Share

Bab 139

Author: Hazel
Agatha jelas sekali tidak ingat bahwa Hadi telah melupakan kejadian di desa waktu itu. Namun, Baskoro malah bisa mengetahuinya dan bahkan menginterogasi Agatha secara langsung. Jantung Agatha berdetak kencang karena mengira Baskoro telah mengetahui apa yang terjadi.

Namun setelah dipikir-pikir, sepertinya tidak mungkin Baskoro mengetahuinya. Jika dia sudah tahu, pasti tidak perlu lagi menginterogasi Agatha. Mungkin Baskoro hanya mendengarnya dari orang lain. Agatha berusaha menenangkan diri agar tidak terlihat panik, lalu berkata, "Waktu itu aku sendirian ke desa. Hadi memang awalnya mau pergi bersamaku, tapi setelah menjawab sebuah telepon, dia langsung turun dari mobil. Aku juga nggak tahu apa yang terjadi."

"Oh? Dia dapat telepon dari siapa? Di mana dia turun dari mobil dan jam berapa?" Baskoro memang tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Dia hanya mendengar dari orang lain bahwa Hadi pergi ke desa bersama Agatha. Namun, ekspresi Agatha terlihat agak aneh tadi sehingga Baskoro mulai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** lanjut broo
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1949

    Entah siapa yang berbicara seperti itu di antara para gadis. Suasana di tempat seketika menjadi canggung. Mereka teringat momen saat memijat Tirta tadi ... benar-benar berlebihan dan mengejutkan!Salah satu gadis mulai tertarik. Dia bertanya dengan wajah tersipu malu, "Tapi ... kita mau bilang apa kalau kejar Tirta?"Sudah jelas gadis itu masih merasa canggung. Gadis lain yang lebih berani mengingat paras Tirta yang tampan. Ekspresinya menunjukkan dia sangat tergila-gila pada Tirta.Gadis itu menyahut, "Memangnya mau bilang apa lagi? Kita langsung bilang saja mau jadi kekasihnya. Kalau nggak, untuk apa kita kejar dia?"Ucapan gadis itu membuat wajah gadis lain makin memerah. Gadis terakhir lebih blak-blakan lagi. Dia langsung kepikiran tahapan berhubungan intim. Hanya saja, dia tampak sedikit takut. Sudah jelas dia kaget dengan ukuran alat vital Tirta.Gadis itu berkomentar, "Tapi ... apa kita bisa tahan? Kita bisa mati nggak? Kalau nggak, kita menyerah saja."Mendengar ucapan gadis it

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1948

    Mereka membawa kuda ke hadapan Tirta dengan sikap sopan, lalu berbicara sambil menahan rasa takut, "Pak Tirta, ini kudamu. Kami membelinya sesuai perintah Pak Tirta. Kami nggak mencuri ataupun merebut kudanya, kami sudah membayarnya."Mereka pernah melihat lukisan Tirta. Sekarang mereka juga bisa mengenali Tirta setelah dia menunjukkan tampang aslinya. Hanya saja, mereka cemburu dengan ketampanan Tirta."Oke, kerja kalian bagus. Tapi, jangan beri tahu siapa pun kejadian malam ini. Kalau nggak, nyawa kalian tetap terancam," kata Tirta.Tirta menjentik jarinya, lalu belasan energi spiritual keluar dan masuk ke benak semua pria. Belasan pria di tempat tidak merasakan ada yang tidak beres. Mendengar Tirta hendak pergi, mereka segera bersumpah."Tenang saja, Pak Tirta. Kami nggak akan membocorkannya!""Kalau nggak, kami pasti mati tragis!"Tirta melihat beberapa wanita paruh baya yang memandanginya dengan tatapan marah. Dia tidak melepaskan mereka dan menggunakan cara yang sama seperti tadi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1947

