Share

6

Happy Reading

Author Pov

"Anjing asu bangsat, dah lah setan lo Fa. Benci gue sama lo sialan," teriak Adit murka.

Oke kali ini Alfa benar-benar tidak bisa menahan suara tawanya, dia tertawa keras saat melihat bagaimana rupa Adir selaku teman baiknya.

Wajahnya penuh tepung dan kepalanya di lempar 5 butir telur di campur minyak makan. Fix Adit benar-benar mirip adonan kue sekarang. Kalau dia di oven pasti bisa di makan.

Hari ini bukan ulang tahun Adit, bukan juga hari besar atau hari penting lelaki itu. Tapi lebih ke hari kesialannya karena menjadi korban kenakalan Alfa untuk yang entah keberapa kalinya dari kurun waktu hampir 2 tahun ini.

Adit tidak tau bagaimana bisa dia akrab dan berteman baik dengan spesies seperti Alfa ini, gadis bar-bar yang no have ahlak. Entahlah mungkin Adit sedang sial kala itu sehingga yang ada hanya Alfa.

"Anjir ngelawak bangsat. Asulah badan lo huahahahha," tawa Alf pecah. Gadis 17 tahun itu bahkan tidak bisa menghentikan tawanya, seolah pemandangan di depannya benar-benar sangat lucu.

"Diem lu njing," maki Adit kesal.

Badannya bau amis dan menggeluarkan bau makin tak sedap karena telor yang di pakai adalah telor busuk, sepertinya Alfa benar-benar niat mengerjainya sampai seperti ini.

Kalau tidak ingin pacar Alafa adalah Aska, hal seperti yang dia alami ini pasti akan dia oprasikan langsung pada Alfa juga. Ah sialan, dia benar-benar sangat kesal sekarang.

"Huahahah perut gue sakit anjir, sumpah dit badan lo hahaha. Anjir lah sini gue ovem biar bisa di makan," ucap Alfa lagi. Kali ini tawanya benar-benar sudah tidak bisa di kondisikan lagi.

"Badan gue bau semua sialan," ucap Adit kesal. Dia benar-benar ingin mengumpat pada Alfa, mengeluarkan semua kata kotor yang dia punya. Tapi demi Dewa Yunani, hal semacam itu benar-benar tidak berani dia katakan langsung.

"Balik sana balik, badan lo bau menyan. Huahhahah," tawa Alfa lagi.

Adit menatap kesal sekaligus dendam, ingatkan dia untuk melakukan hal yang sama pada Alfa suatu hari nanti. Dia benar-benar sangat dendam.

*****

"Yuhuyuhu mang cecan back, pesan satu bakso kosong plus segelas air asam." Alfa menjerit di depan kasir, memesan makan siangnya.

"Eh neng Alfa, tidak bareng den Aska neng? Tumben sendiri?" tanya Mang ujang selaku tuan kantin.

Mereka cukup akrab karena tingkah ke bar-baran Alfa, tidak perduli tua atau pun muda semua gadis itu anggap sama.

"Lagi sibuk mang, biasa orang sibuk dia mah. Jadi Alfa sendiri," ucap Alfa sambil memakan keripik kentang yang tergeletak di jejeran jajan.

"Den Adit di mana? Biasanya Neng Alfa kalau tidak bareng Den Aska sama Den Adit?"

"Ah dia balik Mang, biasalah ada Something dikit."

"Ahh iya deh neng, neng kalau capek berdiri cari tempat duduk aja. Nanti makanannya Mas anter," ucap Mang Ujang menawarkan.

"Ok mang," balas Alfa dan berjalan mencari kursi kosong di kantin.

Tapi saat sedang ingin mencari kursi, suara ribuk di meja tidak jauh dari Alfa berdiri sangat berisik dan ribut. Dan seolah di hipnotis Alfa langsung otimatis menoleh ke arah itu.

"Eh lo itu cupu ga usah belagu ya sekolah di sini. Hasil baesiswa aja bangga lu, dasar miskin."

"Tau nih, besarin tu otak jangan kaca mata mulu yang lo besarin."

"Hahaha biasa lah Bel, dia kan--"

"Miskin"

Tawa menghina dan perkataan mengejek itu benar-benar sangat menggangu Alfa. Dia sebenarnya tidak ingin ikut campur dan diam saja, tapi semakin lama Grub cabe-cabean Bella club itu benar-benar membuat Alfa panas ingin menonjok.

"Dasar Lont---"

"Apa?"

Kelima cewe itu langsung menghentikan acara perundungan mereka dan menatap ke arah Alfa.

"Ga usah ikut campur urusan orang lain lo," ucap Bella sinis.

Siapa yang tidak kenal dengan Alfa, siswi paling nakal dan bar-bar, walau banyak yang membencinya karena menjadi pacar Aska selaku pentolan sekolah. Tidak sedikit juga uang banyak menyukai dan mendukung hubungannya dengan Aska.

"Kalau ngomong slow dong mbak, ini hujan nih." Semprot Alfa kesal, tangannya mengusap wajah dengan tisu, seolah Bella memang berbicara dengan air liur yang keluar-keluar.

"Dasar lo Anj--"

"Astagfirullah bund bersoda banget kamu, ga boleh ngumpat oy. Apa lagi sama cecan," potong Alfa langsung sebelum Bella selesai berbicara.

