Share

Bab 1539

Author: Hazel
Di dalam kamar, Filda ketakutan setengah mati. Dia menutup telinganya dan menggeleng sambil menjerit, "Nggak mau ... aku nggak mau keluar! Tirta ... jangan kira kamu bisa berbuat semena-mena karena punya uang dan pandai bertarung. Kalau kamu berani menyakitiku, aku akan lapor polisi untuk menangkapmu!"

Filda menambahkan, "Kakakku sendiri yang mau cerai, nggak ada hubungannya denganku! Sekarang aku ini bos toko bibit pohon buah. Cepat keluar dari toko kami! Pergi!"

Dari tadi Filda sudah mengenali suara Tirta. Hanya saja, dia tidak berani keluar karena merasa bersalah. Filda terus bersembunyi di dalam kamar.

Selain itu, Filda juga mendengar teriakan histeris Ghiman. Dia yang ketakutan pun tidak berani keluar. Filda takut Tirta melumpuhkannya.

Tirta yang tahu jelas situasinya mencibir dan menanggapi, "Kamu kira aku percaya omonganmu? Biarpun kakakmu sendiri yang mau cerai, apa maksudmu merebut uang yang kuberikan pada kakakmu dan sengaja mengirim bibit pohon buah yang rusak kepadaku? Seha
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** lanjut
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1809

    Selesai bicara, Tirta mengunci pintu kamar, lalu menggosok tangannya dan menghampiri Devika dengan niat jahat."Jangan, aku sama sekali nggak sakit. Aku nggak akan biarkan kamu sentuh aku lagi. Kalau nggak, aku menjadi aneh. Sekarang sudah malam, cepat pulang dan istirahat. Jangan sampai orang tuamu menunggu terlalu lama," ucap Devika.Devika menciut di tepi tempat tidur. Kedua tangannya menggenggam selimut dengan erat untuk menjadikannya sebagai pelindung. Dia yang kesal tidak ingin menyuruh Tirta meninggalkan ibu kota dan berhenti melawan Black Gloves lagi.Tirta tertawa dan menimpali, "Bu Devika, nggak apa-apa. Orang tuaku pasti langsung tidur kalau menunggu sampai kelelahan. Tapi, aku mau lihat bagaimana kamu menjadi aneh? Selain itu, mana yang aneh?"Tirta melanjutkan, "Cepat biarkan aku sentuh kamu sebentar. Setelah itu, aku turun ke lantai bawah. Kalau nggak, malam ini aku tidur di kamarmu."Sekarang Tirta sama sekali tidak malu lagi. Sambil bicara, dia naik ke tempat tidur. Tir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1808

    Sejujurnya sekarang Tirta sedikit kebingungan. Bokong Devika terlalu elastis sehingga Tirta terlena. Dia bahkan tidak memperhatikan Gaurav masuk ke kamar.Tirta menyentuh bokong putri presiden dan presiden memergokinya. Kalau kabar ini tersebar, pasti akan menjadi berita sensasional!Devika mengeluh, "Pria berengsek, ini kamarku! Untuk apa aku mengunci pintu? Lagi pula, aku nggak menyangka ternyata kamu ...."Devika makin malu dan sekujur tubuhnya sangat panas. Dia ingin menggigit Tirta. Devika juga tidak bisa melontarkan kata "bokong". Selesai bicara, dia langsung bersembunyi di dalam selimut dan tidak berani menghadapi Gaurav.Sebelumnya wajah Gaurav menegang, lalu dia tampak marah. Gaurav memandang Tirta dan menegur dengan ekspresi muram, "Tirta, sebenarnya apa yang terjadi? Kamu harus memberiku penjelasan."Tirta segera memutar otaknya dan menemukan sebuah alasan. Dia berdeham sebelum menjelaskan, "Pak Presiden, dengarkan penjelasanku dulu. Masalahnya nggak seperti yang kamu pikirk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1807

