"Tanganku sakit!! Tolong lepaskan tanganku," pinta Rain memelas, kedua tangannya kini sama-sama dicengkeram dan ditarik ke arah yang berlawanan oleh kedua pria berbadan kekar yang sama-sama terkenal sebagai pria kejamEkor mata Christian melirik ekspresi wajah kesakitan Rain, tak tahan lagi melihat wanitanya kesakitan langsung saja ia arahkan gagang pistolnya kepala Alex akan tetapi musuhnya dengan sigap menghindar sehingga ia hanya memukul udara. Christian sudah berhasil merampas kembali wanita miliknya dari cengkeraman Alex lalu menyembunyikannya ke belakang tubuh kekarnya."Jadi sekarang targetmu adalah merebut wanitaku? Kau jangan mimpi, Alex." Ujar Christian."Aku hanya ingin bersenang-senang dengannya, apakah kau bisa meminjamkan wanitamu kepadaku sehari saja?" Alex tertawa dan ia sengaja mengompori Christian untuk memancing amarah sang billionaire."Pergi dari hadapanku atau aku akan menembak juniormu," usir Christian."Kau pelit sekali Christian!! Tapi aku tidak akan pernah me
"Apakah kamu tadi sedang cemburu, Christian?" Tanya Rain secara tiba-tiba."Kau sudah gila? Mana mungkin aku cemburu kepada bajingan itu, aku hanya tidak suka orang lain menjamah mainanku," jawab Christian."Jadi, bagimu aku hanya sekadar mainan dan kau tidak pernah melihatku sebagai seorang wanita?" Rain terlihat kecewa dengan jawaban Christian."Iya, kenapa memangnya? Bagiku ... wanita adalah mainan dan tubuh mereka bebas kumainkan dan kunikmati kapan saja saat aku menginginkannya, seperti sekarang ini aku memainkan tubuhmu." Tegas Christian yang masih terus menjamahi payudara Rain saat ia mempertegas ucapannya.Christian membalikkan tubuh Rain menghadap ke arahnya dan saat itu juga ia bisa melihat raut kekecewaan terlukis di wajah wanitanya. Tapi, Christian tidak pernah perduli dengan perasaan orang lain karena selama ini ia hanya ingin dihormati oleh semua orang dan semua orang bisa tunduk dengan semua perintahnya."Kenapa kau terlihat sangat kecewa? Apa kau tidak terima dengan uc
"Aku sudah tahu semua yang kau lakukan bersama dengan Adrian," ucap Christian sambil tersenyum sinis. "Kau mengobrol dan kau bahkan tersenyum ke dokter Adrian, apa kau sudah lupa dengan peringatanku?!" Bentaknya sambil melempar gelas vodka ke dinding."Aku tidak lupa, Christian. Aku hanya berbicara seperlunya dengan dokter Adrian, apakah itu juga salah?" balas Rain."Apa kau seorang pelacur?! Jadi kau sangat senang karena bisa mengobrol dengan dokter Adrian, iya?!" Bentak Christian."Iya!! Aku adalah seorang pelacur yang setiap hari dan setiap malam harus melayani birahimu hanya untuk membayar utang pamanku yang berengsek itu!! Kalian semua yang membuatku menjadi seorang pelacur!! Apa kau puas sekarang!!" Teriak Rain.Emosi Christian memuncak karena Rain berani membentak serta melawannya, darahnya mendidih sehingga sekujur tubuhnya terasa panas hingga kepalanya terasa hampir meledak. "Jadi kau sudah berani membentakku hanya karena dokter sialan itu?!""Tidak!! Aku sudah benar-benar mu
"Aurora borealis, sangat indah, bukan? Ini adalah hadiah dariku untukmu," ucap Christian sambil menatap ke arah lain.Manik hazel Rain menatap kagum pada keindahan cahaya berbagai warna yang terpancar di langit, mulut gadis itu bahkan sampai menganga lebar saat menyaksikan keindahan fenomena alam yang hanya bisa disaksikan di beberapa negara tertentu saja."Kenapa kau tiba-tiba memberiku hadiah ini? Bukankah seharusnya kau menghukumku?" Tanya Rain."Aku sedang malas menghukummu, kenapa? Apa kau tidak suka dengan hadiah yang kuberikan?" Ujar Christian.Christian mendengkus kesal lalu ia keluar dari mobil, lelaki tampan itu duduk di depan kap mobilnya sambil menatap pemandangan indah yang tersaji di depannya dan tak lama kemudian Rain menyusulnya. Christian menarik Rain kemudian memeluknya dari belakang, ia menutupi tubuh wanitanya dengan mantel yang ia gunakan supaya wanitanya tidak kedinginan."Ini adalah hadiah terbaik yang pernah kudapatkan," ucap Rain dengan mata berbinar.Christia
"Christian, maafkan aku. Ini semua salahku karena sudah membuatmu cedera," ucap Rain yang sedang duduk di samping ranjang Christian."Benar, kau memang biang bencana," sahut Christian yang membuat Rain terkejut."Hmm, kau sudah sadar dari tadi? Kenapa tidak membuka matamu dan membuat semua orang menjadi khawatir?" Tanya Rain dengan mata membulat.Christian tersenyum sinis untuk merespon pertanyaan Rain. "Khawatir? Siapa yang kau maksud? Anak buahku atau kau?""Anak buahmu," jawab Rain."Lalu kau?" Christian menatap Rain."Aku hanya berharap kalau yang terbentur itu kepalamu lalu kau hilang ingatan dan--""Agar kau bisa melarikan diri tanpa membayar utangmu?" potong Christian cepat sambil tersenyum sinis. "Kau memang benar-benar luar biasa atau jangan-jangan ini semua adalah bagian dari rencanamu?" tebaknya cepat."Enak saja!! Jangan asal tuduh, memangnya aku mempunyai bakat untuk menipu orang sepertimu?!" kilah Rain, bibirnya mengerucut karena kesal dengan tuduhan Christian."Otakmu t
"Rain, aku jatuh cinta kepadamu sejak pertama kali bertemu denganmu. Selama beberapa bulan ini aku terus memimpikanmu," aku Adrian yang membuat Rain terhenyak.Tidak!! Tidak semudah itu bagi Rain untuk bisa mempercayai ucapan Adrian karena baginya semua mulut pria itu sama busuknya, perempuan berambut cokelat keemasan itu mencoba untuk berpikir secara realistis karena ia tidak sedang hidup di dunia dongeng tapi ia sedang hidup di dunia yang kejam. Di dalam pikirannya selalu tertanam sebuah keyakinan kalau laki-laki hanya tertarik kepada kecantikan wajahnya serta kemolekan tubuhnya saja dan tidak akan ada laki-laki yang bisa mencintainya dengan tulus.Rain tersenyum sinis lalu ia berkata. "Cinta? Jadi kau mencintaiku?! Kata-kata cinta itu hanyalah sebuah omong kosong, aku tahu kalau kau hanya menginginkan tubuhku saja.""Rain, mungkin ini terdengar tidak masuk akal bagimu tapi aku berkata jujur kepadamu. Aku tidak menginginkan tubuhmu, aku ... aku hanya ingin mendapatkan hatimu. Apa mu
"Tuan Christian, beberapa pria sedang menyerang rumahku dan mereka mencoba membunuhku. Bisakah anda mengirimkan bantuan? Amunisi pistolku juga hampir habis," pinta Erick.Christian langsung mencabut juniornya yang masih menancap di inti tubuh Rain, ekspresi wajahnya tampak sangat terkejut setelah mendengar penyerangan yang terjadi di rumah tangan kanannya."Erick, bertahanlah!! Aku segera datang ke sana," ucap Christian yang langsung menutup panggilan teleponnya."Christian ...." Rain duduk di atas ranjang sambil menatap Christian yang tengah memakai pakaiannya."Rain, tunggu aku di kamar!! Aku akan segera kembali," titahnya kepada Rain.Christian mengambil pistol glock dan beberapa peluru lalu keluar dari kamar sambil berteriak memanggil anak buahnya, sang billionaire kejam pergi menuju ke rumah miliknya yang ia hadiahkan kepada Erick dengan membawa puluhan anak buah bersenjata lengkap.***Suasana di rumah Erick menjadi kacau balau, semua perkakas rumahnya rusak dan berserakan di la
"Adrian, tolong menyerahlah. Kau tidak akan bisa melawan Christian yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan, jadi sebaiknya kau menyerah saja." pinta Rain kepada Adrian."Kenapa kau selalu menyuruhku untuk menyerah?! Apa kau pikir aku tidak akan pernah bisa melawan Christian, iya? Rain, semakin kau menyuruhku untuk menyerah maka aku akan semakin maju dan berjuang," kukuh Adrian."Adrian, aku tidak pernah berpikir seperti itu. Aku hanya tidak ingin kau mendapatkan masalah karena aku, Christian tidak akan pernah mau melepaskan aku dan aku juga tidak bisa pergi darinya. Jadi sebaiknya kau menyerah saja," ujar Rain.Adrian semakin mengeratkan cengkeraman tangannya ke lengan Rain. "Tapi kenapa, Rain? Jelaskan kepadaku," desak Adrian.Rain mencoba menghempaskan tangan Adrian akan tetapi lelaki tampan bertubuh jangkung itu enggan melepaskan tangannya dari lengan Rain. "Hubunganku dengan Christian sangat rumit dan aku tidak bisa menjelaskannya."Pintu toilet tiba-tiba digedor kencang, hingga din