Share

Bab 210

Author: Ghea
"Benar, selama satu semester ini aku sangat berterima kasih atas perhatian Ibu dan para dosen lainnya." Suara Rexa terdengar hangat dan tenang.

Sebenarnya Margaret berniat berbasa-basi lebih dulu, tetapi kepribadiannya cukup blak-blakan. Setelah ragu sejenak, dia pun berkata, "Pak Rexa, kenapa nggak melaporkan ke pihak kampus soal pernikahanmu? Setahuku, saat kamu masuk, status yang kamu tulis adalah belum menikah."

"Aku menikah setelah masuk kerja."

"Tapi, aku dengar pasanganmu adalah mahasiswi di kampus ini." Nada suara Margaret mulai berat.

"Betul."

Alis Margaret langsung berkerut. "Kamu pasti tahu, kita ini bekerja di dunia pendidikan. Salah satu yang paling dihindari adalah hubungan guru dan murid. Kami bisa maklum kalau mahasiswi mengagumi dosen. Tapi sebagai pengajar, kita seharusnya memberi teladan. Gimana bisa kamu justru menikahi mahasiswi sendiri?"

Rexa tetap tenang, tak menunjukkan perubahan emosi. "Nggak ada hukum yang melarang pernikahan antara dosen dan mahasiswa."

Marga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 230

    Para mahasiswa hampir lupa Rexa sudah menikah. Mereka lanjut berkomentar."Lukaku baru dipulihkan dengan liburan musim dingin. Sekarang lukaku berdarah lagi setelah melihat kejadian ini.""Pak Rexa itu milikku. Tolong kembalikan dia padaku.""Apa hebatnya wanita ini sehingga bisa menikah dengan Pak Rexa?""Aku merasa Pak Rexa kelihatan berbeda setelah liburan musim dingin berlalu. Ternyata dia sudah menjadi suami orang.""Wah, Pak Rexa juga bantu dia bawa ransel! Ini suami dengan sifat kebapakan. Aku nggak ingin mengagumi pasangan ini, tapi aku nggak tahan!"Begitu turun dari mobil, Arlina merasakan tatapan orang-orang di sekeliling. Dia merasa sangat gelisah. Arlina melepaskan tangan Rexa dan ingin mengambil ransel dari bahunya. Dia berucap, "Aku bawa sendiri saja."Rexa menutup pintu mobil dan menimpali, "Aku antar kamu ke kelas.""Nggak usah," tolak sambil melambaikan tangannya. Dia menambahkan dengan canggung, "Banyak orang yang lihat."Rexa baru menyadari sepertinya semua orang di

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 229

    Rexa berbicara dengan lembut, "Aku nggak akan mengingkari janjiku."Hati Arlina terasa hangat. Dia merasa sangat bahagia terus diperhatikan Rexa. Arlina berkata, "Aku lihat kamu sudah menyiapkan hadiah sebelum hasil ujianku keluar. Bagaimana kamu bisa tahu hasil ujian mata kuliah anatomiku memenuhi syarat?"Rexa memandangi Arlina seperti bingung kenapa Arlina bisa menanyakan hal ini. Dia menanggapi, "Kamu lupa aku ini dosen pelajaran apa?"Arlina menepuk kepalanya. Dia merasa tidak berdaya dengan kebodohannya sendiri. Rexa adalah dosen mata kuliah anatominya. Tentu saja Rexa bisa tahu hasil ujian Arlina."Apa aku boleh membuka kotaknya?" tanya Arlina.Rexa menyahut, "Tentu saja."Arlina yang dipandangi Rexa melepaskan ikatan pita dengan hati-hati, lalu membuka kotak hadiah. Dia tidak menduga Rexa akan memberinya hadiah ini. Arlina melihat stetoskop di dalam kotak dengan ekspresi kaget sebelum memandang Rexa.Rexa menjelaskan, "Sebagai dokter, kamu harus punya stetoskop sendiri. Aku har

