Share

Kiana Bukan Imajinasi

“Gue tahu lo bakalan datang ke sini.”

Sudah pasti dapat kutebak derap langkah Kiana sejak beberapa waktu lalu yang menapak di rerumputan lembab taman ini.

Taman di tengah kota yang menjadi tempat bersejarah akan kedekatan kami. Kiana terduduk di sebelahku, sedangkan aku hanya tertunduk menatap rerumputan yang basah.

“Aku udah biasa ke taman ini, Adrian. Apalagi, di sini tempat kita pertama kali saling membuka diri.”

Kini, kuangkat kepala dan menatap Kiana yang sedang mengembangkan senyuman hangat.

“Iya, gue nggak bisa lupain itu. Tapi, kenapa semua orang menganggap lo cuma ilusi?”

Dia tertawa geli sembari membenarkan kacamata yang sempat melorot.

“Siapa yang mengira aku hanya ilusi? Dan kamu percaya gitu aja, Adrian?”

Beberapa kali kugelengkan kepala. “Nggak, kok. Gue sama sekali nggak percaya sama mereka yang mengatakan kalau lo cuma ilusi.

Gimanapun juga, lo bukan f

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status