Share

Bab 388

Author: Ghea
Rexa menahan senyum di sudut bibirnya. "Aku juga berharap istriku bisa mabuk setiap hari."

Kalau sedang mabuk, keberanian Arlina jelas jauh lebih besar daripada biasanya.

"Nanti aku jadi pemabuk dong." Arlina mencibir manja.

"Cuma boleh minum di depanku."

Perhitungan sekali.

Arlina tak bisa menahan tawa. "Jangan mimpi."

Tatapan Rexa semakin dalam. "Benar-benar nggak mau di sini?"

Baru saja Arlina mengangguk, tubuhnya tiba-tiba terangkat dan dibopong oleh Rexa. Rexa kemudian menggendongnya ke kamar. Jantung Arlina berdegup kencang, lalu dia sengaja menggigit leher Rexa.

"Arlina."

Tubuh Rexa sedikit menegang, lalu berkata dengan tak berdaya, "Memang sekarang mahasiswa sudah libur, tapi di lab masih ada mahasiswa. Kamu mau semua orang tahu kalau mereka punya istri dosen yang suka main gigit?"

"Aku nggak takut, yang malu itu kamu. Mereka cuma akan mengira Pak Rexa bahkan nggak bisa mengalahkan istrinya sendiri."

Melihat bekas gigitan di lehernya, Arlina sedikit puas, lalu mendekat dan menj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 392

    Begitu melihat pesan itu, Rexa langsung paham. Sepertinya bukan kabar baik.Arlina kembali ke ruangannya dan kebetulan bertemu Lillia. Dia pun menjelaskan, "Barusan aku lihat Pak Jazlan lagi ngobrol sama kamu, jadi aku nggak nyamperin."Lillia tersenyum padanya. "Kamu dengar semua yang kami bicarakan?"Arlina mengangguk jujur."Apa aku terlalu terang-terangan menolaknya, ya? Kalau demi kamu, mungkin aku harusnya lebih halus."Arlina buru-buru menggeleng. "Itu urusan kamu, nggak usah mikirin aku."Lillia menatapnya dengan senyum yang setengah menggoda.Arlina menggigit bibir. "Oke, aku ngaku, memang aku berharap kamu mau kasih dia kesempatan. Tapi kalau dipaksakan juga nggak enak, jadi aku nggak bisa maksa kamu."Lillia mengangguk. "Memang."Arlina menatapnya ragu-ragu. "Benaran nggak ada kesempatan sama sekali?"Lillia baru mau menjawab ketika Hubert kebetulan keluar dari kantornya. Tatapannya sekilas tertuju ke Lillia, lalu berhenti beberapa detik pada Arlina.Lillia menangkap perubah

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 391

    Mungkin karena terlalu bersemangat, suara Jazlan agak keras hingga menarik perhatian orang-orang di sekitar yang penasaran. Lillia langsung merasa canggung dan menurunkan suara sambil buru-buru berkata pada Jazlan, "Pelankan suaramu."Jazlan malah terlihat santai, "Takut apa? Siapa sih di rumah sakit ini yang nggak tahu kalau aku suka sama kamu."Meski Lillia merasa dirinya cukup tenang, dia tetap tidak bisa mengabaikan pengakuan yang terus terang itu. Hanya saja, dia memang tidak punya perasaan pada Jazlan.Setelah mempertimbangkan kata-katanya, Lillia menjawab, "Pak Jazlan, aku sudah tahu perasaanmu, tapi maaf, aku nggak punya rasa ke arah itu. Kamu nggak perlu buang waktu untuk aku."Lillia mengira Jazlan akan mundur, tapi tak disangka dia malah berkata, "Kesan kamu tentang aku selama ini cuma sebatas aku suka laki-laki, kamu bahkan belum benar-benar mengenalku. Jadi, bagaimana kamu bisa tahu kalau kamu nggak akan punya rasa sama aku?"Lillia terdiam sesaat."Sebelumnya aku memang s

