Share

BAB 6

Author: sutan sati
last update Last Updated: 2021-12-12 10:28:03

"Maaf Bu, saya terlambat. Boleh saya masuk ?" Tanya Awan coba seramah mungkin. 

"Ka-kamu mahasiswa disini ?" Tanya Calista lebih kaget lagi.

Suatu hal yang tidak terduga, pria yang ditabraknya tadi adalah mahasiswanya sendiri dan pria itu telah memeluk dirinya. Walau itu terjadi karena kecelakaan, membuat Calista salah tingkah dan wajahnya semakin memerah karena malu. Namun cepat-cepat, ia menguasai keadaan kembali dan menganggap kejadian sebelumnya adalah hal yang biasa dan cuma kecelakaan.

Untuk menutupi gugupnya, Ia mempersilahkan Awan untuk masuk ke dalam ruang kelas.

"Eh, iya.. Silahkan." Calista bergeser kesamping untuk memberi jalan. 

Awan juga tidak menyangka sama sekali, ternyata wanita yang tadi menabraknya adalah dosennya sendiri. 

Giliran Mahasiswa lainnya yang melongo seolah tidak percaya bahwa Bu Calista yang mereka kenal sangat disiplin dan keras dengan aturan selama ini, membiarkan mahasiswa itu masuk begitu saja tanpa memarahinya sama sekali, 'kok bisa?'

"Mahasiswa kelas kita? Apa dia mahasiswa pindahan ?"

"Iya, ini sudah seminggu tahun ajaran baru. Dia baru masuk sekarang ?"

"Benar, Gue bahkan gak pernah lihat wajahnya selama orientasi maba."

Terdengar bisikan dari beberapa Mahasiswa.

Awan sedikit bingung ketika melihat kursi yang sudah penuh dan hanya menyisakan 1 kursi kosong dibagian sudut paling belakang.

"Silahkan duduk." Perintah Calista dari belakangnya. 

Mau tidak mau Awan pun melangkah ke arah tempat kosong tersebut.

"Hahaha, akhirnya kita punya tambahan aiden baru."

Awan menatap heran kearah sumber suara, ternyata itu adalah wanita yang sama, yang mengata-ngatainya tadi di parkiran. 

'Aiden baru? Apa itu semacam ejekan ?'

Namun belum sempat Awan bertanya apa maksudnya, terdengar seorang cowok lainnya ikut mengamini ucapan Seila.

"Oi, kuliah yang baik ya, Aiden! kalau lu patuh ma kita, tar gue kasih fulus buat beli cemilan."

Ucapannya sukses disambut tawa oleh yang lainnya. Awan menyimpulkan jika arti aiden pasti berkonotasi negatif yang biasa jadi bahan tertawaan mereka.

Jujur Awan mulai merasa risih dengan cara sambutan 'teman-teman' barunya yang terlihat begitu sombong, tapi sebelum Ia sempat membalasnya, Calista sudah bersuara lantang duluan.

"Ardi, siapa yang memberi kamu hak bicara dikelas saya? Kamu juga Seila?"

Ucapan Calista sebenarnya dengan nada biasa, tapi sukses membungkam dua orang tersebut dan juga seisi kelas yang tadinya ikut tertawa kini langsung sunyi.

"Kamu, hmnn Saktiawan. Silahkan duduk. Kita mulai kelas hari ini." Lanjut Calista begitu melihat daftar hadir ditangannya.

Awan sedikit takjub dengan dosen barunya itu. Disamping penampilannya yang anggun, ternyata wanita itu cukup ditakuti oleh Mahasiswanya. 

Terbukti, tidak ada satupun yang berani bercanda atau bicara sembarangan ketika kelasnya Bu Calista. 

Lebih penting lagi, walau terlihat berasal dari kelas atas tapi Calista tidak memandang rendah Awan atau siapa saja yang disebut oleh teman sekelasnya sebagai 'aiden' tadi. 

Tidak seperti Seila, yang langsung men-judge Awan dengan sebutan Aiden hanya karena melihatnya membawa skuter matic, andai mereka tahu siapa Awan yang sebenarnya.

Aiden yang dimaksud oleh Seila dan kawan-kawannya adalah ketiga mahasiswa cowok yang saat ini duduk dekat Awan, Farhan, Yuma dan Yanuar. 

Ketiganya berhasil masuk ke JIU melalui jalur prestasi, karena memenangkan olimpiade saints tingkat sekolah menengah.

Karena tidak memiliki waktu yang banyak, jadi Awan hanya sepintas berkenalan biasa saja dengan tiga teman yang duduk di dekatnya itu. Tapi, setidaknya ketiga teman barunya tersebut lebih memiliki hati yang tulus ketimbang mereka yang hanya menilai seseorang dari materil dan status sosial semata.

Dua mata kuliah telah dijalani Awan hari itu, sejauh ini tidak ada masalah yang berarti. Semua materi yang diajarkan dengan mudah dicerna oleh Awan.

