Dewasa 21+ Ruangan semakin terasa panas. Erangan dan desahan bergantian keluar dari mulut keduanya. Alvaro menyentak semakin dalam membuat seorang gadis yang berada di bawah tubuhnya mengerjat. "Pe-pelan, tolong pelankan ...." "Diamlah! Kau harus cepat hamil, kan? Jangan banyak bicara cepat beri aku anak!" Bagai orang kesetanan Alvaro tidak menghiraukan rintihan Cara. Alvaro berani bersumpah dia sangat suka bercinta dengan Cara. Padahal dia sempat menganggap gadis itu jalang. Cara memeluk Alvaro erat-erat saat gelombang itu datang. Napas keduanya tampak terengah. Alvaro tersenyum puas karena berhasil menanam benihnya di rahim Cara. Dia harus bisa membuat gadis itu hamil apa pun caranya. Hidup Caramell bagai di neraka setelah menikah dengan Alvaro Dinata. Dia terpaksa menjadi istri kedua lelaki itu karena membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya. Sementara Alvaro membutuhkan bantuannya untuk melahirkan anak. Bagaimana kisah mereka selanjutnya. Apakah Alvaro akan menceraikan gadis itu setelah melahirkan anaknya?
View MoreMata wanita itu membeliak setiap kali sang suami bergerak, menusuk semakin dalam. Tubuh Angela merinding mendengar geraman Alvaro, otot perutnya terasa kram. Kecupan dan lumatan lelaki itu membuatnya semakin kewalahan.
"Le-lebih cepat, Al."
Alvaro bergerak semakin cepat, ruangan pun semakin terasa panas. Angela tidak pernah berhenti mendesis, ada rasa nikmat luar biasa setiap kali Alvaro bergerak di dalamnya. Semakin cepat dan cepat. Tidak lama kemudian gelombang itu datang. Angela mengalami pelepasan yang begitu dasyat. Jiwanya seperti terlepas, melayang ke langit yang sangat indah.
Alvaro memeluk Angela erat-erat. Sebuah gigitan gemas bersarang di pundak sang istri meninggalkan bekas gigitan merah. Tubuh Angela terkulai lemas di bawah sorot lampu kamar dengan napas terengah, butiran keringat meleleh membasahi tubuh mulusnya. Alvaro tersenyum, sebagai seorang laki-laki dia begitu takjub pada kecantikan dan kemolekan tubuh sang istri.
"Your fucking crazy, Alvaro!" Umpatan itu keluar dari bibir manis Angela karena malam ini Alvaro begitu liar. Lelaki itu bahkan tidak mengizinkannya meninggalkan tempat tidur sejak kembali ke rumah dua hari yang lalu.
Alvaro malah tersenyum nakal, lalu mendaratkan sebuah kecupan manis di bibir sang istri. Tatapan memuja terpancar jelas dari kedua sorot matanya. Dia sangat mencintai Angela. Seorang model terkenal yang dia nikahi setahun lalu.
"But you like it, Babe. Am I right?"
Angela mendengkus kesal, lalu memalingkan wajahnya yang memerah. Alvaro bukanlah orang pertama yang menyentuh tubuhnya, tapi dia akui jika lelaki 29 tahun itu sangat hebat di ranjang.
Alvaro meraih dagu Angela agar menatapnya. "Am I right?" tanyanya sambil tersenyum penuh kemenangan.
Angela menepis tangan Alvaro dengan kasar. "Don't touch me!"
Tawa Alvaro seketika pecah, Angela benar-benar terlihat menggemaskan jika sedang marah. "Kenapa kamu masih malu-malu, Sayang? Bukankah kamu suka bercinta denganku?"
"Sinting!" decak Angela sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
Lagi-lagi Alvaro tertawa. "Mau ke mana, Sayang?"
"Mandi," sahut Angela pendek. Dia ingin beranjak ke kamar mandi, tapi Alvaro malah menahan pergerakannya.
"Tidak mau satu ronde lagi?"
Kedua mata Angela sontak membulat. Cepat-cepat wanita itu melepas tangannya dari genggeman Alvaro. "Apa kamu belum puas? Aww ...!" Angela menjerit karena Alvaro menarik tubuhnya dengan paksa hingga terduduk di atas pangkuan lelaki itu.