Sudah di bilang kan hoby Alfa itu membuat orang darah tinggi, memang begitu lah kelakuan tidak beradab Alfa.

"Perli lo njing," semprot teman Bella yang lain.

"Lo pikir ini kantin punya bapak lo apa sampek gue di suruh pergi? Mending lo aja sana sama antek-antek lo buat angkat kaki dari sini,gue mau makan dengan tenang jadi stop ngebuli di sini." Alfa menatap sinia ke arah lima gadis itu.

"Lo sia---"

"Gue Alfa kalau lo lupa, matahin tulang lo sekarang juga bukan hal yang sulit buat gue lakuin. Jadi mending lo pergi sebelum gue latahin semua gigi lo-lo pada," ucap Alfa tenang tapi terkesan tegas.

"Awas lo, urusan kita belum selesai." Marah Bella dan mendorong bahu Alfa kuat lalu pergi.

Alfa menatap pungung Bella dan teman-temannya yang pergi dengan marah. Menghela nafas pelan dan menatap sinis.

"Mental patungan aja sok keras," ucapnya sinis dan berbalik untuk memcari meja kosong.

Tapi langkahnya berhenti saat merasakan tangan lembut menahan pergelangan tangannya.

"Hah? Kenapa?" tanya Alfa dan menatap korban bulian barusan dengan kening berkerit.

"M-makasih udah bantu a-aku," ucap gadis itu terbata-bata. Mungkin antara takut dan berterima kasih.

"Gue usir mereka bukan mau nolongin elo jadi jangan kepedean, gue cuma ga mau berisik aja di sini. Gue mau makan," ucap Alfa sinis dan berbalik arah. Lalu duduk di kursi yang cukup jauh dariwanita bulian barusan.

*****

Pukulan bertubi-tubi Alfa layangan pada tubuh Dimas yang sudah babak belur. Jeritan kesakitan lelakj itu juga sama sekali tidak Alfa hiraukan, kekesalan di hatinya makin menambah tenaganya untuk memukuli Dimas.

"WOY WOY WOY UDAH OY, BADAN GUE ANJING LAHH. AHH ASKA BANTUIN GUE, BINI LO NGAMOK." teriak Dimas keras, badannya sudah sangat sakot karena pukulan Alfa yang tidak main-main itu.

"Diam lu iban, gue masih kesal." balas Alfa ikut berteriak masih memukul Dimas yang sedang berformasi pertahanan.

Mana berani lelaki itu membalas, yang ada kalau Alfa lecet sedikit gara-gara dia, Aska bisa mengirimnya ke rumah sakit untuk di rawat berhari-hari. Jadi untuk mencegah hal itu terjadi, Dimas harus bisa bertahan hidup dari serangan Alfa yang membabi buta.

"YA ALLAH SALAH BAIM APA, KENAPA JADI GINI. DEMI APA BADAN GUE REMUK, SIAPAPUN TOLONG JAUHKAN MANUSIA INI DARI GUE. LO BARA BANTUIN NAPA ASU," ucap Dimas berteriak.

Jangan tanya soal Bara, lelaki tampan itu sudah tertawa tanpa suara sekarang. Mungkin juga karena dia sudah sangat capek tertawa terus, tapi tontonan tentang Dimas yang di pukuli benar-benar mengelitik perutnya.

"Anjing gue bengek," ucap Bara bengek.

"ALFA OY YA ALLAH SALAH GUE APA, BERHENTI ASTAGA. BUKAN GUE YANG LEMPAR ITU BOTOL KE ARAH LO," teriak Dimas makin miris.

Badannya sudah sangat sakit, tapi Alfa tidak ada tanda-tanda akan berhenti.

"INI ASKA DI MANA ANJING, GUE BISA MATI KALAU INI CEWE GA SEGERA DI SINGKIRKAN."

"Bodo amat, mati lu. Siapa suruh cari gara-gara, mati lu anjing. Gu--"

Sekali tarikkan tubuh Alfa sudah berada di pelukkan Aska, merengkuk tubuh oenuh emosi yang membara-bara.

"Sttt udah, kan udah lama mukuknya. Berhenti kasian Dimas," ucap Aska dengan sesekali mengecup kening Alfa penuh sayang.

Tangannya juga mengelus-ngelus pungung Alfa menenangkan, gadisnya ini jika marah benar-benar sangat mengerikan. Badahkan sepertinya banteng marah saja kalah ganasnya dengan Alfa.

"Tapi Dimas nakal ih, aku masih kesel. Mau mukul dia Aska ih, lepasinn." Berontak Alfa.

Dia masih belum tenang ternyata, walau sudah di pelukkan Aska tapi di hatinya masih emosi dan hawa belum puas.

"Udah, cukup segitu aja. Ini kamu juga udah keringatan, kasian tangannya sakit buat mukul Dimas." Peringat Aska lagi.

"Tap---"

"Sayang," panggil Aska memperingati.

Kalau sudah begitu Alfa sudah tidak bisa membantah lagi, walau keinginanya sangat besar untuk melenyapkan Dimas sekali pun. Dia sudah tidak bisa apa-apa dengan Aska yang sudah mengeluarkan kartu As nya.

Ah ingatkan Alfa untuk besok kembali membunuh Dimas dengan pukulan sadis, dia masih sangat-sangat dendam. Sungguh.

TBC

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status