Share

Fajar Vs Priyo

Dunia seakan runtuh. Aku tak bisa berpikir jernih. Nasihat semua orang tak dapat kudengar lagi. Aku hanya duduk di samping mayat Ibu yang sudah dibalut kain kafan. Wajahnya ditutup selendang tipis berwarna putih, hingga masih bisa kulihat keteduhan wajah itu.

"Jar, yang sabar. Ibu sudah tenang di sisi-Nya. Kamu tahu, kalau kamu bersedih, arwah ibumu juga akan bersedih."

Kuhapus air mata yang mengalir di pipi. "Pakde, kenapa Ibu pergi, di saat Fajar sudah kembali dan ingin membahagiakannya? Kenapa Pakde?" ucapku lirih, menahan serak pada tenggorokan.

"Segala sesuatu itu sudah digariskan. Semua yang hidup, pasti akan mati. Semua milik Allah, pasti akan kembali. Itulah gunanya kita bersiap dan menyerahkan diri pada Sang Khalik. Kita ndak pernah tahu umur, banyak yang masih muda, sudah lebih dulu meninggal. Beruntung kamu masih sempat mengurusnya, meski hanya beberapa bulan." Pakde Jaro mengelus-ngelus bahuku.

Aku menunduk dalam dengan mata terpejam.

"Pakde keluar dulu, ya, menemui p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status