Alvaro menatap Angela begitu dalam. Cinta dan kerinduan terpancar jelas dari kedua sorot matanya. Rasanya dia ingin sekali menghabiskan waktu berlama-lama dengan Angele karena mereka tidak pernah bertemu hampir tiga bulan lamanya. Menjadi model papan atas membuat Angela Blezinsky sering pergi ke luar negeri dan terpaksa meninggalkan Alvaro sendiri di rumah.
"Don't you know how much I miss you?"
Angela balas menatap Alvaro. "I know that, but ...."
Alvaro menangkup wajah Angela. Sepasang mata hezel miliknya terlihat begitu meneduhkan. Angela seolah-olah hanyut di dalamnya. Inilah salah satu alasan yang membuatnya mau menikah dengan lelaki itu.
"Tapi apa?" tanya Alvaro penuh pengertian.
"Pikirkan baik-baik permintaanku."
Wajah Alvaro sontak mengeras. Rahangnya pun mengatup rapat mendengar ucapan Angela barusan. Amarah terukir jelas di wajah tmpannya. Bagaimana mungkin wanita itu memintanya untuk menikah lagi demi mendapatkan anak? Apa Angela sudah tidak waras?
"Big no!" Alvaro menggeleng tegas.
"Alvaro, please. Apa kamu tidak kasihan padaku? Setiap hari Mamamu selalu meminta cucu dan cucu. Aku setres, Al ...." keluhnya.
Sebenarnya bukan masalah sulit bagi Alvaro dan Angela untuk memberi Mama cucu karena mereka tidak memiliki masalah apa pun pada sistem reproduksi mereka. Hanya saja, Angela belum siap mengandung karena karir modelnya sedang berada di atas puncak.
Alvaro pernah mengusulkan untuk mengadopsi anak dari panti asuhan atau mencari ibu pengganti, tapi Angela menolak. Wanita itu menginginkan seorang anak yang terlahir dari benih Alvaro.
"Mau, ya?"
"Tidak!" tegas Alvaro. "Jangan bicarakan masalah ini lagi, ya?" Dia mengecup bibir Angela sekilas sebelum meninggalkan kamar karena mereka akan selalu bertengkar setiap kali membahas permintaan Mama.
***
[ Bersambung ]
Cara sedang berada di sebuah toko khusus perlengkapan bayi bersama Alvaro. Mereka ingin membeli kado untuk ulang tahun putri Jafier dan Adisty yang pertama.Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa putri Jafier dan Adisty sudah berulang tahun yang pertama. Padahal rasanya seperti baru kemarin dia meminta Alvaro untuk menikahi Adisty demi memenuhi amanah terakhir Sadewa. Namun, kenyataannya Adisty malah menikah dengan Jafier. Mereka bahkan sudah memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Allecia Disa Mahendra."Alva, bagaimana kalau kita beli ini untuk Disa?" Cara menunjukkan beberapa buah biku cerita yang ada ditangannya pada Alvaro."Bagus, buku ini pasti berguna untuk Disa."Cara pun mengambil beberapa buku cerita untuk Disa lantas meletakkannya ke dalam keranjang. Setelah itu mereka berkeliling untuk melihat barang-barang yang lain. Sebuah sepatu khusus bayi berusia satu tahun berhasil menarik perhatian Cara. Sepatu berwarna merah itu pasti coc
Dua tahun kemudian ....Alvaro mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis mucul bibirnya melihat Cara yang tertidur lelap di sampingnya.Alvaro pun mengecup bibir Cara sekilas lalu mendekap tubuh gadis itu semakin erat. Dia merasa sangat bahagia karena wajah Cara yang dia lihat pertama kali saat membuka mata."Sekarang jam berapa, Alva?" tanya Cara dengan mata terpejam.Alvaro pun melirik jam yang menempel di dinding kamar. Ternyata sekarang sudah jam tujuh, tapi dia mengatakan masih jam lima pada Cara."Tolong bangunin aku lima menit lagi." Cara menenggelamkan wajahnya di dada bidang Alvaro mencari posisi tidur yang paling nyaman dan kembali terlelap.Alvaro pun membiarkan Cara kembali tidur, bahkan lebih dari lima menit. Cara sepertin
