Share

Bab 2371

Penulis: Hazel
Setelah pulang ke rumah, Tirta sibuk sampai malam. Dia membagikan banyak pengalaman kepada semua kekasihnya. Pengalaman itu cukup untuk dicerna mereka dalam waktu yang lama.

Keesokan paginya, Tirta pergi sendiri sesudah berpamitan. Hal ini karena pergi ke Pulau Shariza sama sekali tidak berbahaya. Jadi, Tirta tidak membawa Luvia.

Begitu keluar dari gerbang rumah Keluarga Hadiraja, Tirta langsung pergi ke suatu tempat di dekat vila Nagamas. Dia mencari pilot helikopter pribadi yang diutus Saba untuknya, yaitu Serra yang cantik dan bertubuh seksi.

Serra menyapa dengan ekspresi senang begitu melihat Tirta, "Pak Tirta, lama nggak jumpa. Kali ini, kamu mau pergi ke mana?"

Mereka sudah cukup lama tidak berjumpa. Serra terlihat makin menawan. Sudah jelas dia selalu membawa air spiritual yang diberikan Tirta, makanya baru bisa berefek.

"Aku mau pergi ke Pulau Shariza," sahut Tirta. Dia langsung memberi tahu Serra tempat tujuannya, lalu memuji sembari tersenyum, "Belakangan ini, Kak Serra makin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2389

    Saat dalam perjalanan pulang, Zargo melewati sebuah gang. Dia melihat beberapa mayat di tanah.Zargo menghampiri mayat-mayat itu dan mengamatinya sejenak. Dia bergumam, "Eh? Bukannya ini Devon dan bawahannya? Kenapa mereka juga mati? Siapa yang membunuh mereka?"Namun, Zargo tidak menemukan petunjuk apa pun. Dia membatin, 'Metode pembunuhan ini sama dengan yang dialami Keluarga Ravian. Kalau begitu, berarti orang yang membunuh Devon juga membunuh Ezhardy?'Kemudian, Zargo menelepon untuk menyuruh bawahannya datang dan memeriksa semua kamera pengawas di sekitar. Dia ingin menemukan pembunuh itu. Jadi, Zargo bisa memberikan jawaban yang sempurna sewaktu atasan melakukan pemeriksaan.Setelah bawahan sampai, Zargo tidak berlama-lama lagi di tempat ini. Dia langsung mengganti baju, lalu menyuruh beberapa wanita menemaninya pergi ke resor teluk.....Sementara itu, Tirta dan lainnya sudah sampai di tempat tujuan dengan menaiki helikopter. Resor teluk terletak di dekat pantai dan dikelilingi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2388

    Keempat preman itu melihat mangsa mereka direbut. Mereka memang tidak tahu bagaimana caranya Tirta menyelamatkan Aluna, tetapi sekarang mereka sudah dibutakan nafsu. Jadi, mana mungkin mereka bisa mempertimbangkan hal itu lagi?"Dasar orang-orang tolol! Beraninya kalian mengincar kekasihku! Cari mati!" tegas Tirta. Dia memang merasa bersalah kepada Aluna, jadi dia ingin menghajar keempat preman itu.Apalagi Tirta mendengar keempat preman itu mengatakan ingin meniduri Devika dan lainnya. Dia yang mengamuk langsung bertindak.Bam! Bam! Bam! Bam! Tirta langsung melancarkan serangan dahsyat. Kepala empat preman itu langsung hancur, hanya tersisa empat mayat tanpa kepala di gang."Huh, kalian memang pantas mati," ucap Devika. Kemudian, dia berujar kepada Aluna, "Bu Aluna, terlalu berbahaya kalau kamu jalan di luar sendirian. Bagaimana kalau kamu ikut kami jalan-jalan untuk melepas penat?"Tirta juga berniat mengajak Aluna pergi. Hanya saja, Devika sudah mengajaknya. Jadi, Tirta tidak perlu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2387

