“Eh, eh, kalian sudah dengar gosip itu belum?” salah seorang wanita berseragam suster memulai percakapan di meja kantin bersama temannya.“Maksud kamu gosip tentang dokter itu kan? Aku sudah membaca artikelnya langsung. Dan tadi pagi aku juga sudah melihat foto-foto itu di group WA rumah sakit. Benar-benar tidak disangka.” salah satu dari mereka menimpali.“Nah itu, aku benar-benar tidak menyangka, padahal gosipnya lho sama model kok bisa ciumannya malah sama si dokter.”“Kira-kira dokter pakai pelet apa ya? Kok sampai tuan muda mau gitu sama dia.”“Tidak heran sih, kalian ingat nggak yang waktu itu tuan muda terluka? Dia hanya mau di obati dokter itu ketimbang sama kita-kita ini, dari sini aja tuh sudah SUS banget nggak sih?”“Iya juga ya, kenapa aku tidak kepikiran sampai kesana.”“Dan belum lagi akhir-akhir ini tuh dokter pakai mobil baru yang beuh, kalau kalian tahu harga dari mobil itu pasti kalian bisa kejang-kejang.”“Nah, nah, itu lihat, itukan mobil barunya? Pantas saja harga
"Tu-tuan muda?" suster Gita terkejut melihat siapa yang ada didepan pintu."Hem." hanya deheman sebagai jawaban dengan wajah datar."Kenapa?" tanya Abercio ketika suster Gita mencegah saat kakinya bersiap untuk masuk ke dalam ruangan."Maaf tuan muda, saat ini dokter Cheryl sedang ada tamu." ucap suster Gita dengan ramah agar Abercio tidak merasa tersinggung, karena terlihat jika Abercio sudah tidak sabar bertemu dengan Cheryl.Abercio mengerutkan keningnya, "Sepagi ini dia sudah ada tamu? Bahkan poliklinik juga belum membuka pintu pendaftaran didepan, dan kamu bilang kalau dia sedang ada tamu?" ujar Abercio dengan tatapan tajamnya, karena memang di lobby depan belum membuka pendaftaran pasien.Tatapan tajam Abercio seakan menandakan jika ia menyuruh suster Gita segera minggir dari pintu, dan dari ucapannya terdengar jika ia tidak mau dibantah.Suster Gita sudah sangat takut, tapi ia juga tidak bisa membiarkan Abercio masuk karena memang sekarang dokter Cheryl sedang ada tamu. "Itu, a
"Dimana Cheryl? Pelakor murahan itu mana? Panggil dia kemari." teriak seorang wanita paruh baya yang berusaha menerobos masuk ke ruang poliklinik syaraf tempat Cheryl praktek dengan raut wajah penuh emosi.Beberapa orang yang sedang duduk di kursi ruang tunggu depan ruang praktek sontak melihat kearah wanita setangah baya itu dengan tatapan rasa penasaran, apalagi ini masih terlalu pagi untuk membuat keributan. Ada masalah apa? Itulah yang ada di pikiran orang-orang itu."Maaf bu, kalau mau menemui dokter Cheryl silahkan menunggu di luar sesuai nomor antrian." ujar salah seorang suster pada wanita tersebut untuk mencegahnya masuk kedalam, karena ada beberapa pasien yang menunggu antrian untuk pemeriksaan."Minggir," Wanita paruh baya itu mendorong suster tersebut dan memaksa menerobos masuk kedalam ruang periksa dokter tanpa memperdulikan para pasien yang menatapnya."Oo dokter sepertimu ternyata masih punya muka untuk melakukan praktek, dasar pelakor tidak tahu malu." suara wanita pa
“Bagaimana kerjaan kamu disana, sayang? Apa semua berjalan baik?” tanya Abercio saat sedang video call dengan Cheryl yang sedang duduk di sofa ruang tamu apartemennya sambil memegang ponsel dengan salah satu tangannya.“Semua berjalan baik, mas sendiri gimana? Apa masih banyak pendemo yang menuntut naik gaji?” Cheryl balik bertanya memastikan jika keadaan Abercio juga baik-baik saja.“Tidak ada demo lagi, ini hanya tinggal memperbarui kontrak baru para buruh setelahnya semua akan berjalan sesuai kontrak baru yang berlaku. Maaf ya sayang aku belum bisa kembali ke Jakarta secepatnya. Karena masih ada beberapa hal yang harus segera aku selesaikan di sini.” ucap Abercio terlihat sedih dengan hubungan LDR sementara ini, padahal mereka baru saja memulai semuanya.Cheryl terkekeh melihat wajah Abercio yang terlihat bersedih, “Apa sih mas, nggak usah minta maaf juga. Kan mas disana juga kerja. Selain itu aku juga tidak ingin mas mengabaikan kerjaan mas hanya demi menemuiku.”“Ya aku merasa ng
