Share

Bab 935

Penulis: Hazel
Tirta langsung berbicara terus terang. Sebelum dia melanjutkan perkataannya, Agatha mencebik dan berujar, "Tirta, kamu memang berengsek! Kamu nggak pernah tiduri aku di klinik. Kamu lebih suka tiduri Susanti atau aku?"

Tirta menyahut, "Tentu saja aku lebih suka tiduri kamu. Dadamu lebih besar, bokongmu lebih montok, kakimu ramping, kulitmu mulus, sifatmu juga baik ...."

Dalam situasi seperti ini, tentu saja Tirta tahu siapa yang lebih baik. Dia terus memuji Agatha.

Agatha memutar bola matanya, tetapi dia tidak terlalu marah lagi. Agatha menyela, "Cukup, kamu itu munafik. Jelas-jelas punya Susanti hampir sama denganku, kamu terlalu berlebihan."

Agatha bertanya, "Jadi, apa semua ini ada hubungannya dengan keinginanmu?"

Tirta mengusap tangannya seraya menjawab, "Tentu saja ada. Bukannya malam ini Kak Agatha mau tinggal di klinik? Susanti juga pulang ke klinik, kalian ...."

"Tunggu!" sergah Agatha. Dia merasa ada yang tidak beres. Agatha menegaskan, "Malam ini aku nggak mau tinggal di klin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1821

    Tirta menambahkan, "Selain kamu, aku nggak akan menyentuh wanita lain lagi seumur hidupku. Tapi ...."Tirta tidak memedulikan pemberontakan Devika. Dia berjongkok, lalu melepaskan sepatu dan kaos kaki Devika. Tirta memijat kaki Devika dengan lembut.Devika berhenti memberontak setelah melihat tatapan Tirta yang sedih. Dia segera bertanya, "Tapi kenapa? Pria berengsek, cepat bilang.""Tapi, semuanya sudah terlambat waktu aku bertemu denganmu. Aku memang genit, tapi aku bukan orang yang nggak berperasaan," kata Tirta.Kemudian, Tirta mendongak dan memandang Devika. Dia mendesah, lalu meneruskan, "Bu Devika, kalau misalnya ... aku meninggalkan semua kekasihku demi kamu, bukannya tindakanku sangat kejam bagi mereka?""Kalau misalnya kamu juga termasuk wanita yang aku tinggalkan, nantinya bagaimana kamu menilaiku? Takutnya kamu pasti ingin membunuhku," lanjut Tirta.Devika berpikir dengan serius sejenak sebelum berbicara dengan dingin, "Benar. Kalau kamu berani meninggalkanku demi wanita l

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1820

    Namun, Devika melihat ekspresinya yang senang di cermin saat menggosok gigi. Bahkan, dia lebih senang daripada bermesraan dengan Marila di ranjang.Seketika Devika sadar ternyata dia sudah benar-benar menyukai Tirta. Devika memang tidak tahu kapan dia mulai menyukai Tirta, tetapi dia tidak bisa mengubah perasaan sukanya lagi.Seharusnya Devika merasa senang bertemu dengan pria yang disukainya. Akan tetapi, Tirta dikelilingi banyak wanita. Masalah ini terus mengganjal di hati Devika.Sebelumnya, Devika hanya menghindar ketika ditanya Shazana. Sekarang dia sudah bisa memastikan dirinya menyukai Tirta. Jadi, Devika harus membuat keputusan. Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, dia baru mencari Tirta malam ini untuk bicara dengannya.'Aku merasa aneh kenapa Bu Devika tiba-tiba melontarkan banyak pertanyaan yang membingungkan. Ternyata karena ini,' batin Tirta yang terkejut.Tirta hendak bicara beberapa kali, tetapi akhirnya dia mengurungkan niatnya. Sikapnya sama dengan Devika sebelumny

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1819

    Hampir seluruh kaki Devika yang jenjang terlihat. Alhasil, Tirta tidak bisa mengalihkan pandangannya. Dia ingin memeluk Devika dan menikmati tubuhnya sampai puas.Devika meletakkan kedua tangannya di belakang punggung. Alisnya berkerut saat memperhatikan tatapan Tirta. Dia membalas, "Kenapa? Apa aku nggak boleh cari kamu kalau nggak ada urusan?"Tirta menyeringai dan menimpali, "Tentu saja boleh. Hanya saja, Bu Devika berdandan begitu cantik. Sekarang aku nggak kuat jalan."Ekspresi Devika tetap tampak tenang, tetapi sebenarnya dia merasa senang. Devika menanggapi, "Aku belum berdandan, cuma pakai gaun biasa. Kamu nggak usah begitu berlebihan. Memangnya cantik sekali ya?"Tirta menelan ludah, lalu menyahut, "Tentu saja. Bu Devika, apa kamu khusus memakainya untukku?""Kamu salah paham. Jangan berdebat denganku lagi, temani aku jalan-jalan di luar," timpal Devika. Dia diam-diam mendesah. Selesai bicara, Devika berjalan keluar dari vila terlebih dahulu."Malam ini ada yang nggak beres de

