Share

Bab 1660

Author: Hazel
Kemudian, tiba-tiba muncul sebuah pistol di tangan Marila. Sebenarnya Marila tidak tahu bagaimana caranya Tirta menyembunyikan dirinya dan dia juga penasaran dengan apa yang terjadi. Namun, Marila tidak bertanya lagi.

Marila menggenggam pistol dengan erat dan menyahut seraya mengangguk, "Oke. Aku tahu, Pak Tirta."

Dalam waktu kurang dari belasan detik, anggota Badan Perlindungan Negara yang mendengar suara tembakan tadi sudah berbaris di depan pintu kamar Marila.

Melihat Marila menggenggam pistol dengan ekspresi gugup, para anggota Badan Perlindungan Negara yang membawa senapan langsung berwaspada. Mereka mengamati setiap sudut di kamar.

Salah satu anggota Badan Perlindungan Negara bertanya, "Bu Marila, tadi ... kamu yang menembak? Apa ada orang menerobos masuk ke kamarmu?"

Sesungguhnya Marila merasa gugup, tetapi dia tetap berusaha tenang saat menjelaskan, "Benar. Tadi aku melihat seekor tikus di kamar setelah mandi. Aku paling takut pada tikus, jadi aku menembak ...."

Mendengar penje
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1661

    Mendengar ucapan Marila, Tirta yang masih menyembunyikan diri berdeham. Dia terpaksa berbicara jujur, "Bu Marila, itu bukan dadaku, tapi dada Bu Devika.""Ha? Dada Devika ... aku nggak remas lagi," sahut Marila seraya memelotot. Dia segera menarik tangannya kembali.Setelah beberapa saat, Tirta memastikan situasi di seluruh Nagamas sudah sepenuhnya tenang. Hanya saja, dia tetap tidak tenang. Tirta memasang formasi yang membuat orang luar tidak bisa masuk ke kamar atau mendengar suara mereka.Sesudah selesai, Tirta baru menyingkirkan Teknik Menghilang dan menunjukkan dirinya. Marila melihat Devika pingsan dan dipapah Tirta. Dia juga melihat celana Tirta yang dipenuhi lubang.Marila yang khawatir bertanya, "Pak Tirta, ada apa dengan Devika? Sebenarnya apa yang terjadi padamu dan Devika waktu aku mandi? Kenapa dia menembakmu? Pak Tirta, kamu nggak terluka, 'kan?"Tirta yang canggung menyentuh hidungnya. Nanti dia membutuhkan bantuan Marila, jadi dia terpaksa mengungkapkan kebenarannya, "A

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1660

    Kemudian, tiba-tiba muncul sebuah pistol di tangan Marila. Sebenarnya Marila tidak tahu bagaimana caranya Tirta menyembunyikan dirinya dan dia juga penasaran dengan apa yang terjadi. Namun, Marila tidak bertanya lagi.Marila menggenggam pistol dengan erat dan menyahut seraya mengangguk, "Oke. Aku tahu, Pak Tirta."Dalam waktu kurang dari belasan detik, anggota Badan Perlindungan Negara yang mendengar suara tembakan tadi sudah berbaris di depan pintu kamar Marila.Melihat Marila menggenggam pistol dengan ekspresi gugup, para anggota Badan Perlindungan Negara yang membawa senapan langsung berwaspada. Mereka mengamati setiap sudut di kamar.Salah satu anggota Badan Perlindungan Negara bertanya, "Bu Marila, tadi ... kamu yang menembak? Apa ada orang menerobos masuk ke kamarmu?"Sesungguhnya Marila merasa gugup, tetapi dia tetap berusaha tenang saat menjelaskan, "Benar. Tadi aku melihat seekor tikus di kamar setelah mandi. Aku paling takut pada tikus, jadi aku menembak ...."Mendengar penje

