Share

Bab 22. Pergi dari Rumah Dona

Ibu Siti mendorong Abid dan Aldo dengan sangat kencang. Tubuh kedua balita yang notabenenya adalah cucunya sendiri itu terjerembab ke lantai dengan sangat keras.

Tangisan Abid dan Aldo sangat kencang sekali karena kaki mereka terbentur lantai. Intan dengan cepat segera berlari dan menghampiri keduanya. Dia memeluk kedua buah hatinya dengan perasaan yang tidak karuan.

“Mereka ini cucu, Ibu! Kenapa Ibu tega? Ibu boleh benci sama Intan. Tapi, jangan pada mereka, Bu,” kata Intan sambil menatap mata Ibu Siti.

“Cuih! Tak sudi aku memiliki cucu dari wanita seperti kamu! Pergi kamu dari sini!” usir Ibu Siti dengan tangan kanan menunjuk ke arah jalan.

“Astaghfirullah hal adzim! Tega sekali, Ibu.”

Sakit rasanya mendengar ucapan Ibu Siti yang tak mau menganggap Abid dan Aldo sebagai cucunya, darah dagingnya sendiri.

“Sudahlah kamu cepat pergi dari sini. Muak aku wajahmu!” kata Ibu Siti lagi.

“Baiklah, Bu. Ibu tenang saja mulai hari ini, aku tidak akan mengganggu ibu dan juga anak ibu. Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status