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1818

    Waktu terus berlalu. Saat Tirta berhenti pada waktu subuh, tubuh Bella terus gemetaran. Dia seperti ikan yang menggelepar-gelepar di darat. Yang berbeda hanya Bella adalah putri duyung yang cantik.Selain itu, Tirta juga membuat Bella menyemburkan cairan yang banyak. Malam ini, lantai dan seprai di kamar basah. Kalau bukan karena Bella sudah memasuki tingkat pembentukan energi menengah, tubuh Bella pasti tidak tahan setelah bagian intimnya mengeluarkan cairan yang banyak.Setelah Bella tenang, Tirta memandangi perut Bella yang sedikit menonjol. Selain merasa bangga, dia juga merasa kasihan pada Bella.Tirta menghibur, "Bella, perutmu sedikit menonjol. Sepertinya aku memberimu esens terlalu banyak. Bahkan, kamu sama sekali nggak bisa bergerak lagi. Kalau nggak, hari ini kamu istirahat di kamar saja."Bella juga tidak bisa membuka matanya lagi. Dia berbicara dengan suara bergetar, "Um ... aku juga berpikiran begitu. Aku harus manfaatkan waktu baik-baik untuk mencerna esens berkualitas ti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1817

    Kulit Shinta bukan hanya putih, tapi juga sangat mulus. Tirta merasa sangat puas memeluk Shinta. Kulitnya bagaikan giok dan sutra yang lembut.Shinta menyahut, "Apa? Jangan, Kak Tirta. Aku cari kamu untuk minum esens berkualitas tinggi sekalian mau minta kamu memperbesar payudara dan bokongku. Aku sudah pakai Jimat Penghilang, ini kesempatan yang langka. Kamu nggak boleh membawaku pulang begitu saja."Begitu mendengar Tirta hendak membawanya pulang, Shinta sama sekali tidak bisa menerima. Dia memeluk Tirta makin erat. Seketika payudara Shinta yang diperbesar Tirta sebelumnya tertekan.Ditambah lagi, tadi Tirta memang sedang bercinta dengan Bella. Sekarang hasratnya makin menggebu-gebu.Melihat Tirta menghela napas dan tidak bicara, Shinta menggigit bibirnya sembari bertanya, "Ada apa? Kak Tirta, kenapa kamu tiba-tiba nggak bicara?"Tirta menelan ludah dan bertanya balik, "Nggak ... apa-apa. Shinta, kamu benar-benar ingin meminum esens berkualitas tinggi dariku?"Sambil bicara, Tirta me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1816

    Shinta memang penasaran, tetapi dia tidak berniat mencari tahu dengan kondisi seperti ini. Kaki Shinta yang mulus menginjak tangga yang basah dan menimbulkan sedikit suara.Shinta ingat dengan kamar tidur Tirta. Namun, saat berjalan ke depan pintu kamar, dia melihat pintunya dikunci. Bahkan tidak terdengar suara sedikit pun dari kamar.Shinta bergumam, "Aku ingat terakhir kali Kak Tirta bercinta dengan Bu Bella di kamar ini. Kenapa pintu kamarnya dikunci? Apa Kak Tirta dan Bu Bella nggak pulang setelah keluar dari vila?"Shinta melanjutkan, "Aduh, sayang sekali. Kalau tahu begitu, seharusnya aku telepon Kak Tirta dulu sebelum keluar. Aku sudah menyia-nyiakan selembar jimat. Hais ...."Shinta sudah melepaskan bajunya. Alhasil, pintu kamar dikunci. Dia tidak bisa meminum esens berkualitas tinggi, juga memperbesar payudara dan bokongnya. Shinta yang kecewa ragu-ragu untuk pergi.Shinta berucap, "Sayang sekali kalau aku langsung pergi begitu saja. Nggak bisa, aku tunggu sebentar lagi. Mung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status