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 390

    “Pak Rexa, sudah waktunya makan, kenapa maskernya belum juga dilepas?” kata Wilson yang duduk di depannya sambil membuka bungkus makanannya.Masker itu seolah sudah menempel di wajah Rexa sejak pagi, bahkan minum pun hampir tak terlihat. Wilson memperhatikan kilatan di mata Rexa, lalu pria itu perlahan-lahan melepas maskernya.Begitu masker terlepas, luka di sudut bibirnya langsung terlihat. Wajah sempurnanya yang seperti pahatan batu giok itu seakan muncul sedikit cacat.Yang makan bersama hari itu bukan hanya Wilson, tapi juga beberapa mahasiswa dari laboratorium. Begitu melihatnya, mereka kompak merapat untuk mengintip lebih dekat.Merasa tidak nyaman ditatap begitu banyak pasang mata, Rexa memberi penjelasan seadanya, “Sariawan.”“Oh ....”“Oh ....”“Oh ....”Beberapa mahasiswa menjawab hampir bersamaan.Wilson tersenyum penuh arti. “Kelihatannya memang panas dalam sekali.”Sayangnya, ada seorang mahasiswa yang polos dan tidak peka. Dia menatap luka itu beberapa detik sebelum berka

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 389

    Untungnya, Arlina memang harus memakai masker saat bekerja, jadi seharian penuh mengenakannya pun tidak terasa aneh. Hanya saja saat ingin minum, dia harus mencari waktu dan tempat yang sepi supaya tidak ketahuan.Kalau sampai ada yang bertanya kenapa bibirnya seperti itu, masa dia harus menjawab, “Oh, ini gara-gara adu mulut sama suami, terus saling gigit bibir, jadi luka. Nggak apa-apa, kok.”Membayangkannya saja sudah terasa memalukan.Namun setelah dipikir-pikir, sepertinya memang dirinya dulu yang memulai. Jadi, Arlina merasa agak bersalah juga.Saat jam makan siang, Lillia mengajaknya makan bersama dan Arlina pun setuju. Mereka berdua berjalan menuju kantin.“Suamimu kerja di bidang apa?” tanya Lillia sambil berjalan di sisinya.“Dia dosen.”“Dosen di universitas mana?”“Fakultas Kedokteran Universitas Sterling.”“Oh,” Lillia menaikkan alis. “Banyak dokter di rumah sakit kita yang lulusan dari sana. Para dosennya memang terkenal hebat-hebat.”“Ya, lumayan lah,” jawab Arlina. Dia

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 388

    Rexa menahan senyum di sudut bibirnya. "Aku juga berharap istriku bisa mabuk setiap hari."Kalau sedang mabuk, keberanian Arlina jelas jauh lebih besar daripada biasanya."Nanti aku jadi pemabuk dong." Arlina mencibir manja."Cuma boleh minum di depanku."Perhitungan sekali.Arlina tak bisa menahan tawa. "Jangan mimpi."Tatapan Rexa semakin dalam. "Benar-benar nggak mau di sini?"Baru saja Arlina mengangguk, tubuhnya tiba-tiba terangkat dan dibopong oleh Rexa. Rexa kemudian menggendongnya ke kamar. Jantung Arlina berdegup kencang, lalu dia sengaja menggigit leher Rexa."Arlina."Tubuh Rexa sedikit menegang, lalu berkata dengan tak berdaya, "Memang sekarang mahasiswa sudah libur, tapi di lab masih ada mahasiswa. Kamu mau semua orang tahu kalau mereka punya istri dosen yang suka main gigit?""Aku nggak takut, yang malu itu kamu. Mereka cuma akan mengira Pak Rexa bahkan nggak bisa mengalahkan istrinya sendiri."Melihat bekas gigitan di lehernya, Arlina sedikit puas, lalu mendekat dan menj

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 387

    Suara Rexa yang berat dan serak itu terasa seolah menyapu lembut dada Arlina. Wajah Arlina langsung memanas dan sebelum sempat menghindar, Rexa sudah condong mendekat untuk menciumnya."Tolong! Tolong!" Arlina sengaja berteriak.Rexa terhenti dan menatapnya dengan ekspresi bingung. Arlina lalu menjelaskan dengan malu-malu, "Aku mau teriak buat lihat ada yang datang nolongin aku nggak."Untuk sesaat, Rexa tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kadang-kadang, Rexa tidak bisa mengikuti pemikiran Arlina yang aneh ini. Seperti kemarin ketika dia mengatakan otot perut Rexa kalah dari model. Ucapannya itu sungguh menusuk hati.Mengingat hal itu membuat Rexa sedikit kesal. Tatapannya terfokus pada bibir lembut Arlina, lalu dia membungkuk berniat menggigitnya."Tunggu, tunggu." Arlina menyilangkan kedua tangan di depan dadanya, mata beningnya tampak berkaca-kaca.Tatapan Rexa menyempit. "Mau teriak lagi? Mau sampai tenggorokanmu pecah sekalipun, nggak akan ada yang datang menolong.""Pfft."Arl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status