LOGINAnara gadis miskin yang terjerat hutang, terpaksa harus menjual ginjal untuk melunasinya. Satu ginjal Anara berpindah untuk seorang anak kecil. Anara mendonorkannya demi uang. Tapi siapa sangka jika anak itu justru melihatnya sebagai ketulusan. Anak duda kaya raya langsung jatuh hati pada Anara, merengek memintanya menjadi ibu sambung dan menikah dengan ayahnya. Tidak perlu pikir panjang, Anara bersemangat menerima permintaan anak itu, sayangnya bukan hal mudah meluluhkan hati ayahnya. Anara sudah jungkir-balik tetap saja tidak dilirik. Dia pun memutuskan untuk berganti peran dari bidadari jadi iblis penggoda duda kaya raya. ~~~~~ "Kak Nara, suka uang kan? Mau aku kasih uang satu truk milik Ayah? Syaratnya satu ... jadi mamaku, ya?" ~Zavi~ "Astaga siapa yang enggak mau duda premium? Lihat saja, dipandang dari jauh sudah berkilauan, kek ada tambang emasnya!" ~Anara~
View More“Oh, tidak masalah. Dia justru unik dan lucu,” sahut Anara dengan senyum cerah. “Mmm, baiklah, kamu bisa turun untuk sarapan lebih dulu.” Rey mengalihkan pembicaraan. Dia menyuruh Anara untuk turun sementara dia menyusul Zavi. “Oke!”Rey lihat, gadis itu terlihat sangat percaya diri dan mempunyai aura positif yang kuat. Selain ramah, dia juga selalu ceria, padahal Rey yakin ada banyak beban hidupnya sampai harus bekerja keras bahkan rela menjual ginjal. *** “Ginjal kami cocok?” Anara berbinar senang saat Rey memberitahu tentang hasil pemeriksaan kemarin. Anara hampir saja meloncat kegirangan. Akhirnya dia punya kesempatan besar bisa melunasi hutang! Euforia membuat ekspresi Anara tidak terkendali. Anara jadi canggung ketika ditatap oleh dua lelaki berbeda usia itu dengan tatapan yang aneh. Buru-buru dia berdeham dan memperbaiki posisi duduknya. “Mmm, syukurlah. Karena cocok, berarti operasi bisa cepat dilakukan kan? Zavi harus cepat sehat,” ucap Anara perhatian. Zavi justru m
Setelah meminum obat dari Rey, Anara tertidur selama beberapa jam. Dia terbangun dengan kaget dan linglung. Dipikirnya dia ketiduran di club, namun saat otaknya mengingat kembali satu per satu yang dia lewati semalam, Anara pun berdecak frustasi. “Astaga, apa yang sudah kulakuan–” Anara baru teringat sudah bertindak tak sopan pada Rey. Dia begitu berani ingin mencium, bahkan memeluk dan meraba-raba dada lelaki itu. Sungguh biadab, untung Rey tahu Anara sedang dalam kondisi mabuk. Kalau tidak, bisa kena pasal pelecehan! Anara memindai sekeliling, dia berada di kamar mewah yang asing, namun dia bisa menembak jika itu bukan kamar hotel tapi mungkin rumah Rey. Anara melihat jam yang menunjuk pukul setengah empat, di luar masih gelap. Namun Anara tidak bisa kembali tidur. Kepalanya masih sedikit pusing tapi tidak terlalu parah, dia memilih ke kamar mandi dan membersihkan diri agar lebih segar. ***Saat keluar kamar, Anara mendengar suara anak menangis dan meracau lalu suara Rey yang
Rey tidak menjawab pertanyaan Anara, dia fokus pada lelaki yang tadi memukulkan botol minuman. Rey menatap lelaki itu dengan tajam, namun ditanggapi dengan tak acuh dan omelan tak jelas. “Pak Rey, dia mabuk karena tadi minum banyak. Sepertinya dia tidak sadar siapa Anda. Tapi tolong… maafkan teman saya ini,” kata pria lain yang kini gugup dan tidak menyangka dengan kehadiran Rey. “Saya yang akan memberinya pelajaran–” Rey tidak memperpanjang masalah, kedatangannya ke sana juga bukan untuk berdebat. Jadi dia memilih untuk mengabaikan hal tadi, masih ada hal yang lebih penting harus dia bahas. “Saya ada perlu dengannya–” Rey beralih menatap Anara yang memijit pelipisnya. “Pak Rey, Anda mencariku?”Rey mengangguk lalu memintanya ikut keluar, tidak ada yang berani mencegah. Semua orang tahu jelas siapa Rey, mereka tidak mungkin berani menyinggung. Anara mengikuti langkah Rey dengan berjalan memegangi dinding. Perlahan, dia merasa banyak yang tidak beres. Selain kepalanya pusing, kak
“Kamu salah paham, dia memang bekerja di club. Tapi aku membawanya kemari karena dia berniat menolongmu. Bukankah kamu belum dapat pendonor ginjal untuk Zavi?”Rey yang tadinya tak acuh kini berjalan mendekat. Dia menyambut Erik dan Anara untuk duduk lalu bicara serius. “Kamu sungguh ingin melakukannya?” Anara mengangguk yakin. “Benar, Pak Rey. Saya sehat, saya yakin bisa jadi pendonor untuk putra Anda. Semoga saja ginjal kami cocok,” ucap Anara dengan sesopan mungkin. Rey tampak berpikir, dia menimang sambil memperhatikan penampilan Anara. “Baiklah, besok kita cek dulu ke rumah sakit. Kalau cocok, saya ingin operasinya segera dilakukan–”Rey sedikit ragu karena penampilan Anara yang sangat mencolok, namun masalah kesehatan putranya bukan sesuatu yang bisa diulur. Jadi dia memilih untuk mencoba menerima niat baik dari wanita itu.“Tidak masalah, saya siap–” Anara bicara dengan senyum meringis. “Asal, soal uang itu… ““Saya pasti akan memberinya–” sahut Rey tanpa perlu Anara menega












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.