Menantu Pengganti

Menantu Pengganti

last updateLast Updated : 2025-11-21
By:  SolaceReinaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
19views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ketika kakaknya kabur di hari pernikahan, Aruna dipaksa menggantikan posisi itu demi menyelamatkan nama baik keluarga. Tanpa cinta, tanpa restu, dan tanpa tahu bahwa pria yang akan dinikahinya — Revan, pewaris keluarga kaya — menyimpan rahasia yang jauh lebih besar dari sekadar pernikahan ini. Pernikahan itu hanya di atas kertas. Tapi setiap hari, Revan memperlakukan Aruna dengan dingin, seolah ingin membuatnya menyesal. Namun, seiring waktu, perlahan-lahan kebencian itu mulai berubah… tapi cinta yang datang terlambat bisa jadi hukuman paling pahit, apalagi saat sang kakak kembali dengan membawa kebenaran yang menghancurkan segalanya.

View More

Chapter 1

Bab 1 — Hari yang Tidak Seharusnya Milikku

Angin pagi masuk lewat celah jendela—dingin, seperti mengingatkan hari ini bukan hariku.

Aku berdiri di depan cermin besar. Gaun putih ini terlalu longgar di pinggang—Kirana lebih berisi dariku. Perias sudah pasang peniti di belakang, tapi aku bisa merasakan tusukan logam dingin setiap kali bernapas.

Seperti mengingatkan: ini bukan tempatmu.

"Aruna..."

Ibu berdiri di belakang, memegang ujung kerudang pengantin. Matanya sembab, bibir bergetar, tapi dia paksa tersenyum.

"Ibu tahu ini berat... tapi tolong, Nak. Sekali ini saja."

Aku tidak menjawab. Hanya menatap pantulan wajahku—mata bengkak, bibir pucat, tangan gemetar.

Ini bukan hariku.

Ini harusnya hari Kirana.

---

Semalam, kakakku kabur. Hanya tinggalkan pesan singkat:

**"Maaf, Ma. Aku nggak bisa. Aku nggak cinta sama dia."**

Lalu hilang. Nomor mati. Kamar kosong.

Pagi ini, keluarga calon mempelai sudah siap di gedung. Ayah memohon lewat telepon agar acara tidak dibatalkan.

Lalu semua mata tertuju padaku.

"Aruna," suara Ayah parau, "tolong bantu Ayah. Hanya kamu yang bisa selamatkan keluarga kita."

Aku menatap mereka—Ibu menangis, Ayah menunduk.

"Ayah... aku yang harus menikah?"

Ibu memejam. "Cuma kamu yang bisa, Nak. Kalau pernikahan ini batal, nama keluarga kita hancur."

Aku tahu ada yang lebih besar dari "nama baik." Utang Ayah. Ancaman penjara. Rumah yang bisa disita.

Aku ingin menolak. Tapi begitu kulihat tangan Ibu gemetar menggenggam kerah bajuku—aku tahu ini bukan pilihan.

---

Pintu terbuka. Nadira masuk—wajah pucat, napas tersengal.

"Aruna, mobilnya udah datang. Mereka nungguin."

Dia menatapku lama. "Kamu yakin?"

Aku menatap Ibu yang masih gemetar.

"Aku punya pilihan?" bisikku.

Nadira menggeleng pelan. "Nggak."

---

Mobil pengantin berhenti di depan Hotel Grand Mahkota. Bunga-bunga putih tersusun rapi—indah, tapi terasa seperti upacara pemakaman.

Aku turun dengan kaki gemetar. Suara MC mengalun ceria:

"Kita sambut kedatangan mempelai wanita..."

Lampu sorot menyoroti wajahku. Semua mata menatap. Beberapa berbisik:

"Kok bukan Kirana?"

"Katanya yang menikah adiknya..."

Aku mencoba tersenyum—tapi rasanya seperti topeng yang retak.

Lalu aku melihatnya.

Di ujung pelaminan—Revan Aditya.

Tinggi. Tegap. Wajah tampan tapi dingin. Dia menatapku dengan tatapan yang membuat bulu kuduk berdiri.

Karena aku bisa rasakan—dari sorot matanya—

Dia tahu aku bukan Kirana.

---

Kami berdiri berhadapan. Penghulu membuka kitab:

"Saya nikahkan engkau, Revan Aditya Putra, dengan Kirana Prameswari..."

Nama itu bukan namaku.

Tapi aku harus menjawab seolah itu namaku.

Revan menjawab tegas. "Saya terima nikahnya, Kirana Prameswari."

Semua mata tertuju padaku.

"Saudari Kirana, apakah Anda menerima?"

Tenggorokanku kering. Jantung berdegup keras.

Aku melirik Ibu—dia mengangguk, memohon.

Aku melirik Ayah—dia menunduk.

Lalu aku menatap Revan—dia tersenyum.

Senyum dingin. Seperti baru menang permainan catur.

"Saya terima," bisikku.

Tepuk tangan meledak. Takbir bergema. Ibu menangis bahagia.

Tapi aku hanya merasakan satu hal:

Aku baru saja menjual diriku sendiri.

Setelah acara selesai, Revan menarik tanganku pelan—tegas—menuju ruang ganti. Begitu pintu tertutup, dia melepas genggamannya.

Kami berdiri berhadapan. Jarak satu meter. Tapi terasa seperti jurang.

Dia menatapku lama.

Lalu berbisik—pelan tapi jelas.

"Aku tahu kamu bukan Kirana."

Napas tercekat.

"Kalau kamu tahu... kenapa—"

"Karena ini justru lebih menarik," potongnya. Senyum dingin masih di bibirnya. "Keluargamu sudah mempermainkan keluargaku. Sekarang giliranku."

Dia melangkah ke pintu, berhenti sebentar.

"Dan yang aku butuhkan..." tatapannya menusuk, "...bukan Kirana. Tapi kamu."

Pintu tertutup pelan.

Sebelum sempat aku proses kata-katanya, pintu terbuka lagi.

Sosok berdiri di ambang—mata berkaca-kaca menatap cincin di jariku.

Kirana.

Kakakku.

Berbisik dengan suara hancur:

"Maafkan aku, Aruna."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
12 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status