Lisa mengatakan sungguh kecewa kepada Meli karena sikapnya tidak pernah berubah selalu menyalahkan orang lain atas ketidak mampuannya sendiri meraih apa yang telah ia impikan sejak dulu.
Seharusnya Meli bisa mengintropeksi diri kenapa dia belum pernah bisa mendapatkan apa yang ia impikan. Mungkin ada yang salah dengan dirinya sendiri bukannya sibuk iri atas pencapaian orang lain dan membencinya karena tidak bisa mirip dengan orang yang mencapai kesuksesan.
"Karena kamu tidak mau berbenah diri dan mengejar mimpimu. Kamu sibuk menyalahkan orang lain atas kegagalanmu sendiri," jawab Lisa.
"Jadi kamu sekarang pamer kalau kamu bisa melebihi pendapatan dan kepopuleranku. Jalang kamu Lisa aku akan merusak wajahmu!" seru Meli seperti seorang kesetanan menyerang Lisa.
Plak! Lisa menampar Meli duluan ia sekarang menjadi tegas ia mengatakan pada Meli sampai saat ini juga otaknya masih tidak bisa mencerna apa yang disampaikan orang lain. Diberikan nasehat baik
Marni mengatakan kalau tahu siapa istri dari pengusaha yang memainkannya itu. Ini hanya siasat agar pria itu tak lagi melanjutkan permainannya. Ia juga mengancam akan mengadu pada istrinya kalau sang suami suka jajan di luaran dan menggoda wanita cantik di mendapatkan keuntungan."Aku kenal siapa istrimu aku punya kontaknya jangan sampai aku keceplosan dan mengatakan kalau kamu suka bermain wanita di luaran," jawab Marni."Sialan kamu pikir aku akan percaya. Aku bisa saja bilang kalau kamu merayuku. Memangnya kamu punya bukti kalau mau ngadu?" tanya lelaki itu.Marni tersenyum lalu mengeluarkan bakti kalau ada bukti untuk melapor pada istri sah. Pria itu mengeryitkan dahinya dan meraih alat perekam yang ada ditangan Marni lalu dia menghancurkannya dan tertawa merasa menang."Aku sudah menghancurkan bukti yang kamu miliki lalu kamu mau mengamcamku menggunakan apa lagi? Lebih baik menurut dan melayaniku dengan baik!" tegas lelaki itu."Aku tidak mau melay
Marni seketika tertawa mendengar apa yang ditanyakan oleh Lisa. Dia tidak mempunyai peliharaan ataupun menjadi simpanan siapapun tapi dia mempunyai kekasih. "Dia bukan peliharanku tapi dia adalah kekasihku, namanya Arsen nanti aku akan mengenalkanmu padanya jika waktunya tepat," jawab Marni. "Apa setiap malam dia mampir ke ranjangmu Marni?" tanya Lisa lagi. "Tidak setiap hari tapi kalau aku butuh dia pasti datang. Jangan bilang-bilang ya setiap malam aku memiliki siasat agar tidak melayani pria hidung belang yang ingin menikmati tubuhku. Aku memiliki berbagai macam cara untuk membuat loyo barangnya," bisik Marni. Mereka tertawa bersama lalu Lisa meminta caranya agar para pria hidung belang itu tidak bisa membuat barangnya berdiri hanya untuk menikmatinya. Padahal mereka sudah memiliki istri sah di rumah kenapa bisa mereka mencari hiburan di tempat bordil seperti itu. "Aku juga ingin sepertimu cepat katakan bagaimana kamu melakukan itu Marni?" tanya Lisa
Madam Gisel mempersilahkan duduk tuan Sanjaya yang panik dan dipenuhi dengan rasa keheranan di benaknya. Tuan Sanjaya duduk di bangku depan madam Gisel dan menanti apa yang dikatakan oleh madam Gisel."Bawa orangnya kemari!" seru madam Gisel kepada pengawalnya."Baik madam," jawab pengawal yang berada di ruangan madam Gisel.Madam Gisel meminta tuan sanjaya menunggu dengan sabar siapa yang akan datang ke ruanagnnya. Sepertinya dia adalah wanita kesayangan tuan Sanjaya, "Lihatlah apakah kamu mengenalnya?"Madam Gisel menunjuk seorang wanita yang dibawa oleh dua pengawal yang menyeretnya laluu melempar ke pelukan tuan Sanjaya."Tolong aku tuan, aku tidak mau mati di sini," pinta Resti sambil menangis ia juga mengingatkan bagaimanapun ia masih istrinya walau sirih."Kamu apa yang kamu lakukan sehingga bisa ditanggap madam Gisel. Kamu tahu aku sudah tidak punya banyak uang untuk menebusmu," bentak tuan Sanjaya.Tuan Sanjaya marah dan mema
Marni tentu saja cemburu dengan tatapan Arsen kepada dua sahabatnya memang cantik mempesona melebihi dirinya. Marni mengatakan kalau dia memang cemburu saat melihat Arsen menatap perempuan lain dengan tatapan yang tidak biasa. "Aku cemburu saat melihatmu menatap wanita lain dengan tatapan kagum," jawab Marni sambil memanyunkan mulutnya. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu apalagi menghianatimu. Aku mencintaimu Marni," Arsen mengecup kening marni. Arsen berpamitan berangkat kerja setelahnya lalu Marni kembali bergabung dengan teman-temannya melanjutkan sarapan dan merumpi pagi. Mereka sangat antusias dan bersemangat pagi ini. "Marni pasti memiliki Arsen yang bertubuh kekar itu sangat menggairahkan saat bercinta dengannya, iyakan ceritakan pada kami gaya apa yang kalian sukai," ucap Lisa dengan nada menggoda. "Gaya apa yang kami sukai. Aku suka setiap gerakan yang diinginkan Arsen semuanya membuatku mabuk kepayang dan kecanduan dengan barang besar milik
