BERTUKAR TUBUH DENGAN MUSUHKU

BERTUKAR TUBUH DENGAN MUSUHKU

last updateHuling Na-update : 2025-08-04
By:  Nanda SafitriIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
7Mga Kabanata
14views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Ketika dua insan kreatif bersaing dalam satu proyek besar, siapa sangka tubuh mereka justru tertukar? Radha, seorang penulis dengan dunia imajinasinya yang luas, harus berhadapan dengan Krisna—ilustrator jenius yang dingin, perfeksionis, dan terlalu banyak aturan. Mereka tidak pernah cocok. Tapi takdir berkata lain. Suatu malam, setelah pertengkaran hebat, keduanya terbangun di tubuh yang salah: Radha menjadi Krisna, dan Krisna menjadi Radha. Hidup yang sebelumnya terasa menyebalkan kini berubah jadi penuh rahasia dan dilema. Di tengah kekacauan itu, mereka mulai saling melihat sisi yang tak pernah ditunjukkan. Tentang luka yang disembunyikan. Tentang impian yang terkubur. Dan tentang satu kutukan yang terikat pada kisah lama yang belum selesai ditulis. Bisakah Radha dan Krisna kembali ke tubuh mereka? Atau... justru mereka menemukan sesuatu yang jauh lebih penting dalam pertukaran itu?

view more

Kabanata 1

1. Pertemuan Paling Menyebalkan

“Radha!” Seorang perempuan berdress merah selutut, melambaikan tangan dari kejauhan. Panggilan itu terdengar semangat dengan tangan yang melambai antusias.

Radha, wanita berambut panjang yang diikat rapi, kemeja putih yang dipadukan dengan celana jeans membungkus tubuhnya yang ramping, berlari kecil menghampiri perempuan yang tak lain adalah temannya.

Radha melirik wanita itu, tampak terlihat berseri-seri dan segar. “Hai, Ros!” balasnya sembari tersenyum.

Keduanya pun saling menghampiri, hingga bertemu di satu titik. “Gimana? Sudah siap?” Mata Ros menatap Radha yakin.

Radha mengangguk, dia mengepal tangannya dan diangkat sedikit tinggi. “Sudah pasti, siap!” serunya antusias.

Ros tertawa, sahabat kecilnya itu selalu terlihat bersemangat, namun wajah Ros seketika langsung berubah ketika teringat suatu hal. “Tapi—” Ucapannya terhenti, tidak tahu harus menjelaskan seperti apa.

Dahi Radha mengkerut, dia sangat tahu sifat sahabatnya, pasti ada sesuatu yang tidak beres. “Tapi apa, Ros?” tanyanya tak sabaran.

“Peraturannya sedikit berubah, Ra. Kita harus melawan para ilustrator,” ujarnya ragu.

“Apa?” Dahinya kembali mengkerut, dia terdiam sejenak mencerna apa yang disampaikan sang sahabat.

“Kita diminta untuk menandingi para ilustrator komik yang jelas-jelas sangat berbeda motivasi dengan kita,” tambahnya lagi.

“Peraturan konyol macam apa itu? Ini lomba adaptasi cerita ke film, bukan ke komik!” Radha menarik napas sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya lagi. “Sepertinya panitia lomba ini habis makan kecubung!” Radha berjalan meninggalkan Ros yang masih terpaku di tempat awal. Wanita berambut sebahu tersebut terlihat sangat tidak terima.

“Ra, tunggu!” teriak Ros dari kejauhan, menyusul Radha yang berjalan lebih dulu darinya.

***

Setelah beberapa menit berjalan. Akhirnya, Radha dan Ros sampai di sebuah gedung yang dikhususkan untuk memamerkan karya lukisan sang ilustrator. Mereka pun masuk ke delam gedung bernuansa emas tersebut.

Sesampainya di dalam, Radha dan Ros langsung disambut berbagai macam karya bernilai tinggi. Mulai dari lukisan sejarah, alam, hingga yang abstrak. Setelah beberapa saat berkeliling, mereka berdua berhenti pada satu lukisan yang terlihat berbeda dari yang lain.

Bibir Ros menebarkan senyum yang begitu merekah. Tapi, tidak dengan Radha. Dia memandang lukisan tersebut dengan tatapan benci. Menurutnya, tak ada yang lebih indah dari rangkaian kata dalam sastra dibanding dengan lukisan abstrak yang orang-orang tidak akan paham.

Tangan lebar Radha menutup mata Ros yang sedari tadi tak berhenti memandangi lukisan tersebut. “Apa yang indah dari lukisan ini, ha? Ngga usah mandang seperti itu!”

“Seindah ini, kok,” rungut Ros. Dia sungguh tidak habis pikir dengan temannya yang sangat puitis itu.

“Pokoknya jelek, ya, jelek!”

