"Kau yang harus mengatakannya, dasar idiot!!" Seorang pria menembak kaki dan Fred hingga tersungkur ke lantai."Akkkhhh!!! Ka ... kamu? Kenapa kamu masih hidup?!" Mata Fred mendelik saat melihat wajah pria yang telah ia bunuh kini malah berdiri di hadapannya."ERICK!!" Seru Christian, memanggil nama orang kepercayaannya."Lain kali kalau kau menembak, pastikan dulu kalau kau menembak langsung ke jantungku bukannya bahu, dasar idiot!!" Tukas Erick sembari tersenyum sinis.Erick datang membawa pasukan Christian, puluhan pria bersenjata lengkap yang berbadan besar dan berwajah seram langsung mengamankan klinik Adrian dari musuh. Mereka membawa sang pimpinan musuh untuk menjauhi Christian."Maafkan saya karena datang terlambat," ucap Erick sambil memegangi bahunya yang terluka."It's ok, justru aku senang melihatmu masih hidup." Christian menepuk pelan bahu Erick untuk mengungkapkan rasa bahagianya."Tuan Christian, kami sudah membereskan mereka semua. Dan si pengkhianat ini harus kita ap
"Rain!!" Christian memekik kencang saat Rain terlepas dari cengkeramannya lalu terjatuh terjatuh dari ranjang ke lantai, lelaki itu bertindak cepat dengan membawa Rain kembali ke ranjang. "Bisakah kau keluar sebentar agar aku bisa menangani luka nona Rain?" Pinta Adrian kepada Christian. "Tidak!! Lakukan saja semua di sini. di hadapanku. Aku tidak akan pergi meninggalkan kamar wanitaku walaupun hanya satu langkah," tolak Christian dengan sangat tegas. Adrian tidak bisa menentang kehendak Christian, kata-kata sang billionare kejam tidak bisa dibantah lagi terlebih sekarang ini Rain sedang kesakitan dan butuh penanganan secepatnya karena jahitan di perutnya terbuka. Adrian terpaksa melakukan tindakan sambil diawasi Christian yang duduk di sofa, sebenarnya ia tidak bisa berkonsentrasi akan tetapi ia tidak memiliki pilihan selain melakukannya. "Aku akan membawa Rain kembali Los Angeles besok," ujar Christian begitu Adrian selesai menjahit luka Rain. "Besok? Tapi keadaan nona Rain masi
Christian membuka semua bajunya, ia berjalan dengan tubuh telanjang menuju ke kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya di bawah pancuran air shower yang hangat. Otaknya sudah sedikit rileks setelah bercinta dengan salah satu perawat yang merawat Rain, tubuh kekarnya berdiri tegap menghadap ke dinding dengan kedua tangan yang ia gunakan untuk menahan tubuhnyaDua tangan halus tiba-tiba menggerayangi punggung Christian, memeluk erat dari belakang dengan tubuh telanjang sambil menciumi punggung sang billionaire. Satu tangannya berpindah menggerangi perut sixpack Christian dan berimgsut turun hendak mencengkeram junior gagah yang kini sedang tertidur setelah pergumulan panas di dalam organ kewanitaan sang perawat seksi.Tangan kekar Christian mencengkeram erat dan kasar tangan nakal perempuan yang berani menyentuh tubuhnya tanpa permisi, lelaki bertubuh kekar langsung berbalik lalu mencekik leher sang perempuan sambil mendorong tubuh perempuan yang sudah lancang menyentuh bagian tubuhnya."
"Sakit, berikan obat penghilang rasa sakitku," pinta Rain kepada sang suster."Tapi, Nona. Baru satu jam yang lalu Nona minum obatnya, 'kan? Obat itu tidak boleh diminum sembarangan," tolak sang suster.Rain merintih kesakitan, gadis itu juga tidak bisa tenang dan terus saja meracau. "Cepat berikan aku obat!!" Teriaknya."Sebaiknya Nona istirahat saja, ya? Supaya tidak terlalu dirasa sakitnya," bujuk sang suster."Arrrrghh!! Berikan aku obat!!" Rain mengamuk, ia mendorong sang suster hingga terjatuh ke lantai lalu ia mencari wadah obat plastik berwarna putih tulang di atas nampan aluminium tempat sang perawat meletakkan semua obat-obatan Rain.Rain memberantakkan semua wadah obat dan akhirnya ia pun menemukan wadah obat yang ia cari-cari, tanpa pikir panjang perempuan cantik itu menuang semua obat ke telapak tangannya hingga beberapa obat terjatuh ke lantai."Nona, jangan diminum semuanya!! Hentikan," cegah sang perawat.Sang perawat memegangi tangan Rain yang hampir memasukkan semua
"Rain, stop!! Ada apa denganmu?! Rain," teriak Christian yang terus berusaha menenangkan amukan Rain dengan mencengkeram kedua tangan wanitanya dan menindih kedua kaki sang gadis dengan kakinya. "Panas!! Air, air ... tubuhku terbakar api," racau Rain yang sedang berhalusinasi. Christian terlihat sedikit kewalahan dengan amukan Rain yang seperti orang kesetanan, tangannya kekarnya sampai baret terkena cakaran wanitanya dan usahanya untuk menenangkan Rain sia-sia saja karena tenaga gadis berambut cokelat itu menjadi berlipat kali lebih kuat dan ia masih terus mengamuk tanpa henti. "SUSTER!! SUSTEERR!!" Teriak Christian, ia terpaksa memanggil kembali sang perawat yang telah ia pecat karena tidak sanggup menghentikan kegilaan Rain yang berada dalam pengaruh obat PCC. Sang perawat berlarian masuk ke dalam kamar Rain dengan membawa tali, perempuan berusia 30 tahunan itu mengikat pergelangan tangan Rain di sudut ranjang. "Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau mengikat Rain seperti orang gila
Christian sangat terkejut dengan pemandangan yang tersaji di hadapannya, pergelangan tangan Rain tersayat dan berdarah tak menyangka kalau wanitanya bisa berbuat sejauh ini. Christian akhirnya membawa Rain dan sang perawat ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis, hal yang tak kalah membuat Christian terkejut adalah saat melihat hasil lab pemeriksaan darah Rain."Alex dan Ashley!! Berani sekali mereka melakukan ini kepada Rain," ujar Christian, emosi."Tentu saja mereka berani berbuat sejauh ini, karena hanya dengan cara inilah mereka bisa menghancurkan Rain dan anda hanya dengan sekali pukulan," timpal Erick."Tapi kenapa harus menyerang Rain? Kenapa bukan aku? Dasar berengsek," maki Christian."Itu karena Rain yang terlalu lemah sehingga ia menjadi sasaran empuk serangan Alex dan Ashley, sekuat apapun anda melindungi Rain, mereka pasti bisa mencari celah kekuatan anda yang bisa mereka terobos," jelas Erick.Christian mendengkus kesal dan ia tidak terima dengan perbuatan Al
"Rain, aku akan membalas semua perbuatan jahat Ashley dan Alex. Aku ingin menunjukkan kepadamu bagaimana cara menghancurkan musuh dalam satu jentikan jari," ujar Christian.Rain tersenyum simpul, manik hazel indahnya menatap lekat wajah tampan Christian yang terkenal akan kekejamannya. "Hmm, terima kasih banyak.""Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu? Apa kau tidak menyukainya?" Tanya Christian saat ia melihat ekspresi datar wajah Rain."Entahlah, aku bahkan tidak bisa merasakan perasaan apapun saat ini." Rain menolehkan kepalanya menghadap ke jendela dan terus menatap butiransalju yang jatuh dari langit."Aku serius saat mengatakan ingin memberimu hadiah kalau kau bisa cepat sembuh," ucap Christian."Apakah aku boleh meminta apapun?" Tanya Rain tanpa menolehkan kepalanya."Ya, asalkan bukan kebebasan. Aku bisa memberimu tas, sepatu atau barang-barang brand--""Aku ingin bermain ice skating dan aku ingin boneka salju buatan tanganmu," potong Rain cepat.Dahi Christian seketika mengerut
"Apa kau bilang? Kita tidak bisa klaim asuransi jika kebakaran gedungku ini ada unsur kesengajaan?! Sengaja, kepalamu!! Apa mereka pikir aku sengaja membakar klub malam milikku sendiri hanya untuk mendapatkan klaim asuransi yang jumlahnya tidak seberapa, hah?!" Teriak Alex, emosi."Tuan Alex, tolong jangan marah dulu. Kita harus menunggu sampai penyelidikan polisi selesai dan baru setelah itu kita bisa mengambil keputusan untuk mengajukan klaim ke pihak asuransi atau tidak," timpal sang pengacara."Sampai kapan?! Aku tidak mau kehilangan uangku begitu saja hanya karena proses penyelidikan polisi yang bertele-tele," sengit Alex.Sang pengacara menghela napas panjang, lelaki berkepala botak dan perut buncit itu hanya diam saat dibentak ataupun dimaki-maki oleh Alex. Tampaknya si pengacara senior berusia 50 tahunan itu sudah terbiasa menghadapi kemarahan klien yang sudah 7 tahun ini selalu memakai jasanya untuk menyelesaikan semua permasalahan yang berkaitan dengan hukum."Saya juga belu