Setelah membersihkan kamar si triplet, Bee mencuci wajah canyiknya di kamar mandi.
Si triplet benar benar mengeluarkan semua bakat yang dimilikinya dan di aplikasikan pada wajah Bee yang cantik.Bee tersenyum memandang wajahnya di cermin. Sudah lama dia tidak tersenyum alami seperti ini.Bee tersenyum hanya ketika menyangkut pekerjaan kantornya contohnya ketika bertemu klien perusahaan. Meskipun hanya tersenyum seadanya saja dan dia melakukannya karena kewajiban.Setelah membersihkan wajahnya Bee segera ke kamarnya yang tadi sudah ditunjukkan oleh pelayan.Zinc yang baru saja keluar dari ruang kerjanya, berpapasan dengan Bee yang akan menuju kamarnya.Zinc melihat penampilan Bee yang berbeda dari biasanya. Rambut coklatnya tergerai indah.Tanpa mengenakan kacamata, Zinc dapat melihat dengan jelas warna asli mata Bee yang berwarna biru terang meneduhkan.'Cantik,' pikir Zinc."Bagaimana mereka? Apa kau kerepotan menangani mereka?" tanya Zinc."Mereka sudah tidur, Tuan," jawab Bee datar seperti biasa."Hmm, baiklah. Istirahatlah ... Selama keponakanku ada di sini, kau cuti dari kantor," perintah Zinc."Hmm ... Permisi, Tuan," ucap Bee singkat dan masuk ke kamarnya.Zinc tersenyum tipis melihat sikap Bee yang selalu dingin dan tanpa basa basi itu. Lalu Zinc pun kembali ke kamarnya.################Keesokan paginya, Bee sudah bangun di saat yang lain belum terbangun. Bee terbiasa bangun pagi dan langsung membersihkan apartemennya.Ya, begitulah hidup Bee. Sangat biasa dengan rutinitas yang sama setiap harinya."Auntyyyyyy Bee!!!!" teriak triplet ketika melihat Bee sedang menuruni tangga."Kalian sudah bangun?" tanya Bee."Hmmmm ... Kami selalu bangun pagi karena kata mommy jika bangun siang, kami tidak akan mendapat suami yang tampan seperti daddy," ucap Zalina serius.Bee spontan tertawa mendengar celotehan Zalina yang menurutnya sangat lucu."Aunty cantik jika tertawa seperti itu," timpal Zoya."Apakah ini rayuan? Aunty merasa ada sesuatu dibalik kata kata manismu itu, Sayang," kata Bee dengan senyumnya yang cantik."No, really. Aunty sangat cantik. Mengapa aunty jarang tersenyum?" tanya Zalina."Karena aunty hanya akan tersenyum pada kalian," lanjut Bee.Bee merasa hidupnya lebih berwarna setelah bertemu Zalina, Zoya dan Zeta. Mungkin ini suatu kerinduan akan sebuah keluarga, pikirnya.'Aku akan menikmati kebersamaanku bersama mereka yang hanya sebentar saja,' batin Bee.Dan sekarang mereka berempat sedang bermain di taman belakang mansion yang sangat luas.Bee tidak menyangka bertemu dengan triplet membuatnya sangat bahagia dan bisa tertawa lepas. Padahal baru semalam mereka bertemu tapi Bee merasa sangat akrab dengan mereka bertiga.Zalina dan Zoya mempunyai sifat yang ceria dan suka bersenda gurau. Sedangkan Zeta terlihat agak pendiam. Mereka juga anak-anak yang baik dan tidak manja seperti kebanyakan anak anak konglomerat yang lain.Suara tawa dan canda mereka membangunkan si empunya mansion.Zinc mendengar teriakan dan tawa yang berasal dari taman belakang mension.Lalu Zinc membuka jendela balkonnya dan melihat ke asal suara berisik itu.Zinc melihat ketiga keponakannya sedang berlarian bersama Bee.Melihat Bee tertawa lepas menjadi pemandangan yang langka bagi Zink dan siapapun yang mengenal Bee.Bee yang introvert dan tidak pernah bergaul dengan siapapun, bisa tertawa seperti itu tentu saja membuat Zinc takjub.Bekerja selama 2 tahun dengan Bee, tak serta merta membuat Zinc mengenal sosok lain dari Bee. Justru dengan si tripletlah Bee terlihat berbeda."Dia sangat cantik jika tersenyum dan tertawa seperti itu. Apa yang dilakukan triplet padanya? Aku harap mereka tidak membuatnya menjadi wanita berisik seperti mommynya," Zinc bermonolog dengan masih setia memandangi Bee yang terlihat bahagia bersama ketiga keponakannya.Setelah puas bermain, Zalina, Zoya dan Zeta serta Bee kembali ke kamar masing masing untuk mandi dan bersiap sarapan."Nona Bee, tadi tuan Danny mengantarkan tas ini untuk anda," ucap pelayan pada Bee yang akan memasuki kamarnya."Ya, terima kasih, Bi," ucap Bee dengan senyumnya.Sejak bersama triplet, Bee sudah mulai terbiasa tersenyum.Dan juga karena itu adalah permintaan ketiga gadis kecil itu yang menyuruh Bee selalu tersenyum.Bee membuka tas yang ternyata berisi dress dress cantik dengan warna warna ceria."Kenapa harus baju-baju seperti ini yang dibeli tuan Danny?" gumam Bee.Tapi tidak ada yang bisa Bee lakukan selain memakainya. Lagipula ini termasuk bagian dari tugasnya dan dia hanya akan berada di mansion dan tidak kemana mana.Bee memakai dress berwarna putih yang panjangnya di atas lutut. Itu membuat kaki jenjang dan putih mulusnya terekspose. Selama ini Bee selalu memakai celana dan tidak pernah memakai dress. Kemudian Bee mengikat rambutnya ke belakang yang membuatnya semakin cantik dan segar.Lalu Bee turun kebawah yang ternyata sudah menunggu triplet dan sang bos."Maaf, membuat kalian menunggu," ucap Bee datar seperti biasanya."Aunty Bee cantik sekali. Ya kan, Uncle?" ucap Zalina."Hmm," ucap Zinc singkat.Bee merasa sedikit tidak nyaman ketika Zinc memandangnya agak lama."Maaf jika bajuku tak terlalu sopan. Tuan Danny yang memberikannya padaku," ucap Bee menunduk hormat pada Zinc."Tidak, kurasa tuan Danny sudah melakukan tugasnya dengan benar. Kau terlihat cantik dengan baju itu," kata Zinc.Bee tak menanggapi ucapan bosnya dan langsung duduk kemudian bersiap menikmati makan paginya bersama triplet.Lalu mereka berempat pun makan bersama."Uncle ... Apakah kami boleh jalan jalan ke taman hiburan? Kami sangat bosan hanya main didalam mansion," pinta Zoya."Ya uncle, boleh ya ya ya???" rengek Zalina manja."Mommy kalian tidak akan mengizinkannya," jawab Zinc dengan tetap menyantap makanannya."No, mommy pasti mengizinkan jika uncle ikut bersama kami," mohon Zeta."Ya Tuhan ... Kenapa kalian merepotkan sekali? Uncle sangat sibuk dan harus ke kantor jadi tidak bisa," tegas Zinc.Sebenarnya Zinc tidak tega melihat keponakannya sedih. Tapi Zinc tidak akan mau melakukan hal hal yang dianggapnya tidak berguna itu.Hal yang berguna menurutnya adalah menghasilkan uang triliunan. Bukan bermain di taman bermain."Uncle jahat ... Huaaaa ... Huaaaa ..." teriak triplet bersahut- sahutan dengan tangis yang semakin nyaring."Ooooh kakaaaakkk ... Kapan kau akan membawa anak- anakmu kembali kerumah kalian??" ucap Zinc frustasi yang melihat tingkah si triplet.Bee hanya bisa melihat, karena dia tidak mempunyai kuasa untuk ikut campur dalam pembicaraan ini. Bee tau batasan dirinya."Bee ... Siapkan semuanya. Kita akan pergi ke taman hiburan," ucap Zinc pada Akhirnya."Baik, Tuan", jawab Bee."Horrrayyyyyyy ... Uncleee, we love you sooooo much," ucap si triplet bersamaan yang langsung memeluk dan mencium sang paman.Lalu mereka berempat pun pergi ke taman hiburan.Zinc menyetir mobilnya sendiri. Bee duduk bangku depan disebelah Zinc. Sedangkan si triplet ada dibangku belakang."Halo, Tuan Danny ... Kau urus semua pekerjaanku hari ini dikantor. Jika ada dokumen yang harus kutandatangani kau antarkan ke mansionku. Aku sedang mengajak keponakanku berjalan-jalan. Hmm, baiklah, bye," ucap Zinc yang sedang melakukan panggilan telepon dengan sang asisten utamanya.Mereka akhirnya tiba di taman hiburan. Suasananya tidak terlalu ramai karena ini weekdays.Mereka tampak seperti sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia.Tiga gadis kecil itu menggandeng Bee dan berjalan di depan. Sedangkan Zinc mengikuti mereka dari belakang.Bee sebenarnya merasa tidak nyaman dengan pakaian yang dikenakannya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada pilihan pakaian yang lain selain dress.Zinc melihat interaksi antara si triplet dan Bee. Bee terlihat bahagia dan sering tertawa mendengar ocehan para keponakannya.Melihat hal itu membuatnya melihat hal baru tentang Bee.Bee .... Wanita yang dikenalnya 2 tahun lalu. Wanita yang sangat cerdas dan disiplin. Selalu berwajah datar dan jarang tersenyum. Sangat cuek dengan sekitarnya. Tidak pernah mempunyai teman sesama pegawai. Hidupnya seakan dihabiskan untuk kerja dan kerja. Bee berpenampilan kaku dengan baju setelan kerja yang selalu menggunakan blazer dan celana berwarna abu dan hitam.Itulah deskripsi Zinc tentang Bee. Benar-benar wanita tipe kaku dan membosankan menurutnya. Tapi dia merasa cocok dalam hal pekerjaan. Bee mempunyai loyalitas yang tinggi dalam pekerjaannya."Ayo kita makan siang dulu. Mommy kalian akan mengamuk seperti singa betina jika uncle membuat kalian kelaparan dan kurus kering," ucap Zinc datar."Aku ingin makan ayam Mc Donald, Uncle," ucap Zoya."Hmm, baiklah. Di sana sepertinya ada, ayo," jawab Zinc dengan tangan menunjuk ke arah foodcourt.Dan merekpun pergi ke sana.Setelah seharian bermain di taman hiburan, mereka berlima pun bersiap pulang. Sebelum pulang ke mansion, Zinc mengajak ketiga gadis berisik itu makan malam di restoran, bersama Bee juga tentunya. "Apa kalian senang?" tanya Zinc. "Tentu saja kami sangaaaat senang. Terima kasih, Uncle ... Mommy dan daddy jarang mengajak kami bermain, karena mereka selalu sibuk ke luar negeri," ucap Zalina sendu. "Alangkah senangnya jika kami bisa tinggal bersama uncle Zinc dan aunty Bee disini," timpal Zeta. "Hei itu ide yang bagus, Zeta. Ayo kita katakan ide ini pada mommy," ucap Zoya semangat. "Kalian ini ... Uncle akan pusing setiap hari jika kalian tinggal bersama uncle," kata Zinc. Si triplet kompak cemberut mendengar jawaban sang paman. "Kalau begitu kami akan tinggal dengan aunty Bee saja. Aunty mau kan?" ucap Zalina dengan puppy eyesnya. "Tidak bisa, Sayang. Aunty harus bekerja. Tapi jika aunty libur, kalian boleh menginap di apartemen aunty," ucap Bee lembut. "Benarkah, Aunty? Bolehk
"Honey Bee .... Apa kau sudah siap, Sayang?" panggil Tuan Hudson pada putri tunggal kesayangannya."Ya, Dad," jawab Bee."Hati-hati, Sayang," ucap Nyonya Hudson dan mencium kedua pipi merah sang putri cantiknya."Ya, Mom. Doakan aku berhasil," ucap Bee tersenyum bahagia."Tentu saja, Sayang. Maaf, mommy tak bisa mengantarmu. Tetapi mommy janji akan langsung melihatmu setelah kegiatan mommy selesai," kata sang mommy."Oke, Mom. Bye," jawab Bee dan melambaikan tangannya.Lalu gadis remaja berumur 15 tahun itu pun pergi bersama sang daddy ke tempat diadakannya audisi ballerina yang pemenangnya akan mendapatkan beasiswa ke Paris.Sesampainya di sana, Bee langsung bergabung dengan teman-teman dari sekolah akademinya. Bee mengganti bajunya dan menyiapkan penampilannya agar maksimal.HIngga akhirnya giliran Bee tiba. Dia melakukan semua gerakan dengan sangat sempurna dan indah tanpa kesalahan sama sekali.Tuan
Kenangan buruk itu, begitu membekas dalam di ingatan Bee meskipun sudah 9 tahun berlalu. Kini Bee menjalani hidupnya dengan datar dan mengikuti alur takdir akan membawanya ke mana.Bee bekerja sebagai asisten kedua dari seorang CEO tampan bernama Zinc Arkensmith, salah satu jajaran keluarga konglomerat dan pebisnis yang cukup berpengaruh di New York.Karena kecelakaan parah waktu dia masih remaja membuat kakinya patah dan memupuskan impiannya menjadi seorang balerina profesional.Dan kecelakaan itu juga merenggut nyawa sang ibu. Kecelakaan itu begitu membuat trauma bagi Bee hingga dia harus menjalani terapi selama 2 tahun untuk mengatasi traumanya.Sampai sekarang pun, Bee selalu menghindari perjalanan dengan mobil ketika ada hujan badai. Dia terlalu takut akan hal itu. Meskipun sudah bisa mengatasinya, tetapi Bee memilih untuk menghindarinya karena dia akan terkena serangan panik ringan jika dalam situasi seperti itu.Setelah k
Bee memasuki apartemennya yang mewah. Apartemen yang ditempatinya sekarang adalah pemberian dari perusahaan atas kinerjanya yang bagus. Kehidupan Bee tergolong sukses dan termasuk dalam golongan kelas atas. Setiap hari Bee melakukan rutinitas yang sama. Dan itu membuat hidupnya sangat monoton. Benar-benar flat. Tak ada passion dalam hidupnya selain bekerja dan bekerja.Ya, begitulah Bee menghabiskan waktunya setiap hari. Tak ada yang spesial di dalam hidupnya kecuali tabungannya yang semakin hari semakin bertambah dengan jumlah yang lumayan fantastis.Berbeda dengan sang bos, Zinc. Dengan wajah tampan dan harta yang dimilikinya, tidak sulit untuk membuat para wanita mengejar-ngejarnya.Kekecewaannya pada hubungan masa lalunya, membuat Zinc selalu bergonta ganti pacar.Rata rata kekasihnya berasal dari kalangan artis, anak konglomerat serta pebisnis sukses yang bergaya glamour.Zinc tak pernah serius menjalin hubungan deng