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1659

    Setelah ditembak secara berturut-turut, muncul banyak lubang di celana Tirta. Bahkan sampai berasap. Terdengar suara yang nyaring, peluru seperti menembak baja yang tebal dan tampak percikan api.Devika yang sangat marah tertegun. Tadi dia melirik sekilas setelah bangun. Jelas-jelas Devika tidak melihat Tirta menyembunyikan sesuatu yang bisa menahan peluru di balik celananya."Bu Devika, sudah kubilang aku bukan sengaja. Aku juga nggak ingin hal seperti ini terjadi. Kamu tenangkan dirimu dulu, ya?" bujuk Tirta.Tirta tidak terluka sedikit pun. Hanya saja, kondisinya memang sedikit menyedihkan karena bagian selangkangannya berasap.Tirta melirik jarum yang diletakkan di tempat tidur. Dia ingin menggunakan Teknik Akupunktur Menghapus Ingatan untuk membuat Devika melupakan masalah ini.Ini adalah satu-satunya cara penyelesaian paling sederhana dan efektif yang bisa dipikirkan Tirta dalam waktu singkat.Namun, suara tembakan tadi sudah mengagetkan semua anggota Badan Perlindungan Negara di

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1658

    Tujuan Tirta meremas bokong "Marila" adalah untuk memperlancar peredaran darah dan merangsang titik akupunktur. Hal ini akan membantu proses akupunktur selanjutnya.Namun, Tirta tercengang begitu menyentuh bokong "Marila" yang luar biasa. Bokongnya putih, mulus, elastis, dan lembut. Rasanya benar-benar nikmat."Um ... kenapa rasanya berbeda dengan terakhir kali ... sepertinya lebih elastis .... Bu Marila, apa belakangan ini kamu berolahraga untuk melatih otot bokongmu?" gumam Tirta.Tirta sudah melontarkan ucapan itu cukup lama, tetapi "Marila" yang membelakangi Tirta tetap tidak menyahut. Hanya saja, bokongnya sedikit bergetar.Tirta beserdawa, lalu berucap dengan bingung, "Bu Marila, kenapa hari ini kamu tiba-tiba menjadi begitu malu? Kamu sama sekali nggak bicara. Apa kamu juga mabuk?"Tirta malah tidak berhenti meremas bokong "Marila". Bokongnya yang mulus dan sintal juga terus berubah bentuk seiring dengan gerakan tangan Tirta. Kulit mulusnya yang diremas Tirta juga sedikit memera

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1657

    Marila menambahkan, "Sekarang kakekku pasti sudah tidur. Shinta juga sama, jadi nggak ada yang tahu apa yang kita lakukan."Tirta ingin mengatakan dia bisa mengerahkan Teknik Senyap. Dia tidak akan membiarkan Bella tahu. Namun, Tirta tidak mengungkitnya saat melihat Marila merasa bersalah.Tirta membalas seraya mengangguk, "Oke, Bu Marila. Aku bisa melakukannya di mana pun. Yang penting kamu merasa nyaman."Kemudian, Tirta yang menggendong Shinta berjalan keluar dari vila. Sebelum pergi, Tirta merasa meninggalkan Bella sendirian di vila tidak aman. Dia tetap tidak tenang meski ini adalah Nagamas. Jadi, Tirta memasang formasi perlindungan.Setelah selesai, Tirta baru mengikuti Marila pergi ke vila Keluarga Dinata. Begitu masuk ke vila, ternyata kondisinya memang seperti yang dikatakan Marila. Lampu di setiap kamar sudah dimatikan dan suasananya sangat tenang.Hal ini membuat Tirta lebih berani. Sebenarnya dia juga merasa bersalah melakukan hal itu di vila Saba.Marila menjelaskan, "Pak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1656

    Satu jam kemudian, akhirnya pertarungan di dalam kamar berakhir. Selama prosesnya, Shinta fokus mempelajari setiap detail dengan serius. Dia belajar sampai lupa diri.Bahkan, Shinta juga mengingat teknik dari kitab kuno yang dikerahkan Bella pada tahap terakhir. Bukan hanya itu, dia juga terus mengingat kembali semua detailnya setelah Tirta dan Bella selesai bercinta."Shinta, cepat. Kita harus segera turun. Kalau nggak, nanti Pak Tirta dan Bu Bella tahu. Ke depannya, kita nggak berani menghadapi mereka lagi," ucap Marila.Dari tadi tubuh Marila sudah lemas. Dia sangat berhasrat hingga terus menghela napas. Namun, Marila tidak bisa berlama-lama lagi di tempat ini karena Tirta dan Bella sudah selesai bercinta.Marila menahan ketidaknyamanan yang dirasakannya dan segera menarik Shinta turun ke lantai bawah. Mereka kembali ke ruang tamu lantai 1.Lima menit kemudian, Tirta turun ke lantai bawah setelah menenangkan Bella. Wajah Marila tetap memerah dan dia tidak bisa menenangkan dirinya. S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status