Sambil terus berciuman Alvaro langsung membaringkan Cara di atas tempat tidur dan langsung menindih gadis itu."Erngh ...." Cara hanya biasa mengerang di bawah tubuh Alvaro. Kecupan dan hisapan lembut lelaki itu selalu membuatnya kualahan."Alva ...." Napas Cara terengah. Gadis itu langsung menarik napas sebanyak mungkin untuk memasok oksigen ke dalam paru-parunya karena Alvaro tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengambil napas."Kamu mau membunuhku?"Kening Alvaro berkerut dalam mendengar pertanyaan Cara barusan. Sedetik kemudian dia tersenyum ketika menyadar Cara sedang sibuk mengatur napas."Aku tidak bisa menahannya lagi, Sayang. Maaf ...." Alvaro menarik Cara agar duduk menghadapnya lantas menurunkan resleting gaun gadis itu dengan perlahan.Sepasang buah dada Cara yang terbungkus strapless bra berwarna merah terpampang jelas di kedua matanya. Terlihat sang
Hari bahagia itu akhirnya tiba. Cara terlihat sangat cantik memakai gaun pengantin model Long Slevee A-Line yang mengembang di bagian bawah berwarna putih. Gaun tersebut membuat penampilan Cara terlihat lebih feminim lewat detail renda bermotif bunga yang panjangnya menyapu lantai. Sebuah mahkota perak berhias batu berlian yang ada di atas kepalanya membuat penampilan gadis itu semakin terlihat cantik.Jantung Cara berdetak cepat, telapak tangannya pun terasa dingin dan basah. Cara tanpa sadar meremas gaun pengantinnya dengan kuat karena mobil yang ditumpanginya sebentar lagi tiba di Gereja yang akan dia gunakan untuk pemberkatan bersama Alvaro."Gaunmu nanti bisa kusut kalau kamu remas seperti itu, Caramell!" Daniel berdecak kesal karena Cara sejak tadi terus meremas gaun pengantinnya hingga berkerut.Daniel sebenarnya malas sekali menghadiri pemberkatan pernikahan Alvaro dan Cara. Namun, dia terpaksa datang ke acara ters
Tatapan teduh Jafier seolah-olah mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja."Jangan menangis." Tubuh Adisty membeku di tempat karena Jafier tiba-tiba mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut.Senyum hangat dan genggaman erat lelaki itu mampu mengubah perasaannya menjadi tenang dalam sekejab. Dalam seperkian detik Jafier telah berhasil menarik Adisty tenggelam dalam pesonanya.Namun, sedetik kemudian Adisty cepat-cepat tersadar kalau Jafier melakukan semua ini murni karena tanggung jawabnya sebagai suami, bukan karena alasan yang lain sebab lalaki itu tidak memiliki perasaan pada dirinya."Astaga, kalian manis sekali." Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Cara karena melihat Jafier yang begitu perhatian pada Adisty.Adisty tergagap lantas cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Jafier karena malu. Suasana pun mendadak canggung selama beberapa saat. Semua kalima
Mama menatap beberapa contoh undangan pernikahan yang ditunjukkan oleh pemilik percetakan yang datang ke rumah karena dia malas pergi keluar. Lagi pula kondisi kakinya masih belum pulih sepenuhnya.Ada sekitar dua puluh contoh undangan yang orang tersebut tunjukkan. Namun, hanya dua undangan yang berhasil menarik perhatian Mama."Bagaimana menurutmu undangan ini?" Mama menunjukkan undangan yang kertasnya terdapat bibit tanaman. Jika kertas undangan tersebut dibasahi lalu ditanam, lama-kelamaan akan tumbuh bunga yang sangat indaj. Selain itu di dalam undangan tersebut tertulis doa agar rumah tangga mereka berjalan harmonis."Unik, kan?""Iya, Ma.""Yang ini juga bagus. Gimana menurut kamu?" Mama menunjukkan udangan pilihannya yang kedua pada Cara. Sebuah undangan dress code yang dilengkapi dengan aksesoris seperti, pita atau bros yang bisa digunakan oleh tamu undangan saat menghadiri resepsi pernikahannya dengan Alvaro.Kening Cara berkerut d
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments