Tapi mau mengejar Awan dan membuat perhitungan jelas tidak mungkin, mereka akan semakin mempermalukan diri mereka sendiri dengan membuat ribut dengan mahasiswa kasta rendah seperti Awan dan ketiga sahabatnya ditempat umum seperti ini. Sehingga Seila dan kawan-kawannya hanya bisa menyimpan dendam dihati saat ini.
'Awas kalian, ini belum berakhir.' Begitulah kira-kira arti tatapan mereka ketika melihat Awan yang sudah duduk di meja mereka.
Awan mengerti jika teman-temannya itu pasti akan sungkan untuk memesan makanan, melihat dari cara mereka yang begitu canggung untuk berada didalam kantin tersebut. Sehingga dari awal Awan sudah mengingatkan untuk tidak ragu memesan apapun yang mereka inginkan.
Keraguan Awan terbukti, walau ketiganya tampak tergoda melihat daftar menu yang menggugah selera. Namun ketika melihat list harga disampingnya, membuat wajah ketiganya langsung pucat.
"Nasi goreng aja." Kata mereka pada akhirnya.
"Hahaha..." Terdengar tawa keras dari samping meja mereka.
Ternyata itu adalah Ardi dan teman-temannya.
Ardi sendiri merupakan ponakan salah seorang Menteri dan tentu saja juga berasal dari kalangan orang berada. Mendengar Yuma dan dua temannya memesan nasi goreng, membuatnya tertawa dengan begitu nyaring karena menganggap hal itu sangat lucu bagi mereka.
"Yah, pantas saja. Kaum aiden memang pantasnya memesan nasi goreng." Ejek teman yang duduk disebelah Ardi.
"Itupun sudah sangat mahal bagi mereka, bagaimana mau pesan makanan lainnya. Hahaha."
Ardi dan teman-temannya seakan mendapat topik yang pas untuk semakin menjatuhkan Awan dan ketiga teman barunya.
Awan mulai paham apa itu arti aiden, ternyata itu sebutan untuk mereka yang kurang mampu dan mengandalkan beasiswa untuk bisa kuliah di JIU. Tidak tertutup kemungkinan, kalau ketiga temannya itu sering menjadi objek bulian karena status mereka.
'Sungguh ironi.' Pikir Awan kesal.
Tapi untuk membalas ejekan dengan balas mengejek bukan style-nya. Sehingga Awan perlu mengembalikan harga diri ketiga temannya itu.
"Mbak, saya pesan menu terenak dan termahal di kantin ini. Dan.. desertnya juga yang paling spesial untuk saya dan ketiga teman saya."
"Hah, sombong banget. Aiden sok-sok an mesan menu termahal." Ujar teman di sebelah Ardi mencibir.
"Ngakak benar! Gak sabar lihat mereka menangis ketika membayarnya nanti."
"Paling-paling mereka nanti akan dipaksa jadi tukang bersih-bersih disini selama setahun kedepan."
Ardi seakan tak henti-hentinya menertawakan Awan dan teman-temannya, membuat wanita pelayan yang sedang mencatat menu Awan sedikit terpengaruh dan meragukan kesanggupan Awan untuk membayar makan disana nantinya.
Sampai ketika Awan memanggilnya kembali, tapi melihat betapa percaya dirinya Awan memesan semua menu disana akhirnya si pelayan beranjak dan memasukan order makanan pada chef di dapur kantin.
Mahasiswa yang makan tidak jauh dari Awan sedikit terkejut, ketika pelayan benar-benar mengantar makanan terenak dan terlezat di kantin tersebut.
Walau ada yang menatap sinis, tapi ada juga yang iri melihat hidangan yang ada di meja Awan dan kawan-kawannya. Itu menu terlezat di kantin ini, walau mereka juga orang kaya tapi tidak setiap hari mereka bisa menikmati makanan tersebut karena pastinya akan menguras uang belanja mereka.
Awan pun cuek dengan berbagai respon dan komentar disekelilingnya.
Yang lebih penting, teman-teman barunya bisa menikmati makanan didepan mereka karena itu adalah masakan yang mungkin belum pernah mereka cicipi selama ini.
Saat selesai, Ardi sudah bersiap-siap dengan HP ditangannya. Ia ingin mengabadikan, bagaimana Mahasiswa baru dikelasnya tersebut akan mempermalukan dirinya sendiri.
Begitu pelayan datang dan memberikan struk tagihan senilai Rp. 5.900.000,-.
Teman-teman Awan tampak pucat, 'Astaga, ternyata yang kita makan barusan bisa semahal ini?'
Ketiganya tampak mulai gelisah, tapi Awan masih tampak tenang dan santai.
Ardi dan kawan-kawannya sudah bersiap bersorak untuk melihat betapa memalukan keempat orang itu nantinya jika tidak sanggup membayar tagihannya.
Tanpa terduga , Awan mengeluarkan kartu black gold untuk pembayaran.
Semua Mahasiswa yang tadi menertawakannya kini jadi terdiam dan melongo, itu karena mereka tahu apa arti kartu black gold tersebut. Walau tidak melihat serinya, tapi yang jelas kartu tersebut hanya dipegang oleh orang-orang kaya saja.
Dikota ini, bisa dihitung jari siapa-siapa saja orang yang memilikinya.
Membuat mereka bertanya-tanya dalam hati, siapa Awan sebenarnya.
Bahkan cewek-cewek disana yang tadi ikut menertawakan dan termakan ejekan Ardi mulai berbalik menatap Awan yang kini terlihat begitu keren ketika mengeluarkan kartu black gold tersebut.
Bahkan diam-diam, dalam hati mereka mulai berkata, 'Siapa mahasiswa keren ini ? Bahkan Ia terlihat begitu santainya mengeluarkan kartu yang luar biasa ini. Apa dia sudah punya pacar belum ya? Aku mau dong jadi pacarnya, jadi simpanannya pun gak apa-apa.'
Saat semuanya terdiam, si pelayan kembali dengan membawa kartu serta wajah yang masam.
"Maaf mas, kartu anda tertolak. Tidak bisa digunakan."
"Hahaha..." Terdengar pecah tawa dari meja sebelah Awan.
Siapa lagi kalau bukan Ardi dan teman-temannya.
"Semula gue kira dia beneran kaya, gak tahunya hanya berlagak seperti orang kaya."
"Pasti kartunya imitasi tuh. Sok-sok keren pakai kartu black gold, apa mereka tidak tahu betapa ekslusifnya kartu itu?"
"Atau jangan-jangan kartu itu dia curi dan tidak tahu sandinya?"
"Hahaha, siap-siap jadi babu kalian selama setahun di kantin ini." Ardi tampak paling senang dengan adegan didepannya itu sambil streaming di chanelnya.
Kapan lagi dapat tontonan seperti ini dan benar saja viewer di chanelnya jadi meningkat drastis dengan berbagai macam komentar pedas yang menertawakan dan menghina kelompok Aiden dikampusnya itu.
Yuma, Yanuar dan Farhan hanya tertunduk diam tanpa bisa berkata sepatahpun, mereka sudah benar-benar pasrah di bully seperti itu. Mereka sudah siap menanggung konsekuensinya, atau bahkan menjadi babu selama setahun seperti yang dikatakan oleh Ardi barusan.
Cewek-cewek yang semula mulai kagum, kembali menatap sinis ke arah Awan.
"Cuih, dikirain beneran kaya. Ternyata hanya penipu doang yang berlagak sok kaya."
"Menyesal tadi Gue sempat kagum padanya." Celetuk gadis lainnya.
Parahnya Awan masih saja terlihat tenang, tidak terpengaruh dengan bermacam komentar dan tatapan sinis ke arahnya.
"Oya, maaf mbak. Saya lupa mengubah limit kartu tersebut."
Kesombongan macam apalagi itu ? Lupa merubah limitnya ? Seolah-olah Ia adalah pria yang begitu kaya dan bisa mengubah limit kartu seenaknya ?
Pelayan Wanita tersebut mulai menatap Awan dengan mencibir, semula Ia benar-benar mengira jika Awan adalah orang kaya karena mengeluarkan kartu black gold untuk pembayarannya. Tapi sekarang, ucapan Awan terasa bagai bualan semata dan Ia sudah bersiap akan memanggil keamanan untuk menahan mereka berempat.
Namun sebelum ia melaksanakan niatnya Awan sudah mengeluarkan segepok uang yang masih baru dari dalam tas ranselnya. Itu adalah uang sisa membeli pakaian online sebelumnya, karena Awan tidak punya akun Ovo untuk pembayaran, jadi Ia mengambil uang tunai sebanyak 10 juta. Sisa uang tersebut masih cukup untuk membayar tagihan makanan mereka dan bahkan berlebih seratus ribu.
Pelayan Wanita tersebut jadi terdiam, begitupun dengan Ardi dan kawan-kawannya.
