti yang kau lihat, Dia adalah Asistenku.” Ujar Owen“Ohhh Asisten?” ujar Elard“Benar dia hanya asisten.” Ujar Owen“Jika dia hanya sekedar Asistenmu, lantas kenapa kau merangkul pingangnya didepan umum?” Tanya Elard“Merangkul, Merangkul apa.&rd
“Kau baru membeli lukisan ini?” tanya Ika“Tidak itu dari Pak Ade.” Ujar Bora“What dari pak Ade.” Ujar Ika, lalu Ika meletakan Kantung plastik yang berisi Makan malam mereka di atas meja. Ika lansung menatap kearah Lukisan yang Bora pajang tepat didepan pintu masuk “Tak kusangka Lukisannya sangat indah. Dia benar benar berbakat sekali.” Ujar Ika,“Jika dia pandai melukis kenapa dia tidak jadi pelukis saja ya.” Ujar Ika“Kau setuju kan Bora.” Ujar Ika yang menanyakan pendapat Bora mengenai Perkataannya.‘Andai kau tahu bahwa Pak Ade yang kau kenal seorang Pelukis yang saat ini menjadi Target ku. Dan aku tidak mengerti mengapa dia tidak mau menjadi Pelukis Profesional lagi padahal dia sudah mau melukis kembali.’ Ujar Bora dalam hati sambil tersenyum kearah Ika yang saat ini sedang terpesona dengan lukisan yang terpajang di dinding. Sudah lebih 20 menit Ika terus mema
Sebelum Josep bermain golf dengan Owen dan Elard dan membahas mengenai misi Bora yang ingin merekrut Aarav sebagai pelukis di galery Elard. Saat itu Owen baru saja tiba dirumah dan saat itu Owen menghentikan Mobilnya di garasi, Saat ia melepaskan Seatbelt ia menoleh kearah barang belanjaan yang ia beli untuk Glesa. Owen mengambilnya kemudian ia keluar dari mobilnya. Owen terus berjalan kedalam rumah dan saat itu Owen melihat Glesa sedang duduk di Ruang Keluarga. “Aku pulang.” Ujar OwenGlesa menoleh kearah Owen, dan saat itu Glesa berdiri dan berjalan kearah Owen yang berdiri disana. “Kau sudah pulang.” Ujar Glesa“Hmmm Maaf aku seharian tidak menghubungiku, kau tahu akhir akhir ini aku banyak ekali kerjaan.” Ujar Owen“Tidak masalah, lagian sebentar lagi juga aku yang akan sibuk juga. Yang penting kita harus saling percaya.” Ujar Glesa, lalu Glesa melihat kearah barang belanjaarn yang ada di tangan Owen. &ld
Elard mengeluarkan ponselnya dan ia menghubungi seseorang yang ia kenal, “Halo Marco, Bisa kau mencari informasi mengenai Scandal Aarav 10 tahun yang lalu.” Ujar Elard.“Bukankah kau sudah tahu bahwa Aarav mencuri dan mengaku lukisan orang lain.” Ujar Marco yang tak lain adalah teman sekaligus asisten pribadi Elard“Aku tahu tapi informasi itu hanya sebatas bahwa Aarav mencuri lukisan seseorang dan aku tidak mengetahui siapa orang itu.” Ujar Elard“Masa kau tidak tahu, padahal informasi ini sudah aku berikan loh.” Ujar Marco“Kepada siapa kau memberikannya.” Ujar Elard“Kakakmu.” Ujar Marco, Elard terdiam saat Marco mengatakan bahwa informasi mengenai Scandal Aarav diberikan semuanya kepada Owen“Aarav mencuri karya dari kakak iparmu.” Ujar Marco, Elard terdiam saat Marco mengatakan hal tersebut kepadanya. Lalu Elard sedikit bisa menarik kesimpulan bahwa Kena
Wina terdiam dan ia menoleh kearah Minuman dan Makanan yang ada dimeja, “Aku tahu pasti jika kau melakukan kegiatan ini pasti kau akan lupa jika sebentar lagi akan makan siang. Makanya sebelum itu terjadi aku berinisiatif datang kesini dan memberikan ini kepadamu.” Ujar Vian yang menatap kearah Wina yang ada didepannya.“Kau boleh mengapai cita citamu, tapi kau jangan lupakan makan juga. Lihatlah dirimu sudah kurus ceking begini malah melupakan makan siang.” Ujar Vian, Wina terdiam sambil menatap kearah Vian yang tiba tiba datang dengan membawakan ia makanan dan minuman. Wina berdiri dan Ia memegang Kening Vian dan Mngukur Apa Vian Panas Atau tidak. Vian yang melihat apa yang Wina lakukan langsung memegang Tangan Wina yang memegang Keningnya. “Apa yang kau lakukan?”tanya Vian“Apa kau sakit? Tidak seperti biasanya kau seperti ini.” Ujar Wina“Maksudmu?” Tanya Vian“Ya habis kau begitu
Saat Bora melihat Foto Aarav di Ponselnya, seketika jantung bora berdegung kecang saat memandangi foto tersebut. ‘Kenapa jantungku deg degan saat setiap melihatnya. Apa mungkin aku benar benar menyukainya.’ Ujar Bora dalam hati. Lalu Bora teringat dengan apa yang Elard katakan mengenai Masa Lalu Aarav.‘Apa mungkin mantan istri aarav adalah kakak ipar dari Elard. Ahhhh aku harus mencari tahu sendiri.’ Ujar Bora dalam hati sambil terus menatap kearah Foto Aarav yang ada di ponselnya. Disuartu Tempat, Para Promotor sedang menyiapkan beberapa dekorasi untuk acara jumpa kelima Maestro ternama pelukis kebanggaan indonesia. Para Staf pun sedang menyusun satu persatu bangku di ruangan tersebut. “Pastikan kau menyusun bangku tersebut dengan rapih.” Ujar Jina“Oii Jina.” Ujar Ika yang menyapa Jina yang saat ini sedang bekerja dan mengatur tata letak.“Ika.” Ujar Jina, lalu Jina berjalan kearah Ika sambil membawa
Bora langsung menjawab panggilan dari Elard. “Ya Elard.” Ujar Bora “Kenapa kau mengangkat Telepon lama sekali, Kau dimana?” Tanya Elard “Aku sedang diluar, memang kenapa Elard.” Ujar Bora “Sepertinya Kau harus kembali ke Jakarta.” Ujar Elard Bora terdiam saat Elard menyuruhnya kembali ke jakarta. “Apa maksudmu?” Tanya Bora “Tadi pagi aku bermain Golf dengan Ayahmu dan Ayahmu sudah tahu kalau Kau sedang di bandung dan menjalankan Misi untuk membuat Aarav menjadi Pelukisku.” Ujar Elard, Bora terdiam dan ia menatap kearah Aarav yang berada di hadapannya. “Dan yang harus kau ketahui bahwa Aarav memiliki hubungan Masa lalu yang kurang baik dengan Kak Owen dan Kakak Iparku.” Ujar Elard, Bora terdiam saat mendengar apa yang Elard katakan mengenai Masa Lalu Aarav kepadanya. “Aku memiliki Firasat bahwa Scandal yang terjadi yang di derita Aarav itu semua ada hubungannya dengan Kak Owen dan Kakak iparku.” Ujar Elard “Lantas kenapa Aya