    Melihat Tirta yang kesal, Eira dan Amaris tertawa. Eira bergumam, "Tirta benar-benar lucu ...."Elisa juga merasa lucu. Dia menahan tawanya dan berkata kepada beberapa gadis di samping, "Kalian nggak usah pijat tubuhku. Kalian pijat tubuh Tirta saja."Tirta melambaikan tangannya. Dia tetap berucap dengan kesal, "Nggak usah, Bi Elisa. Lihat saja nanti. Begitu aku menunjukkan tampang asliku, mereka pasti akan tergila-gila dengan pesonaku dan berinisiatif memijat tubuhku."Beberapa gadis yang memijat tubuh Elisa berkomentar."Ternyata Tirta itu orang yang sombong dan sok ganteng.""Sifat seseorang itu sesuai dengan tampangnya. Biarpun punya paras ganteng, dia juga nggak mungkin lebih ganteng daripada pemuda ini.""Benar. Kita sudah lihat lukisannya, tampang Tirta biasa saja."Kesan pertama sangat penting. Mereka sudah melihat wajah Tirta yang garang dan dipenuhi bekas jerawat, jadi mereka tidak bisa membayangkan Tirta mempunyai paras tampan.Tirta mendengus, lalu menyingkirkan efek Jimat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1946

    Selesai bicara, ketiga pesilat menyerang Tirta dari posisi berbeda pada saat bersamaan. Mereka berseru."Pukulan Awana!""Tinju Ancala!""Lompatan Delapan Penjuru!"Terdengar suara angin kencang. Tirta malah menceletuk dengan ekspresi tenang, "Kebetulan aku bisa manfaatkan kalian untuk menguji kemampuanku sekarang."Setelah melontarkan perkataannya, Tirta sama sekali tidak mengerahkan teknik. Dia melancarkan serangan dengan mengandalkan kekuatan dan kecepatan fisiknya.Bam! Dada pesilat energi internal tahap puncak yang menyerang dari bagian tengah dipukul hingga hancur. Ekspresinya tampak kaget.Biarpun sama sekali tidak mengerahkan teknik, sekarang Tirta sudah mencapai tingkat pembentukan fondasi tahap keenam. Mereka tidak mungkin bisa menghadapi kecepatan fisik Tirta.Pesilat kedua baru berteriak histeris setelah melihat kejadian yang mengejutkan ini, "Ah ...."Kemudian, pesilat kedua itu juga ditinju Tirta hingga tubuhnya hancur. Semua ini hanya terjadi dalam waktu 1 detik."Orang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1945

    Sekelompok orang yang berpikiran seperti ini segera mengejar Tirta dan lainnya. Pemimpin mereka berteriak, "Berhenti!"Swoosh! Dua puluh orang lebih mengepung Tirta dan lainnya. Cahaya obor menerangi kegelapan malam. Tampak orang-orang itu mengeluarkan pedang mereka yang memancarkan cahaya dingin.Melihat tindakan orang-orang itu, Eira yang berwajah tua sedikit panik. Dia bertanya, "Bapak-bapak sekalian, ada apa kalian cari kami lagi?"Tangan gemuk Amaris yang disembunyikan di lengan bajunya yang panjang gemetaran. Dua gadis dengan bibir merona dan gigi putih berjalan keluar dari kerumunan. Mereka bersikap sangat sungkan pada Elisa yang berubah menjadi pria.Salah satu gadis bertanya pada Elisa, "Pak, dari mana kamu dapatkan kucing putih yang kamu gendong ini?"Mendengar pertanyaan mereka, Elisa langsung menebak mereka pasti curiga dengan kucing putih ini. Setelah melihat Tirta sekilas, Elisa menjawab dengan ekspresi tenang, "Aku memelihara kucing ini sejak dia kecil. Namanya Jade. Ada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1944

    Pantas saja Tirta meremehkan mereka. Bahkan dia malas bertindak karena tidak ingin menghabiskan waktu.Sementara itu, para pria yang berjaga di pintu masuk memperhatikan Eira dan Amaris yang tampangnya sudah berubah. Hanya saja, pria mana pun tidak akan tertarik pada tampang Eira dan Amaris sekarang. Mereka mengamati tampang keduanya dengan bantuan cahaya obor.Salah satu pria mengkritik, "Cih, wanita rendahan! Kenapa ada wanita yang begitu jelek? Benar-benar merusak pemandangan!"Orang-orang itu membandingkan tampang Tirta dan lainnya dengan lukisan di tangan mereka. Namun, tidak ada yang sesuai dengan tampang Tirta, Elisa, dan Amaris. Bahkan ada tambahan satu orang lagi.Hanya saja, pemimpin sekelompok orang itu tetap merasa 4 orang aneh ini mencurigakan. Dia mengambil obor, lalu maju dan bertanya dengan tegas, "Tunggu! Untuk apa kalian datang ke kecamatan malam-malam begini? Kalian datang dari mana? Selain itu, kalian mau pergi ke mana?"Eira yang berwajah tua segera maju dan berpur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status