Mereka seperti kena tampar dua kali. Pertama ketika Awan mengeluarkan kartu black goldnya, walau kartu tersebut tertolak oleh sistem tapi mereka sempat mengira Awan beneran orang kaya. Kedua ketika mereka bersiap mempermalukan Awan lebih jauh, justru Ia mengeluarkan segepok uang dan masih segar baru keluar dari Bank.
Ketiga teman-teman Awan yang semula lesu kembali jadi bersemangat, mengingat mereka bisa selamat dari situasi memalukan tersebut dan menatap Awan dengan kagum, yang menurut mereka sangat hebat.
"Awas saja lu, aiden bangsat. Gue akan membuat lu jatuh, kalau gak! Jangan sebut gue Ardi." Gumam Ardi dengan geram menatap Awan penuh kebencian dan tidak terima, bagaimana mereka yang berstatus aiden itu bisa makan enak dan penonton chanelnya yang semula mendukungnya untuk mempermalukan Awan justru berbalik mencemoohnya karena mempermalukan orang yang salah.
Jika ada orang yang paling dibenci oleh seorang Ardi saat ini, maka Ia adalah Awan. Mahasiswa baru yang telah membuatnya sampai kehilangan muka didepan penggemarnya langsung. Bermaksud untuk menjadikan Awan sebagai objek tertawaan di chanelyoutubenya, justru malah berbalik jadi tamparan memalukan baginya. Bagaimana tidak ? Kaum Aiden tersebut seharusnya jadi bahan tertawaan bagi Ardi dan para penggemarnya, urung jadi tertawaan justru Ia sendiri yang jadi bahan cemoohan penonton. Aiden yang identik dengan mahasiswa miskin tersebut beneran mampu membayar makanan mereka yang harganya tidak sedikit. Bahkan seorang pegawai negeripun akan menguras gaji 1 bulan mereka untuk membayar tagihan makan sebanyak
"Pft, hanya 15 detik." Si gadis terlihat kesal. Sekarang Ardi yang terlihat pucat ketakutan. Bagaimana mereka begitu sial bisa bertemu dengan gadis ini ? Kecantikannya benar-benar menipu. "Loh, katanya mau mengoyak tubuhku ? Mau ngasih sama anjing jalanan kalau kalian sudah puas ? Bahkan untuk pemanasanku aja kalian berempat gak punya kemampuan. Dasar lelaki loyo!" Wajah Ardi dan ketiga temannya terlihat pias, mereka bahkan tidak mampu untuk mengangkat wajahnya apalagi untuk menjawab hinaan gadis tersebut. "Woi kalian kenapa kok lama banget sih? Cuma ngancurin motor aja..." Dari belakang terdengar suara teman Ardi yang tadi bertugas berjaga dari luar. Tapi ucapannya langsung ter
Walau sedikit terpaksa dan tidak suka, mereka tetap melakukannya. Itu karena Rachel adalah kakak tingkat mereka dan juga statusnya sebagai anak Menteri. Siapa yang berani menentang perintahnya ? "Tidak aktif, Kak." "Nomor teman-teman Ardi biasa nongkrong juga gak ada yang bisa dihubungi satupun, Kak." Kenapa nomor mereka bisa tidak aktif disaat bersamaan ? Semula tidak ada yang memikirkannya, tapi ketika nomor Ardi dan semua temannya tidak bisa dihubungi. Apa yang sedang mereka lakukan ? Disaat bersamaan Seila malah memikirkan hal lain, apa Ardi sengaja menon-aktifkan nomornya karena Ia sedang melakukan rencana mereka ? Jika benar begitu, makai Seila tidak akan bicara sedi
"Awan, berhenti disini saja!" Perintah Calista tiba-tiba saat mereka akan memasuki halaman hotel mewah bintang 5 yang ditujunya. "Loh, kenapa Bu ? Bukankah seharusnya saya mengantar Bu Calista sampai kedalam?" Tanya Awan heran. "Sudah gak apa-apa. Terimakasih yah, sudah mengantar saya sampai kesini." Setelah berkata begitu, Calista buru-buru melangkah pergi meninggalkan Awan yang hanya menatap terpana punggung Calista yang berjalan semakin jauh. Sepertinya Calista sengaja meminta Awan berhenti sedikit lebih jauh dari pintu masuk hotel untuk menghindari sesuatu atau seseorang? entahlah!. "Dosen yang aneh. Semoga saja Ia tidak terlambat." Gumam Awan pelan sambil mendecak lidah, lalu memilih untuk melajukan motornya masuk ke dalam halaman hotel dan menuju parkiran. "Oi, siapa yang membolehkan kamu parkir disana?" Belum juga Awan menurunkan standar samping motornya, sebuah suara menghardiknya dengan nyaring. "Gak lihat
