Aku memberi tahu pacarku bahwa keluargaku mencari nafkah dengan memelihara sapi. Jadi, pacarku berpaling dan mendekati wanita lain, direktur perusahaan tempat kami bekerja. Wanita itu kehilangan sebuah gelang berharga. Orang yang pertama dia curigai adalah aku. "Lucy, kalau kamu yang ambil gelang itu, cepat kembalikan. Keluargamu cuma peternak sapi yang bau. Jangan nodai gelang Jillian dengan bau kotoran sapi. Dasar kampungan!" Dia tidak tahu saja kalau sapi yang kumaksud berjumlah puluhan ribu ekor dan kekayaan keluargaku mencapai ratusan miliar.
View More"Lucy, apa yang kamu lakukan kepada anakku? Kenapa dia ditahan di kantor polisi?"Dia masih mengenakan gelang Jillian, yang menurutku sangat ironis.Aku menunjuk gelang tersebut. "Anak kebanggaanmu nggak punya uang untuk membelikan gelang itu. Dia mencurinya. Anakmu akan dipenjara setelah pengadilan memberikan keputusan. Mengerti?"Mata Kamila membelalak dan dia menudingkan jarinya padaku. "Kamu memfoto gelangku waktu itu karena ...."Aku mengangguk dan wajahnya langsung berubah ngeri."Apa hakmu lapor polisi? Wanita sialan, gelang ini dibelikan keluargaku di kampung halaman, bukan anakku. Apa hakmu memenjarakannya?"Aku tidak peduli dan langsung masuk ke pintu gerbang gedung pengadilan, tapi dia menarikku kembali.Kekuatan Kamila luar biasa. Aku terlalu lengah dan diimpit ke tanah olehnya.Untung saja, ayahku tiba-tiba muncul. "Orang gila, kamu apakan anakku?"Beberapa orang bersama-sama menarik Kamila. Dia memelototi kami dan memaki-maki."Tunggu saja. Kalau terjadi sesuatu dengan an
Jillian masih di rumah sakit. Kudengar, dia mengalami gegar otak.Saat aku memasuki bangsalnya, dia membuka mata dan menatapku. Suaranya mengandung kebencian. "Ada apa? Mau pamer karena sudah mendapatkan hati Adrian lagi?"Aku tidak menahan tawaku sama sekali. "Adrian? Siapa dia?"Dia sedikit terkejut. "Terus, kamu ke sini mau apa?""Kamu dipukuli sampai otakmu geser, jadi nggak kepikiran lapor polisi?""Mana mungkin aku belum lapor? Tapi ibu Adrian sudah tua dan pura-pura kena serangan jantung waktu didatangi polisi. Kasusnya dianggap selesai, aku nggak bisa apa-apa."Itulah tujuanku datang ke sini. "Aku punya solusi. Kamu mau dengar?"Baru saat itulah Jillian benar-benar menatapku. "Kenapa aku harus percaya kata-katamu?""Tenang saja. Aku benci kalian berdua, tapi aku lebih benci Adrian. Musuh dari musuhku adalah temanku. Kamu pasti mengerti."Setelah beberapa lama, dia berkata, "Apa idemu?"Aku mengeluarkan foto gelang yang ada di tangan Kamila dan bertanya, "Ini punyamu bukan?"Jil
Aku akhirnya setuju diajak makan malam bersama.Karena dia berkata ibunya yang ingin memasak untukku, kami pergi ke kontrakan kami dulu.Jadi, aku tidak lupa membawa alat perekam.Kamila tidak rela mengeluarkan uang untuk tinggal di hotel, jadi dia menginap di rumah Adrian.Ketika aku tiba di sana, dia sudah sibuk di dapur dan buru-buru keluar ketika melihatku."Lucy, kamu pasti capek di jalan. Ayo duduk dulu."Tidak tersisa lagi wajah galak dan sok berkuasa seperti saat dia teriak-teriak di kantor beberapa waktu yang lalu. Seakan hal itu tidak pernah terjadi.Aku hanya bisa mendesah. Keluarga ini benar-benar munafik semua.Aku melihat ke sekeliling kontrakan yang dulu menjadi tempat tersayang bagiku. Tidak tersisa lagi jejak-jejak kehadiranku di mana pun."Di mana Adrian?""Keluar sebentar beli sesuatu. Dia suruh aku ngobrol sebentar denganmu."Ini adalah kesempatan yang tepat. Aku mengangguk dan sengaja berkata, "Tante, aku lihat gelang yang kamu pakai waktu itu. Gelangnya sangat can
