Share

Bab 290

Author: Ghea
Arlina sangat jelas apa yang dikorbankannya demi bisa melanjutkan studi magister di sana. Dia mengorbankan kesempatan berkumpul bersama suami dan anak. Justru karena itulah, dia tidak berani main-main. Dia mencurahkan seluruh perhatian dan tenaga untuk belajar.

Dalam satu hingga dua tahun terakhir, dia dan Rexa nyaris tidak berkomunikasi. Kini, mereka seperti dua orang asing yang masih terasa familier.

Sementara itu, Rexa terlihat tenang sedari tadi. Bahkan, dia terlihat terlalu tenang dalam menyambut kepulangannya.

Arlina mengepalkan jemarinya pelan, lalu memberanikan diri untuk membuka percakapan lebih dulu. "Nggak ada yang mau kamu katakan padaku?"

Tatapan Rexa terlihat bergejolak, tetapi dia tidak langsung menjawab.

Beberapa saat kemudian, dia bertanya, "Kapan kamu pulang? Kenapa nggak bilang sama kami dulu?"

"Hari ini. Aku ingin kasih kejutan."

Rexa teringat pesan teks tadi sore. Dia sendiri tidak yakin ... apakah ini kejutan yang membuatnya bahagia atau malah kejutan yang menakut
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Aa Alkarom
hubungan teraneh
goodnovel comment avatar
Aa Alkarom
Masa sih 5 THN ga komunikasi pdhl jamn now canggih bgt lho ko bs than gtu...trs apa ga ada libur slma 5thn ..trs rexa kan holang kaya.... cukuplah KLO untuk PP luar negeri dlm negri demi menengok istri
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 292

    Rexa memasukkan kembali ponselnya ke saku, lalu mengenakan jas lab putih yang tergantung di dinding. Dia menerima masker dari Wilson dan bertanya, "Apa masalahnya?""Kami menemukan lewat mikroskop bahwa setelah pemberian obat, masih ada sebagian kecil sel tumor yang bertahan pada beberapa hewan percobaan. Kami curiga ada kesalahan di salah satu tahap, sekarang sedang dilacak ulang."Kalau tahap mana yang bermasalah saja belum diketahui, itu artinya mereka harus memeriksa seluruh rangkaian prosedur. Sudah jelas malam ini akan panjang."Aku lihat dulu," ucap Rexa sambil melangkah ke arah mikroskop.Tiba-tiba dia merasakan ponselnya bergetar di saku. Rexa menduga, mungkin dari Arlina. Dia pun mengeluarkan ponselnya dan melihat layar. Di sana tertera tulisan:[ Satu pesan telah ditarik beberapa detik yang lalu. ]Rexa langsung mengetik.[ Tadi kamu kirim apa? ][ Arlina: Ah, nggak ada. Salah kirim. Kamu lanjut saja kerjanya. ]Waktunya terbatas. Rexa pun tidak ingin berlama-lama.[ Oke. ]

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 291

    Hati Arlina terasa manis, senyumnya tidak bisa lagi disembunyikan. Dia hampir saja langsung melahap kue itu saat itu juga. Namun, dia mendadak teringat pesan Rexa sebelum pergi dan akhirnya kembali ke kamar untuk mengeringkan rambutnya terlebih dulu.Setelah selesai, dia pun kembali ke ruang tamu. Ponselnya masih tergeletak di atas meja. Dia mengambilnya, lalu duduk di meja makan.Sambil menyendok sepotong kue ke mulut, dia membuka ponsel. Di sana, dia melihat pesan baru dari temannya di luar negeri.[ Abby: Sudah dipikirkan soal perceraian? ]Arlina mengernyit dan membalas.[ ??? Kamu yang mau cerai, kenapa nanyanya ke aku? ]Balasan dari Abby datang dengan cepat.[ Huhu, aku lagi galau banget, makanya tanya kamu. ]Abby adalah teman seperjuangan Arlina di luar negeri. Tak lama setelah tiba di sana, Abby jatuh cinta dengan seorang bule yang juga kuliah di kampus yang sama. Karena terbawa perasaan, mereka akhirnya menikah.Namun kini, setelah tiga atau empat tahun berlalu, hubungan mer