"Wah, Dosen cantik kita sudah datang. Duduklah disini, kursi ini dikhususkan untuk menyambutmu, Cal." Ujar seorang pemuda berpenampilan perlente. Tampak sekali Ia ingin mengambil kesempatan terlebih dahulu untuk menarik perhatian Calista. Itu karena Calista memang memiliki penampilan yang lebih memukau diantara wanita lainnya dalam ruangan pertemuan VIP tersebut. Acara itu sendiri hanyagatheringbiasa diantara para CEO dan keluarga mereka, semua bernaung dalam kapal yang sama, RA Group. Namun, sepertinya setiap orang tidak ingin melewatkan kesempatan itu begitu saja. Dikarenakan CEO RA Group yang terkenal jarang memperlihatkan diri dan sulit ditemui dikabarkan akan hadir hari ini. Alasan itulah yang membuat para petinggi itu sengaja membawa anggota keluarga mereka untuk menarik simpati sang big bos. Ini adalah kesempatan yang sangat langka, mengingat CEO Group mereka itu sangat misterius, tidak suka dengan keramaian dan lebih bany
Melihat itu, Karmen langsung berbalik. Sadar jika Bosnya datang, Karmen menunduk hormat dan bersemangat melaporkan pemuda yang nekat memarkirkan motormaticnya dideretan kendaraan mewah tamu VIP hotel. Ekspresi Dian Kusuma menjadi tambah dingin, sedingin es. Betapa tidak tahu malunya anggota ini, beraninya memarahi dan membuat malu Presdirnya ditempat umum begitu. Tapi, bukannya berhenti begitu melihat perubahan ekspresi Dian, Karmen justru semakin melaporkan sikap kurang ajar Awan yang bahkan berani memukul salah seorangsecuritymereka, dan... Plak Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi kiri Karmen, membuat semua orang tercengang. Karmen yang beberapa saat lalu begitu percaya dirinya dan arogan memarahi seorang pemuda karena berpakaian biasa dan membuatnya malu didepan umum. Sekarang ditampar didepan umum oleh bosnya sendiri, bukannya itu lebih memalukan? "B-bu Dian?" Ucap Karm
Ini tentu bukan hanya untuk posisi manajernya itu saja, tapi bisa saja berimbas pada dirinya karena dianggap tidak membina anggotanya dengan baik, sampai peristiwa memalukan hari ini terjadi. Secara tidak langsung menjatuhkan penilaian terhadap kredibilitasnya sendiri. "Apalagi yang kamu tunggu? Cepat berterima kasih pada Pak Saktiawan. Jika bukan karena kemurahan hati beliau, Saya pastikan kamu keluar dengan kondisi cacat hari ini." Hardik Dian Kusuma yang melihat Karmen terdiam. "Te-terimakasih atas kemurahan hati Anda, pak." Karmen mnengucapkan permohonan maaf tersebut dari hatinya. Ia benar-benar menyesal karena telah mencari lawan yang salah kali ini. Bahkan saat pemuda yang tadi dihinanya itu berjalan, CEO KR Steel dan GM RA Investment yang terkenal itu sampai menunduk ketika bersalam kepadanya, yang menandakan betapa tinggi posisi pemuda tersebut. Terbayang kelancangannya yang menghina pemuda itu beberapa puluh menit yang lalu, wajah Karm
"Sayangnya om gue cuma ketemu sama pimpro nya aja. Tapi menurut keterangan om gue, yang punya tenpat ini masih sangat muda. Dia juga CEOnya RA Corporation yang terkenal itu." Berbagai macam hayalan mulai membayang disetiap kepala gadis-gadis cantik tersebut. "Kabarnya doi sangat misterius ya?" Tanya Viona penasaran dan itu mewakili semua pikiran teman-temannya. Wajar saja jika memiliki pertanyaan tersebut dalam pikiran mereka, karena selama beberapa tahun terakhir RA Corporation telah menorehkan namanya dengan tinta emas. Entah darimana datangnya pemuda yang begitu berbakat dan tiba-tiba saja membentuk grup RA Corporation. Masyarakat umum tahunya, CEO Ra Corporation itu adalah anak dari Kelvin Sanjaya, 1 dari 9 Naga penguasa Asia. Namun berbeda dengan sang Ayah, putranya ini terlihat lebih misterius karena tidak pernah muncul langsung didepan publik. Sebut saja media sosial yang lagi tren saat ini, tidak satupun ada profil tentang dirinya. Membu