Antoni melihat ke arah monitor yang digunakan untuk memantau cctv. Sia tersenyum girang karena menemukan gadis yang ia inginkan."Benar itu dia cari tahu siapa gadis itu," ucap Antoni sambil tersenyum."Antoni kamu jangan begitu jahat padaku. Aku tahu kamu hanya ingin bersenang-senang dengan gadis yang tak jelas asal usulnya itu. Apa kamu tak bisa mempertimbangkan aku yang juga bisa menghangatkan ranjangmu ini?" tanya nona dari keluarga sanjaya itu.Antoni mendorong tubuh gadis itu lalu pergi menjauhinya. Ia tak pantas mendampingi atau naik ke ranjang Antoni kalau dia mau bisa melayani para bodyguardnya yang sedang kelaparan haus belaian wanita."Enyah dari hadapanku aku tak ingin melihatmu lagi. Dan jangan ganggu kesenanganku!" seru Anroni."Antoni aku akan melenyapkan gadis itu dengan kekuatan keluarga sanjaya jika kamu menolakku sekali lagi," ancam nona sanjaya.Antoni berhenti dari jalannya lalu menoleh ke arah nona sanjaya dan melihatnya dengan tata
Marni menangis dan memohon agar dilepaskan ia sangat mencintai Arsen ia tak ingin hidup terpisah dengannya. "Tuan aku sangat mencintai kekasihku. Aku bahkan berjanji mau menikah dengannya," ucap Marni sambil menangis."Apa dia lebih kaya dariku. Atau lebih tampan dariku. Kalau dia lelaki miskin kenapa kamu tetap mencintainya," balas Antoni.Marni mengatakan dengan jelas isi hatinya sebuah cinta tak mengenal harta dan paras. Cinta tubuh dari hati Marni juga tak ingin jadi orang munafik ia memang menginginkan uang untuk hidup tapi dia membutuhkan orang yang mencintainya apa adanya bukan orang yang menekannya atau membutuhkan layananya layaknya seorang pelacur atau budak."Tuan aku harap kamu mengerti penjelasanku," ucap Marni."Tinggalah di sini beberapa hari baru aku mau melepaskanmu, aku tak ingin tertipu oleh muslihatmu!" seru Antoni kesal.Antoni meninggalkan Marni yang berada dikamarnya lalu mengunci rapat kamar itymu dari luar. Suasana hatinya menja
Nyonya Anna tubuhnya seketika lemas dia terduduk di lantai memandangi kertas informasi yang ada di tangannya benar saja itu memang anaknya karena nama orang tuanya adalah Lili. Nyonya Anna ingin bertemu dengan mantan asistennya dan mengucapkan terima kasih karenat telah merawat putranya. "Mami ada apa denganmu. Ayo aku bantu mami duduk di kursi," ucap Antoni. "Orang tuanya namanya Lili seperti pengasuh kalian waktu kecil, Aku semakin yakin kalau Arsen adalah adikmu," jawab nyonya Anna. Antoni memutuskan untuk mencari kediaman nyonya Lili lalu mereka menuju ke rumah sesuai alamat yang didapatkan oleh anak buahnya. Tepat pukul tiga sore kedatangan mereka mengejutkan nyonya Lili yang sedang menyiram bunga. "Lili apa kabar dirimu?" tanya Nyonya Anna yang mendekat ke arah nyonya Lili. "Nyonya ... Aku hampir lupa dengan wajahmu. Aku pikir aku tak dapat melihat nyonya lagi," ucap nyonya Lili sambil berlari melempar penyiram bunganya dan memeluk mantan majikann
Nyonya Anna mengangguk pelan. Siapa lagi yang ia maksud kalau bukan Marni gadis yang disukai oleh Arsen anak kesayangannya yang baru saja ditemukan."Kalau bukan dia yang aku beli mungkin sekarang kita tak akan bertemu dengan anak yang sudah hilang bertahu-tahun," jawab Antoni."Kalau begitu mami ingin bertemu dengan gadis bernama Marni itu," pinta nyonya Anna.Antoni menggelengkan kepala masih ada urusan yang belum selesai dengannya. Antoni berjanji besok adalah waktu yang tepat untuk bertemu dengannya bersama Arsen dan juga nyonya Lili."Bagaimana kalau besok saja. Saat ini wanita itu menganggapku sebagai pria brengsek jadi kalau aku bawa mami mana mungkin dia akan percaya sepatah kata yang aku katakan," pinta Antoni."Oke kalau begitu antar mami pulanh dulu, aku akan memberi pelajaran si tua bangka yang ada di rumah dulu. Pinjami mami bodyguardmu dulu," jawab nyonya Anna.Antoni mengangguk mengiyakan apa yang diminta oleh sang mami. Ia membawakan bebe