Share

90. Dua Pilar Cinta

Sudah hampir dua jam Rumi duduk di teras rumah Raihan. Kedua orang tuanya beberapa kali memintanya pulang, tetapi selalu ia balas dengan gelengan. Hidangan di rantang yang sedianya akan ia beri untuk keluarga pemuda itu sudah sedingin udara saat ini. Rumi berusaha nyaman dalam duduk, membesarkan harap dengan senyum yang coba ia pahat.

“Rum,” panggil Rizal, “kita pulang sekarang.”

“Ini sudah malam, Rum.” Rahma membagi ketegaran pada sang putri dengan elusan di kepala. “Mungkin saja Raihan dan keluarganya punya kesibukan di luar sana. Kita bisa kembali besok.”

Hangatnya sentuhan sang ibu membuat bekunya harapan Rumi perlahan cair. Pipi gadis itu menghangat kala dua anak sungai mengalir dari mata. Ia dengan cepat menggeleng, masih ingin bertahan sebentar lagi.

“Pulang, Rum!” ujar Rizal dengan setengah membentak.

Mau tak mau Rumi memasuki mobil. Sepanjang perjalanan, gadis itu menoleh ke sampi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status