Sementara mereka berdua berdebat. Tiba-tiba, derap langkah kaki terdengar berat dari belakang. Pameran sekaligus lomba yang dikunjungi banyak orang, namun minim suara itu, membuat suara langkah kaki tersebut terdengar sedikit keras.

“Mulut siapa yang berani bilang lukisanku jelek?” Suara berat terdengar beriringan dengan langkah kaki.

Radha dan Ros sontak menoleh, ternyata yang berbicara adalah pria tampan bermata elang, beralis tebal dan hidungnya pun mancung. Menatap mereka tajam penuh tuntutan.

Manik Ros berbinar, dia langsung terbuai dengan ketampanan pria tersebut. “Hai, Mas ganteng!” serunya.

Radha mencibir, dia membuang wajah seakan tak ingin melihat pria tersebut. Ros memang tak tahu tempat, kalau begini, Radha yang menanggung malu. “Maaf! Saya tidak maksud begitu,” ujar Radha. Dia sedikit membungkuk agar pria tersebut mau memaafkannya.

Pria yang memakai pin nama bertuliskan Krisna itu pun mengangguk. Dia tidak terlalu mengambil pusing dengan kritikan orang-orang terhadap karyanya. “Baiklah, aku maafkan! Lain kali, mulutnya dijaga, ya. Tidak semua orang mau memaafkan sepertiku.”

Radha gelagapan, dia mengaku salah. Memang tidak seharusnya dia berkata demikian terhadap karya orang lain. “Sekali lagi terima kasih, kami pergi dulu.” Radha menarik tangan Ros. Dia ingin cepat pergi dari sana sekarang juga.

Tapi, sepertinya takdir berkata lain. Tubuh kecil Radha tak sengaja menyenggol tangan Krisna yang sedang memegang beberapa kaleng cat minyak yang tidak tertutup rapat. Membuat cat itu tumpah ke baju putih milik Radha.

“Aish! Sial! Apa ini?” teriaknya.

Sontak Ros pun terkaget, dia segera membantu Radha membersihkan tumpahan warna itu menggunakan telapak tangannya. “Astaga, Ra! Cat-nya ngga mau hilang!”

Krisna pun sama terkejutnya, semua cat minyak milik pria itu tumpah. “Aduh! Bagaimana, sih! Ini cat terakhir yang aku punya!”

Radha menarik napas dalam, mencoba menahan emosinya, namun tidak bisa. “Eh, kamu! Bajuku kena tumpahan cat minyak milik kamu. Seharusnya aku yang marah!”

Manik Krisna terbuka lebar. “Kenapa jadi kamu yang nyolot? Seharusnya, ‘kan aku!”

Radha menggeram, perlombaannya sebentar lagi dan baju putih satu-satunya yang dia miliki malah berakhir tragis. Dia menggigit bibir, kepalanya berisik mencari cara bagaimana agar tetap bisa ikut lomba tanpa harus pulang dulu untuk berganti pakaian.

Tak lama kemudian ide pun muncul dari benak perempuan itu. “Cepat lepas bajumu!” seru Radha tiba-tiba.

Mendengar ucapan Radha, sontak Ros menutup wajahnya karena malu. Dia tidak menyangka temannya itu akan bertindak demikian. “Jangan, dong, Ra! Pergi aja dari sini, yuk!”

“Apa-apaan kamu? Baru ketemu sudah nyuruh buka baju. Dasar mesum!”

Ros mengutuk diri sendiri. Bukan dia pelakunya, tapi malunya numpang duduk di wajah. Tangan kurus wanita itu menarik Radha yang masih berdiri tegap dengan tangan menengadah di depan Krisna. “Sudah, Ra … malu!”

Radha menepis tangan Ros. “Apa, sih, Ros. Kenapa harus malu? Aku hanya minta pria ini tanggung jawab!” Suara Radha sedikit keras, membuat semua orang sekitar menoleh padanya.

Krisna memutar mata malas. Dia tidak merasa berbuat apapun dengan wanita ini. Tapi, tiba-tiba dimintai tanggung jawab. Dia melepas jaketnya dan memberikan pada Radha. “Ini, tapi ingat! Kembalikan jaketku!”

Radha tersenyum senang. Usahanya tidak sia-sia. Radha tahu betul kalau dia yang salah. Tapi, gengsinya terlalu mahal untuk sekedar minta maaf.

Setelah meninggalkan tempat itu, Ros pun langsung mengeluarkan unek-unek yang sedari tadi ingin meledak. “Ra! Aku malu banget, loh!” Bibir wanita itu mengerucut, dia menghentikan langkahnya di belakang Radha yang lebih dulu berjalan di depannya.

Radha berhenti, dia menoleh dan menghela napas panjang, seolah dialah orang yang paling teraniaya. “Maaf, ya, Ros. Aku terpaksa.” Wanita itu menyeringai polos.

Tapi tiba-tiba, Ros berteriak, “Ra, awas!”

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
7 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status