Tiba waktunya istirahat, Awan mengajak ketiga teman barunya tersebut untuk makan di kantin. Namun, Awan yang belum terlalu hafal situasi di kampus barunya justru tanpa sengaja membawa ketiga temannya tersebut ke kantin yang terdapat dalam map di hpnya. 

Melihat ketiga temannya tersebut hanya mematung dengan raut wajah muram, membuat Awan jadi bertanya, "Loh kenapa ? Perut tidak akan kenyang kalau kalian hanya menatap kantinnya tanpa memesan apapun didalamnya." 

"Lu.. lu gak tahu ini kantin apa Awan ? Kita-kita mana sanggup bayar jika makan disini." Kata Yuma dengan wajah pilas. 

Dua teman lainnya hanya mengangguk dengan ekspresi yang sama.

Yah, wajar mereka bereaksi seperti itu. Ini adalah kampus JIU, kampus elit yang terkenal karena gengsi dan kemewahannya. Kantin utamanya jelas bertarif yang sama dengan restoran premium diluaran sana. Sehingga wajar ketiga teman baru Awan yang hanya mengandalkan beasiswa untuk kuliah serta uang belanja pas-pas an akan berpikir seribu kali untuk makan disana.

Mereka biasanya hanya mengandalkan jatah makan dari asrama, ataupun kalau ingin merasakan makan diluar maka mereka akan keluar dari area kampus dan mencari rumah makan pinggir jalan yang jauh lebih ramah dengan kantong mereka bertiga.

"Hahaha, tenang saja. Kan Aku yang ngajak kalian makan disini, jadi anggap saja ini traktiran perkenalan kita." 

"Bukannya begitu. Disini sangat mahal, nanti uang belanja lu habis bro." Kata Yanuar mengingatkan. Ia khawatir jika Awan mentraktir mereka hanya untuk salam perkenalan, maka ini sangat berlebihan untuk mereka. 

Bukankah itu bisa menguras dompet Awan, padahal teman baru mereka itu pasti dengan susah payah mengumpulkan uang.

"Sudah tenang saja. Sekali-kali makan enak bersama teman itu tidak bisa dinilai dengan uang berapapun."

Ketiganya terharu dengan kata-kata Awan barusan, karena itu mereka tidak sampai hati jika Awan sampai harus menghabiskan seluruh gajinya hanya untuk mentraktir mereka. Ditraktir di rumah makan Padang saja untuk sekedar merayakan pertemanan mereka, mungkin sudah membuat ketiganya sangat senang.

Tapi teman baru mereka tersebut terlihat cuek dan santai saja, Awan terlihat begitu percaya diri ketika masuk ke dalam kantin kampus. Sehingga mereka terpaksa mengikuti langkah Awan dari belakang.

Seperti yang mereka duga, disana yang makan rata-rata adalah mahasiswa yang berasal dari anak-anak orang kaya dan juga para artis. Seperti halnya Seila dan teman-temannya yang tampak sudah lebih duluan berada disana.

Begitu Seila dan teman-temannya melihat Awan dan ketiga rekannya masuk kedalam kantin, mereka terlihat sinis, "Semenjak kapan kaum aiden boleh makan disini sih ? Membuat kotor kantin ini saja."

"Hei, apa kalian tidak berkaca dulu sebelum memutuskan makan disini?" Ucap yang lainnya dengan eskpresi sangat merendahkan.

"Kaum Aiden masuk sini, hmnn jangan-jangan kalian menggunakan beasiswa kalian untuk bisa mencicipi makanan disini kan ?"

"Hah, paling-paling mereka ditendang keluar kampus nantinya, karena tidak punya uang lagi untuk membayar uang kuliah. Semua beasiswanya sudah habis digunakan untuk makan di kantin ini."

Awan tampak semakin kesal melihat kesombongan Seila dan kawan-kawannya. 

Ia ingin membalas ucapan Seila dan kawan-kawannya, tapi ditahan oleh Yuma, "Sudah Awan, Kita makan diluar saja."

Mereka sadar Awan sudah sangat baik hendak mentraktir mereka untuk makan disana, makanya mereka tidak ingin Awan sampai dihina lebih jauh oleh Seila dan yang lainnya.

"Ya sudah, kita makan. Tidak usah pikirkan orang yang syirik. Anjing mengonggong kafilah berlalu." Awan pun memutuskan untuk mengabaikan Seila dan teman-temannya.

"Maksudnya anjing mengonggong itu kita yah ?" Ternyata ada teman Seila yang cukup lemot dan malah membuat teman-temannya berwajah merah padam dan menatap kearah Awan dengan penuh kebencian. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
HendroMbah
menggonggong....
goodnovel comment avatar
Jali Prut
Mantab..... Bro
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • GGAP 2 : MR. NOBODY   EPILOG

    "Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak

  • GGAP 2 : MR. NOBODY   BAB 600

    Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange

  • GGAP 2 : MR. NOBODY   BAB 599

    Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s

  • GGAP 2 : MR. NOBODY   BAB 598

    Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri

  • GGAP 2 : MR. NOBODY   BAB 597

    30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis

  • GGAP 2 : MR. NOBODY   BAB 596

    Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status