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 290

    Arlina sangat jelas apa yang dikorbankannya demi bisa melanjutkan studi magister di sana. Dia mengorbankan kesempatan berkumpul bersama suami dan anak. Justru karena itulah, dia tidak berani main-main. Dia mencurahkan seluruh perhatian dan tenaga untuk belajar.Dalam satu hingga dua tahun terakhir, dia dan Rexa nyaris tidak berkomunikasi. Kini, mereka seperti dua orang asing yang masih terasa familier.Sementara itu, Rexa terlihat tenang sedari tadi. Bahkan, dia terlihat terlalu tenang dalam menyambut kepulangannya.Arlina mengepalkan jemarinya pelan, lalu memberanikan diri untuk membuka percakapan lebih dulu. "Nggak ada yang mau kamu katakan padaku?"Tatapan Rexa terlihat bergejolak, tetapi dia tidak langsung menjawab.Beberapa saat kemudian, dia bertanya, "Kapan kamu pulang? Kenapa nggak bilang sama kami dulu?""Hari ini. Aku ingin kasih kejutan."Rexa teringat pesan teks tadi sore. Dia sendiri tidak yakin ... apakah ini kejutan yang membuatnya bahagia atau malah kejutan yang menakut

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 289

    "Pak Rexa."Rapat baru saja selesai. Rexa sedang membereskan laptopnya ketika seseorang memanggilnya dari samping.Topik utama rapat kali ini adalah tentang kebijakan baru dari Dinas Pendidikan untuk semester depan. Pesertanya adalah para dosen, profesor, dan staf manajemen dari berbagai universitas. Jenis rapat seperti ini biasanya diadakan dua hingga tiga kali setiap semester, sehingga lama-kelamaan semua orang pun saling mengenal wajah.Terlebih lagi, nama Rexa cukup dikenal. Banyak dosen dari kampus lain yang tahu siapa dia."Dengar-dengar tadi di jalan ada kecelakaan. Kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya salah satu dosen dengan nada khawatir.Rexa menggeleng ringan. "Aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatiannya, Pak Wido.""Syukurlah." Wido tersenyum. "Tadi waktu rapat kamu kelihatan agak nggak fokus, aku sempat mengira kamu sedang sakit. Sudah lama juga kita nggak ngobrol. Gimana kalau malam ini kita makan bareng dengan beberapa dosen dari kampus lain?""Nggak dulu," jawab Rexa

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 288

    Perawat itu segera menjawab dan bergerak cepat. Meski belum pernah bekerja sama sebelumnya, dia dan Arlina bisa berkoordinasi dengan cukup baik.Ambulans melaju dengan sirene meraung. Saat Arlina mengangkat kepala, dia melihat sosok tegap itu tengah membungkuk dan membantu korban lain lewat kaca jendela.Tak satu pun dari mereka menyangka bahwa pertemuan kembali setelah bertahun-tahun justru terjadi di tengah situasi yang berlomba dengan waktu dan berkejaran dengan maut. Tidak ada waktu sedikit pun untuk kisah cinta atau bernostalgia.Di Rumah Sakit Umum Rakyat, para korban langsung dikirim ke instalasi gawat darurat karena rumah sakit itu paling dekat dengan lokasi kejadian.Begitu menerima kabar tentang kecelakaan beruntun, rumah sakit langsung mengaktifkan prosedur darurat. Setiap departemen mengirimkan personel tambahan ke IGD. Ruangan pun penuh sesak dan suasana begitu tegang."Memang ada perdarahan di rongga perut. Untung tadi sempat diberi cairan infus untuk meningkatkan volume

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 287

    Kecelakaan itu terjadi tepat di depan mata Rexa. Dia adalah orang pertama yang menelepon layanan darurat.Begitu selesai melapor, dia langsung turun dari mobil dan mengecek kondisi sekitar. Setelah tim penyelamat tiba, dia pun ikut membantu menangani para korban.Suara seseorang memanggil perawat membuatnya tersentak. Jantungnya berdebar kencang. Mengikuti arah suara itu, seketika dia melihat sosok ramping itu dalam pandangannya.Gadis itu sedang berlutut di tanah dengan ekspresi yang serius dan fokus. Rambutnya dikuncir seadanya ke belakang telinga. Namun, sehelai kecil terlepas dari ikatan dan tergantung lembut di sisi wajah.Wanita itu sangat fokus pada tugasnya. Dengan cepat, dia mengenakan sarung tangan steril, lalu meletakkan jarinya di atas dada pasien yang sudah didisinfeksi dan mencari posisi dengan teliti.Di tengah napas pasien yang semakin sesak dan panik, dia menusukkan suntikan besar ke bagian dada tanpa ragu, lalu mencabut plunger-nya hingga terlihat gelembung udara kelu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status