    Aluna baru tersadar setelah mendengar suara keempat pria mesum itu. Melihat mereka mendekat sambil mengusap kedua tangan, Aluna mundur dan berkata dengan ekspresi takut, "Apa yang ingin kalian lakukan? Jangan mendekat .... Kalau nggak, aku akan teriak!"Devon menunjuk dua orang yang lewat di belakang seraya tertawa dan membalas, "Cantik, terserah kalau kamu mau teriak. Siapa yang nggak kenal aku di wilayah ini? Pamanku itu tokoh berpengaruh di dunia mafia!"Devon melanjutkan, "Biarpun ada yang lihat, mereka pasti langsung menghindar. Mana mungkin mereka berani menyelamatkanmu? Kalau nggak percaya, coba kamu teriak saja!"Aluna berbalik dan melihat dua orang yang lewat itu langsung kabur dengan ekspresi panik setelah melihat Devon. Sementara itu, dua pemuda berambut pirang sudah mencegat Aluna.Aluna yang dikepung keempat pria itu segera mengeluarkan ponsel. Dia ingin menangis saking paniknya. Aluna berucap, "Jangan ... perbuatan kalian ini melanggar hukum. Aku pasti lapor polisi kalau

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2386

    "Padahal kalian baru bertemu dua kali, kenapa dia terlihat seperti nggak bisa melupakanmu? Aku nggak percaya omonganmu," celetuk Devika.Devika terus mengamati Tirta setelah mendengar perkataannya. Sepertinya dia ingin melihat Tirta berbohong atau tidak.Tirta membalas, "Terserah kamu mau percaya atau nggak. Kalian sudah putuskan mau bersenang-senang di mana?"Devika berujar, "Marila, ini nomor telepon penguasa industri pariwisata itu. Coba kamu tanya dia tempat di Pulau Shariza yang bagus. Kita langsung pergi ke sana saja."Mereka bertiga meninggalkan rumah Keluarga Ravian sambil mengobrol dengan asyik.Begitu Tirta dan lainnya pergi, tiba-tiba bawahan Ezhardy sampai.Melihat rumah Keluarga Ravian yang kacau balau dan para pebisnis berjalan keluar, wakil pemimpin Pulau Shariza yang bernama Zargo langsung mencegat para pebisnis. Dia bertanya, "Siapa yang membunuh Pak Ezhardy? Di mana Keluarga Ravian? Kenapa aku nggak lihat anggota Keluarga Ravian keluar?"Mendengar perkataan Zargo, par

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2385

    Mendengar perkataan Devika, Tirta mengomentari dengan ekspresi terkejut, "Ha? Devika, di sini begitu ramai. Masa kamu suruh aku bangunkan dia dengan kemampuanku itu?"Devika membentak seraya memelotot, "Kamu salah paham, aku bukan suruh kamu bangunkan dia dengan cara itu! Maksudku, aku suruh kamu selamatkan dia. Apa yang kamu pikirkan?"Tirta tertawa dan menanggapi, "Tentu saja aku tahu. Aku cuma bercanda."Kemudian, Tirta menghampiri Aluna dan memapahnya. Dia memeriksa tubuh Aluna, lalu menemukan kondisinya tidak parah. Aluna hanya terlalu stres. Ditambah lagi, tubuhnya sangat lemah.Tirta memasukkan energi spiritual ke dalam tubuh Aluna. Akhirnya, Aluna baru bangun.Tadi Aluna memang tidak sadarkan diri, tetapi dia bisa samar-samar merasakan apa yang terjadi. Aluna berucap kepada Tirta dan Devika, "Pak Tirta, Bu, terima kasih sudah menyelamatkanku."Devika membalas tanpa sungkan, "Sama-sama. Itu cuma masalah sepele.""Keluargamu sudah mati, apa rencanamu?" tanya Devika. Dia ingin men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2384

    Devika meneruskan, "Oh iya. Kamu itu penguasa industri pariwisata ya? Berikan kontakmu padaku. Yang lain nggak usah lagi."Devika berujar, "Tirta, kita pergi dari sini saja."Dua pria yang mendengar ucapan Devika segera maju dengan hormat dan tersenyum lebar. Mereka tampak sangat gembira saat menyahut, "Oke .... Bu Devika, ini kontakku ...."Tamu lain tampak iri kepada kedua pria itu. "Oke, ayo kita pergi. Kita langsung pulang ke ibu kota saja," timpal Tirta sembari mengangguk.Saat hendak berjalan keluar, Devika segera berbisik, "Kita jangan pulang ke ibu kota dulu. Kamu temani kami bersenang-senang di Pulau Shariza. Aku juga baru pertama kali datang Pulau Shariza. Bukannya sayang kalau kita pulang sebelum bersenang-senang terlebih dulu?"Marila dan Shinta yang tahu maksud Devika berkata secara bersamaan, "Iya, Pak Tirta. Temani kami bersenang-senang di Pulau Shariza."Devika dan lainnya tahu mereka pasti tidak bisa menghabiskan waktu bersama Tirta lagi seperti sekarang begitu pulang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status