“Lupakan saja,” elak Chacha. Namun pria itu masih saja tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Chacha.
“Sudah sampai,” kata pria itu membuat Chacha yang dari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri sadar.
Chacha tersenyum dan melihat rumah yang sangat di rindukannya itu. Bernard turun dari mobil untuk membuka pintu untuk Chacha. Setelah terbuka Chacha turun dari mobil dan melihat sekelilingnya. Chacha benar-benar rindu rumah tersebut beserta dengan orang-orang yang ada di dalamnya.
“Kalau kau membutuhkan sesuatu kau bisa memanggilku,” kata Bernard saat Chacha sudah mulai berjalan sehingga membuat wanita itu menoleh.
“Apa Andrew memintamu untuk melakukan hal itu? Apa mulai dari sekarang kau akan bersamaku? Apa kau yang akan menjadi pengawal dan supir pribadiku?” tanya Chacha dan Bernard menganggukkan kepalanya. “Aku tak menyangka kalau Andrew akan meminta langsung hal itu padamu. Aku pikir dia tak akan
Ke esokkan harinya Agrata terbangun dari tidurnya dan tak menemukan ada Chacha lagi di samping Adelicia. Sedangkan Adelicia masih tidur dengan terlelap, Agrata melihat jam masih pukul enam pagi. Agrata turun dari tempat tidur dan berjalan keluar untuk mencari Chacha. Agrata ingin tahu apa yang dilakukan wanita itu bangun sepagi itu. Namun Agrata tak menemukan Chacha dimanapun.“Apa kau ada melihat Mommy Adel?” tanya Agrata pada pelayan di rumah.“Tidak, bukannya kalian tidur bersama?”“Dia sudah tidak ada di kamar,” jawab Agrata dengan gelisah.“Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya, coba lihat ke kamarnya,” kata pelayan tersebut membuat Agrata langsung saja berlari menuju kamar Chacha.Entah mengapa tiba-tiba perasaannya tak enak, pria itu merasa aneh dengan Chacha yang tiba-tiba menghilang. Terutama mengingat pembicaraan mereka tadi malam. Agrata mengetuk pintu kamar tersebut.“Bibi,&rd
Selama tiga hari tak sadarkan diri, akhirnya Chacha kembali sadar membuat Andrew yang dengan setia selama tiga hari itu berada di sisi Chacha sangat senang. Pria itu sudah memanggil dokter dan Chacha sudah langsung diperiksa. Setelah dokter memeriksa dan meninggalkan mereka, Andrew menggenggam tangan Chacha membuat wanita itu bingung.“Kenapa kau ada di sini?” tanya Chacha.“Untuk menemanimu,” jawab Andrew pelan.“Kenapa kau harus menyelamatkanku? Bukankah kau tak mau lagi bersama denganku?” tanya Chacha membuat Andrew menghela napasnya panjang.“Jangan bicara omong kosong. Istirahatlah, kau baru saja sadar,” kata Andrew mengalihkan.“Apakah harus dengan cara seperti ini dulu supaya kau mau menemuiku? Apakah aku harus mati dulu supaya kau mau bertemu denganku?” tanya Chacha membuat Andrew kesal.“Berhenti bicara seperti itu, aku tak menginginkanmu mati. Kenapa kau harus melakukan hal ini? Kenapa kau harus melakukan hal bodoh?” tanya Andrew marah.“Kau pergi meninggalkanku, kau mengakhi
“Kau tetap ingin menikah denganku?” tanya Andrew balik.“Kenapa tidak? Jangan bilang kau ragu padaku. Kau meragukanku? Kau takut kalau aku kembali selingkuh di belakangmu?” tanya Chacha balik dan Andrew menggelengkan kepalanya.“Bukan. Aku pikir kau akan ragu menikah denganku karena takut kembali kusakiti,” kata Andrew membuat Chacha berdecak.“Aku sudah mengatakannya padamu, kalau aku percaya padamu. Kau janji akan berubah, maka aku percaya kau tak akan melakukan hal itu kembali padaku. Aku percaya padamu Andrew, jadi jangan ragu. Aku ingin menikah denganmu secepatnya,” kata Chacha dengan serius. Andrew menatap manik mata Chacha untuk mencari kebohongan, namun ia tak menemukan hal itu. Andrew mengecup bibir Chacha dengan tersenyum.“Terima kasih Baby,” ucap Andrew pelan.“Peluk aku, aku sangat merindukanmu,” kata Chacha manja membuat Andrew tertawa. Pria itu langsung saja meme
“Bagaimana dok, apakah semuanya aman?” tanya wanita paruh baya itu kepada Elang yang baru saja memeriksa keadan suaminya yang sedang terbaring di atas bangkar.“Keadaan Bapaknya sudah sehat, kalau besok keadaannya masih stabil seperti ini sudah boleh pulang. Besok pagi saya kembali datang untuk memeriksa keadaan Bapak, tetap seperti ini ya Pak. Pola makannya tolong dijaga, pikirannya juga,” kata Elang memberi arahan.“Baik dok, terima kasih,” balas pasiennya itu.“Baik, saya permisi,” kata Elang berpamitan. Pria itu keluar dari ruangan tersebut beserta perawat yang mendampinginya. “Apa saya ada kunjungan lagi?” tanya Elang sambil menuliskan resep obat kepada pasien yang baru saja dikunjungi itu.“Untuk hari ini selesai dok. Dokter juga nggak ada jadwal praktek, tapi untuk penanganan besok akan ada cukup padat. Apa mau digeser ke hari ini saja?” tanya perawat tersebut.“Tidak, tetap lakukan seperti yang sudah ada. Hari ini saya mau pulang cepat ke rumah ingin bertemu dengan anak-anak, j
“Adelicia pasti senang kita bisa pulang bersama seperti ini,” kata Chacha dengan semangat sambil menggenggam tangan Agrata yang ada di sampingnya.Kali ini Andrew harus mengalah pada anak sulungnya, kini perannya tergantikan oleh Agrata. Chacha lebih memilih bersama dengan Agrata duduk di belakang. Sedangkan Andrew harus berada di depan bersama Bernard. Hanya dengan Chacha, Andrew mau mengalah sampai seperti ini.Hal yang tak pernah dilakukannya pada siapapun, hanya Chacha yang mampu membuat Andrew untuk duduk di depan. Andrew hanya akan duduk di depan kalau pergi dengan Chacha berdua saja tanpa menggunakan supir, selain itu pria itu tak akan duduk di depan. Tapi kali ini ia harus berada di depan dan membiarkan Agrata bersama dengan Chacha di belakang.“Berhenti menatapku seperti itu, kau tak terima aku duduk di sini?” tanya Agrata sarkas pada Andrew membuat Bernard harus menahan diri untuk tidak tertawa. Selain Chacha yang berani pada An
Chacha, Andrew, Agrata dan Adelicia kembali makan malam bersama. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama di rumah, Andrew juga sudah kembali di sore hari supaya bisa makan malam dengan kedua anaknya. Handphone Chacha berdering, wanita itu melihat ponselnya dan menghela napas saat melihat nama yang tertera memenuhi layar ponselnya itu.Wanita itu menolak panggilan tersebut dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana miliknya. Lalu kembali fokus dengan makannya, Andrew melihat hal itu namun ia memilih diam. Setelah makan malam, mereka masih berada di meja makan menikmati makanan penutup yang memang sudah disediakan.“Setelah pulang dari rumah sakit ada hal yang ingin kau sampaikan, ada apa?” tanya Agrata yang ingat janji Chacha. Wanita itu tersenyum senang sambil menatap Andrew.“Aku akan memberitahu mereka,” kata Chacha dan Andrew menganggukkan kepalanya.“Aku akan menikah dengan Daddymu,” kata Chacha dengan sem
“Berhenti memikirkanku Lang. Kamu harus kembali sama Indira, dia membutuhkan kamu. Anak-anak kalian juga butuh kamu. Aku akan menikah sama Andrew, aku harap kamu bisa melupakan aku secepatnya,” kata Chacha dengan tegas.“Aku bukannya nggak mau melupakan kamu. Tapi aku memilih untuk tidak melupakan kamu Cha, kamu bukan orang yang bisa dilupakan begitu saja dengan mudah,” kata Elang dengan suara yang serak.“Lang, maaf. Kita ditakdirkan untuk bertemu, menjalin hubungan tapi tidak sampai akhir. Dari awal sampai sekarang takdir kita hanya seorang sahabat tak lebih. Kita yang menyalahi takdir dengan mencoba hidup bersama. Maaf Lang, aku sudah mengambil keputusan. Aku tak akan pernah kembali kesana, aku harap kamu juga bisa hidup bahagia dengan Indira dan memperbaiki semuanya. Jangan melakukan kesalahan yang sama lagi Lang, Indira wanita yang baik dan pantas untuk dicintai. Jangan ganggu aku sama Andrew lagi. Walaupun Andrew menyakitiku tapi dia
Pagi hari yang cerah kembali menghampiri di kediaman Andrew. Kali ini Adelicia banyak cerita tentang sekolahnya pada Andrew. Pria itu mencoba mendengarnya dengan serius dan mencoba menanggapinya. Chacha dibuat tertawa karena Adelicia marah ketika Andrew mulai tak fokus. Agrata dan Adelicia juga akan bersiap untuk berangkat sekolah, sedangkan Chacha akan menyelesaikan proses pemotretannya sebelum bergabung di perusahaan Andrew.“Andrew! Akhirnya kau kembali!” teriak Eleanor yang baru saja datang dengan napas yang tak beraturan. Dua penjaga juga ada di belakangnya dengan napas yang tak beraturan juga.“Maaf Tuan, kami sudah mencoba menahan supaya tidak masuk. Tapi dia memaksa dan menerobos dengan kasar,” kata penjaga tersebut dengan takut.“Kalian sangat tak bisa diandalkan, sepertinya kalian harus diganti. Untuk menahan satu orang wanita saja tak bisa,” kata Agrata dengan sarkas. Chacha dan Andrew cukup terkejut melihat sikap A