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 228

    Libur tahun baru imlek berlalu begitu cepat. Dalam sekejap, kuliah sudah dimulai.Tania menelepon Arlina, "Arlin, Kota Kazan keren sekali. Aku sangat menyukainya. Ada orang lain di tempat yang aku tinggali. Mereka sudah liburan di Kota Kazan selama beberapa bulan."Tania melanjutkan, "Aku sangat iri dengan kehidupan seperti ini. Kapan aku baru bisa capai kebebasan finansial? Aku juga ingin menjalani kehidupan yang ideal seperti mereka."Nilai ujian akhir semester Tania pas-pasan. Orang tua Tania mengizinkannya pergi liburan saat tahun baru imlek, rencananya dia hanya pergi seminggu. Siapa sangka, dia tidak ingin pulang lagi setelah pergi. Tania baru pulang dengan enggan ketika kuliah hampir dimulai.Arlina tertawa dan menanggapi, "Nanti kamu bisa capai kebebasan finansial setelah kerja."Tania menimpali, "Cih, jangan tipu aku. Kita paling-paling cuma bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari kalau jadi dokter. Kebebasan finansial apanya? Selain itu, kita sangat sibuk. Mana ada waktu untuk ja

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 227

    Arlina yang dipuji merasa malu. Selain itu, otaknya juga tidak termasuk muda lagi. Arlina menjelaskan, "Sebelumnya aku pernah lihat video seperti itu di internet."Hazel berjalan ke samping pintu, lalu berteriak ke bagian dalam rumah, "Levi, jangan minum teh lagi. Cepat keluar untuk pungut bunga."Levi yang mendekat menyahut, "Sebentar. Untuk apa memungut bunga?"Hazel menimpali, "Arlin bilang kita bisa mengeringkan bunga yang ditanam Ibu, lalu menaruhnya di bingkai foto dan menggantungnya di dinding. Jadi, hasil kerja keras Ibu nggak sia-sia dan kita masih bisa menikmati keindahannya.""Ini ide bagus, Arlin pintar sekali," puji Levi.Padahal ini hanya masalah sepele, tetapi Arlina terus dipuji. Dia merasa malu dan juga senang. Arlina tanpa sadar tersenyum.Arlina mendongak dan melihat Rexa sedang memandanginya. Rexa juga tersenyum tipis dan menceletuk, "Otak muda." Arlina tahu Rexa meledeknya. Dia berpura-pura marah dan menendang Rexa. Sementara itu, Rexa juga tidak menghindar. Dia m

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 226

    Setelah makan bubur, Arlina mengecek suhu tubuh Rexa lagi. Hasilnya 38 derajat. Arlina membantu Rexa berbaring, lalu dia mendengar Rexa berkata, "Kamu juga istirahat saja.""Oke, kamu nggak usah pedulikan aku," timpal Arlina. Dia menyelimuti Rexa dan berpesan, "Cepat tidur. Penyakitmu pasti sembuh setelah istirahat yang cukup."Arlina yang memakai masker duduk di tepi tempat tidur. Hanya mata dan alisnya yang tidak terlalu tebal terlihat. Bentuk perut Arlina tetap terlihat biarpun ditutupi pakaian."Wah," seru Arlina.Rexa bertanya, "Kenapa?"Arlina menarik tangan Rexa dan meletakkannya di perutnya sendiri. Perut Arlina yang bulat berkedut sesekali. Rexa meregangkan alisnya."Bayi kita lagi bicara denganmu," sahut Arlina. Dia sengaja meniru suara anak kecil saat berkata, "Ayah, cepat sembuh ya."Rexa bisa merasakan kedutan yang jelas di telapak tangannya. Ketika melihat wanita yang lucu di depannya, hati Rexa luluh.....Keesokan harinya, suhu tubuh Rexa baru kembali normal. Dia tetap

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 225

    Akhirnya, Rexa memperlihatkan senyuman pertamanya setelah sekian hari. Meskipun wajahnya tertutup masker, matanya tampak sedikit melengkung. Itu adalah senyuman tipis yang hampir tak terlihat."Dalam hal ini, ternyata kamu lebih bijak dariku."Padahal bukan karena Arlina benar-benar lebih bijak, melainkan karena Rexa terlalu peduli hingga menjadi gelisah sendiri.Rexa berusaha bangkit dari tempat tidur, sementara Arlina langsung meletakkan mangkuk bubur dan membantunya.Setelah duduk tegak, Rexa menunduk dan langsung menyadari pakaian yang sedang dia kenakan. Tanpa sadar, dia bergumam, "Ternyata bukan mimpi.""Apa?" Arlina bingung."Aku tadi mimpi kamu bantu aku ganti baju."Wajah Arlina langsung merah padam dan ucapannya pun mulai terbata-bata. "Ka ... karena kamu keringatan ... jadi aku bantu gantiin bajumu. A ... aku sudah minta izin kok."Meskipun dalam hati, Arlina mengaku bahwa saat itu Rexa terlalu mengantuk untuk bisa menjawab.Tatapan Rexa padanya tampak agak rumit, membuat Ar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status