    Wajah Devika merah padam, tetapi dia berbicara dengan sangat serius, "Aku nggak mau cium kamu, kecuali ... kamu berjanji padaku untuk tinggalkan ibu kota secepatnya, lalu berhenti melawan Black Gloves."Tirta menyahut tanpa ragu sedikit pun, "Oke. Aku janji. Bu Devika, cepat cium aku."Devika yang tidak percaya bertanya, "Benaran?"Tirta menjamin, "Benaran. Aku ini anjing kalau tipu kamu."Devika membalas, "Oke. Pejamkan matamu, aku cium kamu ...."Sudah jelas Devika tidak ingin mencium Tirta di rumahnya. Apalagi, banyak orang menunggu di ruang tamu. Namun, Devika tetap memejamkan matanya demi keselamatan Tirta. Dia menahan perasaannya yang kalut dan perlahan mencium bibir Tirta.Tirta sama sekali tidak sungkan. Dia langsung mengisap lidah Devika yang lembut, lalu pelan-pelan menikmatinya.Tak lama kemudian, Devika merasa tubuhnya lemas. Dia bergumam, "Cukup. Pria berengsek, sudah beberapa menit. Jangan cium lagi."Tirta sama sekali tidak berniat berhenti. Dia menolak, "Nggak bisa. Aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1806

    "Oke, Tirta. Aku sudah tenang mendengar ucapanmu ini. Nggak peduli berhasil atau nggak, Negara Darsia pasti akan memberimu imbalan yang setimpal!" kata Gaurav.Gaurav menepuk bahu Tirta dengan kuat. Dia tiba-tiba merasa Tirta tidak begitu menyebalkan lagi.Saba berkata, "Tirta, apa pun rencanamu nanti, kamu harus kabari kami dulu."Yahsva menimpali, "Benar. Jadi, kami bisa bantu kamu."Tirta menarik napas dalam-dalam, lalu membalas, "Kak Saba, Kak Yahsva, kalian tenang saja. Aku nggak akan melakukan hal yang membuatku terancam bahaya."Shinta memandang Tirta dengan mata berbinar-binar sambil memuji, "Kak Tirta, aku tahu aku memang nggak salah nilai! Kamu itu pria paling hebat, berani, dan nasionalis yang pernah kutemui."Marila berucap dengan lembut, "Pak Tirta, aku juga akan diam-diam mendukungmu."Sebenarnya Marila masih ingin memberi tahu Tirta sesuatu. Dia lebih memilih Tirta tidak melakukan hal seperti ini, yang penting Tirta tetap aman. Hanya saja, Marila tidak berani melontarkan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1805

    Sekarang mereka juga tahu ternyata Alicia adalah anggota Black Gloves. Namun, orang pertama yang angkat bicara adalah Devika. Hal ini karena dia bisa merasakan Alicia memperhatikan Tirta.Devika berujar, "Hei, pria berengsek. Apa status wanita itu di Black Gloves? Apa hubungannya denganmu?"Tirta mengusap dagunya. Akhirnya, dia berbicara jujur, "Dia itu termasuk anggota inti Black Gloves. Tapi, aku juga nggak tahu jelas statusnya di organisasi itu. Mengenai hubunganku dengannya, dia itu bawahanku. Meski nggak mungkin berhasil, aku berencana manfaatkan dia untuk melenyapkan Black Gloves."Tirta tidak menganggap serius ucapan Alicia. Bahkan, dia ingin menanyakan lokasi anggota Black Gloves di ibu kota. Jadi, dia bisa langsung melawan mereka.Namun, Devika tampak terkejut setelah mendengar perkataan Tirta. Dia menanggapi, "Apa? Pria berengsek, apa kamu tahu Black Gloves itu organisasi terbesar di Negara Martim? Bahkan semua petinggi Negara Martim dikendalikan mereka! Kamu ... tiba-tiba in

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1804

    "Terserah kamu mau bilang apa. Kamu itu presiden, jadi semua omonganmu benar," timpal Devika. Dia tidak ingin berdebat dengan Gaurav.Bagaimanapun, Tirta sudah menampar Bahera di depan semua orang. Hal ini membuat sudah cukup meredakan kekesalan Devika.Shinta yang tidak bisa menahan rasa penasarannya maju dan bertanya, "Kak Tirta, tadi kamu beri Paman Gaurav jimat apa? Jimat pelindung ya? Apa kamu bisa beri kami beberapa lembar?""Memang termasuk jimat pelindung. Aku masih punya cukup banyak, kamu bagikan dengan Bu Marila saja. Mengenai cara pemakaiannya, nanti aku beri tahu kalian waktu senggang," sahut Tirta.Tirta juga tidak pelit. Dia langsung mengeluarkan belasan jimat terakhir dari Cincin Penyimpanan dan memberikannya kepada Shinta."Terima kasih, Kak Tirta," ujar Shinta. Dia yang penasaran memainkan jimat itu. Jika Marila tidak meminta kepadanya, Shinta tidak ingin membagikannya kepada Marila.Gaurav yang tiba-tiba teringat sesuatu berkata kepada Tirta, "Tirta, kemari. Kebetula

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status