‘Kalau penglihatanku yang salah, kenapa wanita itu masih terlihat mirip Cheryl? Apakah serindu itu aku dengannya? Sampai-sampai semua terlihat seperti dia.’ tatapan mata Abercio tertuju pada beberapa orang yang sedang menikmati makanannya di meja makan yang tidak jauh dari tempatnya duduk.Fokus Abercio hanya pada seorang wanita yang juga menikmati makanannya dan tidak banyak bicara seperti yang lain.Sebenarnya Abercio ingin sekali menghampiri rombongan tersebut, namun kini masih ada klien didepannya, sehingga Abercio harus mengurungkan niatnya.Abercio memberikan kode pada Ryan agar mendekat kearahnya, ia membisikkan sesuatu pada Ryan, tak lama setelah itu Ryan mengangguk lalu beranjak dari tempat duduknya meninggalkan meja makan. Entah apa yang diperintahkan oleh Abercio pada asisten pribadinya itu, yang jelas ini sepertinya sangat penting.Karena keterbatasan waktu, kini klien yang ditemui Abercio bermaksud mengakhiri pertemuan mereka kali ini dan berpamitan pada Abercio."Terimak
Tatapan gelap Abercio serta gemeretak giginya menandakan amarah besar siap meledak saat ini, “Jadwalkan dengan beberapa media untuk wawancara setelah masalah disini selesai. Aku ingin mengumumkan kalau dia adalah istriku.” ucap Abercio menoleh kearah Cheryl.“Sekaligus membungkam mulut wanita tua itu agar tidak macam-macam dengan istriku.” lanjutnya menoleh kearah Cheryl.“Hah?” seketika Cheryl melihat kearah Abercio. ‘Apa-apaan main umum-umumin aja, masalah dia sama Kiran aja belum kelar. Bagaimana mungkin umumkan hubungan kita ke publik? Mau kalau istrimu ini di cap sebagai pelakor?’ batin Cheryl mendengus kesal bersiap melayangkan protes.Cheryl yang masih dalam lamunannya memikirkan bagaimana Abercio tahu soal Bu Nita yang melabraknya beberapa hari lalu, kini ia justru dikejutkan dengan perintah Abercio pada Ryan barusan.Cheryl terbelalak tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, begitu juga dengan bellboy dan manager yang berada di lift yang sama.‘Jadi nona ini adalah istr
"Aduh, aku lupa." gumam Cheryl saat ia teringat sesuatu."Bajuku kan ada di mobil orang yang menjemput di bandara tadi, gimana ini?" wajahnya mulai terlihat cemas, bagaimana tidak jika saat ini ia yang bersiap untuk mandi tapi melupakan jika dia tidak membawa baju ganti.Bagaimana dia bisa mandi tanpa punya baju ganti? Semua ini gara-gara Abercio yang menarik tangannya begitu saja keluar dari restoran. Kan begini jadinya, kalau sudah begini apa yang harus ia lakukan?Ditambah lagi Cheryl juga melupakan untuk memberi kabar pada rombongan sebelum meninggalkan restoran. Kini wajahnya benar-benar terlihat panik karena ia yakin jika mereka semua sedang mencarinya."Aku akan mencuci muka dulu saja, setelah itu aku akan menghubungi ketua team." monolog Cheryl, lalu dengan cepat dia hanya mencuci muka di wastafel dan menggosok gigi memakai sikat gigi yang disediakan pihak hotel.Setelah semua selesai dia tergesa-gesa keluar dari kamar mandi, Abercio menoleh saat terdengar suara pintu kamar ma
"Sebagian pengungsi ada di desa sebelah, karena tidak cukupnya tempat yang ada disini." seorang pemandu jalan menceritakan bagaimana kondisi yang ada di sana."Dan sebagian yang lain pada mengungsi ke tempat saudara mereka selama kondisi di sini belum stabil.""Banyak warga desa yang mengalami trauma akibat kejadian ini, ditambah lagi para petani mengalami gagal panen serta peternak juga ternaknya banyak yang mati sehingga membuat mereka bingung harus berbuat apa.""Beruntungnya banyak yang melakukan penggalangan dana serta mengirim bantuan kemari sehari setelah gunung berapi meletus sehingga ada pasokan makanan dan juga air minum untuk mereka konsumsi. Setidaknya itu bisa sedikit mengurangi beban mereka."Cheryl melihat sekeliling jalan yang mereka lalui, debu terlihat disetiap sudut tempat yang ia lihat. Bukan hanya di atap rumah para penduduk namun juga di daun-daun yang seharusnya berwarna hijau kini malah terlihat putih, bahkan banyak terlihat daun kering.Dalam kondisi begini m