Adrian dan Kamila seketika saling berpandangan. Kegembiraan mewarnai kedua mata mereka."Lucy, aku janji akan memperlakukanmu dengan baik seumur hidupku. Sumpah!"Aku tertawa dalam hati. Siapa yang mau percaya janji busukmu itu?Tapi aku pura-pura cemberut. "Tapi kamu pernah selingkuh. Apa jaminanmu biar aku percaya lagi padamu?"Adrian segera menghampiriku dan berkata, "Lucy, aku akan membuktikannya kepadamu. Beri aku kesempatan sekali lagi untuk mencintaimu."Kamila juga menimpali, "Lucy, aku yang bersalah. Jangan salahkan Adrian. Dia sangat sayang padamu."Aku mengangguk setelah pura-pura merenung beberapa saat. "Oke, asal kamu bisa membuktikannya padaku."Adrian mengangguk-anggukkan kepalanya dan berkata dengan suara lembut, "Terima kasih, Lucy. Tunggu saja, kamu akan melihatnya."Aku hampir muntah saat pergi.Karena sudah pasti Adrian yang mencuri gelang itu, aku mungkin melepasnya begitu saja. Dia harus membayar atas perbuatan yang telah dia lakukan.Tapi untuk saat ini, aku haru
Kamila tidak bisa menggunakan ponsel, jadi wajar saja dia tidak melihat klarifikasinya.Dia melambaikan tangannya. "Siapa yang percaya dengan omong kosongmu? Kamu bilang dia ayahmu? Mana mungkin keluargamu sekaya itu?""Jangan cari-cari alasan lagi, cepat beri anakku kompensasi 400 juta! Aku nggak segan-segan keliling kantor ini biar semua orang tahu betapa menjijikkannya kamu!"Saat itu juga, Adrian maju dan menarik Kamila."Mama, berhenti bicara."Kamila menunjuk ke arah Adrian. "Lihat betapa baiknya anakku. Tapi dia ditipu wanita kejam ini. Wajar saja kalau dia minta kompensasi, 'kan?""Sudah, jangan bicara lagi. Cepat pergi."Adrian berteriak dan menarik Kamila dengan paksa.Jillian juga sejak tadi menonton dari kejauhan, tapi wajahnya tampak sangat rumit.Dia tidak pernah menyangka sekali pun bahwa aku memang anak keluarga kaya.Saat aku kembali duduk di meja kerjaku, orang-orang berebut mendekat dan berbicara denganku."Lucy, aku sejak awal yakin kamu nggak bersalah.""Ya, aku ju
Aku menghubungi perusahaan keluargaku dan meminta mereka mengirim klarifikasi serta mencatat semua bukti di internet. Orang-orang yang menyebarkan gosip tersebut juga dilacak dan nantinya akan dituntut.Sesaat setelah aku menutup telepon, Jillian memintaku untuk pergi ke ruangannya.Dia berkata, "Lucy, aku takjub dengan ketahanan mentalmu. Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan kuat menanggung malu dan mengundurkan diri secepat mungkin."Aku tertawa sinis. "Simpanan orang saja masih di sini, kenapa aku harus pergi? Mentalmu sebenarnya jauh lebih kuat dariku.""Apalagi ...."Aku menatapnya tajam. "Kerutan di wajahmu jelas-jelas lebih banyak dariku."Setelah mengatakan itu, aku berbalik dan berjalan keluar.Jillian biasanya mudah tersinggung setiap ada yang membicarakan usianya. Aku menyerang tepat di titik kelemahannya.Aku bisa membayangkan betapa marahnya dia saat ini.Aku kembali ke meja kerjaku untuk melanjutkan pekerjaan yang belum selesai. Tiba-tiba, seseorang menerobos masuk.Seoran
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments