Nyonya Mahardika berjalan dengan tergesa-gesa di lorong rumah sakit, bersama supirnya dan mencari ruangan anaknya yang tengah di rawat. ''Dimana dia?"''Sepertinya sebelah sini, Nyonya.''Nyonya Mahardika membuka pintu dengan segera, dan melihat anaknya tengah terbaring lemah tak berdaya dengan perban di kepalanya. Tapi langkah Nyonya Mahardika terhenti, ketika melihat menantu yang tidak dia ingin'kan berada di ruangan yang sama. Namun Nyonya Mahardika tidak perduli dan melewatinya begitu saja.''Ya Tuhan anakku, Refandy sayang ... ada apa dengan mu, Nak.'' Nyonya Mahardika mengusap perban anaknya dengan lembut.Nalurinya sebagai seorang Ibu tidak tega melihat anaknya menderita seperti ini, Nyonya Mahardika menangis dan menyalah'kan semua yang di alami Refandy pada Kimmy.Tak berapa lama ... pintu terbuka bersamaan dengan Rama masuk kedalam. ''Tante.'' panggil Rama.Nyonya Mahardika menoleh, lalu berdiri menghampiri sahabat anaknya. ''Rama, bagaimana keadaan Refan?"Rama tersenyum. "
Nyonya Mahardika menatap besannya dengan tatapan menghina sekaligus benci dan meremeh'kan. Dalam hatinya berkata ... jika anak dan orang tuanya sama sama kampungan dan norak.Nyonya Mahardika mengalihkan pandangan nya pada box bayi yang tidak lain adalah cucu pertama nya, dia berjalan mendekati box bayi dan menatap bayi kecil mungil nan lucu.Hati Nyonya Mahardika sedikit ter'renyuh melihat darah dagingnya yang selama ini ia ingin'kan. Namun bukan nyonya Mahardika namanya jika ego nya tidak tinggi, ia langsung mengkesamping'kan hati nuraninya lalu menoleh ke arah Kimmy.''Kapan kau akan pergi dari kehidupan anakku?"tanya Nyonya Mahardika melipat kedua tangan nya di dada.Pak Endang dan Ibu Ami saling pandang tak mengerti dengan situasi. Pak Endang juga baru tau rupa Ibu besan nya.''Mah ..." Kimmy memohon untuk tidak menghina dirinya di depan kedua Orangtua nya.''Aku sudah cukup sabar dengan kehadiran dirimu yang membawa sial pada anakku! dan sekarang aku tidak mau kesialan itu terus
Brugh!!Refandy terjatuh namun ja bangkit, sang Ibu mencoba menghentikan Refandy agar tidak berlari ... namun Refandy tidak memperdulikan teriak-kan sang Ibu yang menyuruhnya berhenti.Ia hanya fokus untuk menghentikan Kimmy pergi, karna dia tidak bisa hidup tanpa Kimmy. Di dalam benak Refandy, ''Kemana Kimmy akan pergi, dan bersama siapa? mengapa Kimmy kabur di jam seperti ini.'' Pertanyaan berkecamuk di dalam kepala Refandy.•Ketika Refandy sudah sampai di pekarangan rumah sakit, Refandy melihat tiga orang yang sudah terkapar lemah tak sadarkan diri. Ia melihat kanan kiri mencari Kimmy dan melihat Mobil Van membawa istri dan anaknya.Refandy yang melihat itu langsung berlari mengejar mobil yang di tumpangi Kimmy dan berteriak memanggil namanya.''Kimmy ... Sayanggg ... aku mohon jangan pergiiii.""Kimmy ... Hiks,, Hisk,, " Refandy meneteskan airmatanya melihat Kimmy tidak mendengar teriak'kan nya.Refandy terus berlari dan tidak memperdulikan kakinya yang sakit karna tidak memakai
Refandy Pov•Dulu hidupku hanya berwarna abu abu bahkan hitam, aku sama sekali tidak tertarik dengan seorang gadis berpenampilan berlebihan dan makeup yang terlalu mencolok.Ibu ku sering menjodoh'kan aku dengan anak teman sosialitanya, namun aku sama sekali tidak tertarik pada mereka ... hingga suatu hari di saat aku liburan di salah satu tempat pariwisata, aku bertemu dengan wanita idaman ku.Dia adalah Kimmy. Wanita yang selama ini aku impian untuk menjadi pendamping hidupku, tidak mudah awalnya untuk mendapatkan Kimmy namun karna memang kita berjodoh tuhan mempertemukan aku dengan dia hingga kita menikah, walau pernikahan kita hanya di adakan sederhana.Aku sangat mencintainya, dan aku sangat menyayangi lebih dari nyawaku sendiri. Hingga sampai suatu hari takdir memisahkan aku dengan orang yang aku cintai.Kimmy pergi entah kemana, Kimmy juga pergi membawa cinta dan kewarasan ku bersamanya. Aku merindukan nya, aku sangat merindukan nya.Pov end••Refandy berdiri di balkon memanda
Kediaman Mahardika•"Sampai kapan aku harus menunggunya Tante? Ini sudah tujuh tahun aku menunggu kepastian dari Refandy." Yuri sangat kecewa, karna sampai saat ini dia tidak bisa memiliki Refandy."Sebentar lagi Refandy pasti akan menikahi mu, Nak.""Tidak Tante, tidak kali ini ... karna aku sudah lelah dan capek." Yuri merangkup kedua tangan nya pertanda bahwa dia menyerah."Jangan seperti ini sayang, kamu adalah menantu idaman saya da-.""Tidak Tante, maaf untuk kali ini aku harus pergi karna aku sangat lelah." Yuri melangkah pergi, walau di halangi oleh Nyonya Mahardika.Yuri sudah lelah menunggu, dia juga berhak bahagia untuk dirinya sendiri. Sekarang dia tidak berminat lagi menjadi anggota keluarga Mahardika, karna Yuri tau jika itu tidak'lah mudah."Yuri, Yuri jangan pergi sayang." teriak Nyonya Mahardika, melihat kepergian Yuri, namun tidak di gubris oleh Yuri.Nyonya Mahardika mengepalkan kedua tangan nya dengan marah, karna calon menantunya sudah menyerah untuk menakluk'kan
♡happy reading♡•''Kenapa kalian tidak pernah akur selama tujuh tahun? apakah masih ada dendam di antara kalian iyaa?" tanya bu Lurah, menatap tajam Kimmy dan Jenny.''Dari dulu saat Dian/Kimmy pindah jadi warga disini, dia yang selalu cari gara-gara sama saya Buu.'' Jenny menatap tajam Kimmy, lalu mendengus dengan kasar.''Dari dulu aku nggak pernah cari gara-gara sama kamu, itu semua salah faham! 'Kan kamu juga udah tau yang sebenarnya." Kimmy membalas pelototan Jenny.•Flashback 7 tahun yang lalu••Kimmy dan keluarganya telah sampai di kota Yogyakarta dengan selamat, Ayah Endang mencari rumah kontrakan untuk mereka tinggal dan berteduh sementara waktu.Ayah Endang pun menyuruh adik kandungnya untuk menjual ladang dan rumahnya, karna dia dan keluarga tidak akan kembali lagi ke Bandung bahkan pak Endang mengganti nama seluruh keluarganya agar tidak di temukan oleh siapapun.Ayah Endang berganti nama menjadi : Pak Munir.Ibu Ami / ibu sari.Kimmy / Dian.Rian / Rizki.Hari-hari yan
Kediaman Mahardika•Nyonya besar Mahardika menyuruh orang-orang kepercayaan nya untuk mencari keberadaan Kimmy dan keluarganya.Pria berbaju hitam bersama teman-teman nya, berdiri dan mengangguk secara bersamaan setelah mendapat perintah. ''Saya paham Nyonya, namun saya harus tau dari mana menantu mu berasal?"''Hei!! jaga mulut mu!" sentak Nyonya Mahardika, "Sampai kapan pun, dia bukan menantu kuaJangan banyak bicara dan temukan dia secepatnya." Ujar Nyonya Mahardika, yang masih enggan mengakui Kimmy menjadi menantunya.''Baiklah Nyonya, kamu permisi.'' Pria itu pergi dari hadapan Nyonya Mahardika, begitu pun teman-teman nya.Pelayan setia Nyonya Mahardika menghampiri majikan nya. ''Nyonya, saya tidak mengerti mengapa anda mencarinya sekarang? apa andaa--."''Aku tidak mau melihat anakku satu satunya mati secara perlahan Laa." Dessah Nyonya Mahardika dengan lemas tak berdaya, "Aku sudah tidak berdaya melihat anakku selalu terkapar lemah.""Seandainya dulu orang-orang itu berhasil men
Kimmy sudah sampai di alamat tujuan, lalu Kimmy memarkir'kan motornya dan bergeas menurunkan dus dari motornya, ''Nak." Panggil Kimmy.''Iya, Bunda?"''Kenan tunggu disini saja yaa, Bunda mau menganterin barang ini kedalam." Ujar Kimmy menunjuk ke arah belakang."Oke, Bun."''Ingat! Jangan kemana mana ya ...''Kenan mengangguk patuh, Kimmy pun pergi kedalam mengantar'kan pesanan. Sepeninggalan Kimmy ... Kenan berlari memainkan tongkat besboll kesukaan nya.Sedangkan dari arah Refandy, yang baru saja meninggal'kan gadis yang masih diam membisu karna hinaan nya.bIa melihat anak kecil, laki-laki yang sedang bermain dengan sangat riang dan ceria. Melihat anak kecil itu ... Refandy tersenyum dan terus memperhatikan anak kecil itu tanpa berkedip. Dalam hati kecil Refandy, jika Kimmy dan anaknya masih ada disisi nya ... mungkin anaknya sudah sebesar itu.''Kenan.'' panggil Kimmy.''Sto arrivando mamma.(Aku datang Bunda)" Jawab Kenan yang langsung berlari.Refandy mendengar suara yang sangat