Kahiyang Dewi menoleh kearah dimana tubuh Bara dan Gandi terhempas. Lian Xie dan Xue Ruo pun sama-sama menoleh kearah yang dituju oleh Dewi Naga tersebut."Apakah keduanya kalah?" batin Lian Xie sambil menatap kearah Devidas yang tengah berusaha mengendalikan dua senjata dewa di tangannya."Senjata ini sulit untuk dikendalikan!" geram Devidas sambil kertakkan rahang.Kahiyang Dewi mengepalkan tinjunya karena marah. Aura merah di dalam tubuhnya merebak ke segala arah membakar semua yang ada di sekitarnya. Sosok boneka merah milik Devidas pun terhempas dalam keadaan terbakar. Tak menunggu lama, tubuh wanita itu sudah menerjang dan menghantam kepala boneka tersebut hingga terpental ke langit.Tubuh Kahiyang Dewi pun meluncur menyusul boneka tersebut. Tangan kanannya bergerak melepas Pukulan Naga Tak Berwujud. Sosok Naga tembus pandang melesat lebih cepat dari wanita tersebut. Lalu menyambar kaki boneka merah dan melilitnya hingga tak berkutik.Tubuh Kahiyang Dewi tahu-tahu sudah berada d
Dari dalam tempat dimana Bara dan Gandi sama-sama terhempas, muncul aura merah dan biru secara bersamaan. Gelombang yang sangat kuat merebak hingga jarak ratusan tombak jauhnya. Devidas yang masih sibuk mengendalikan dua senjata dewa terkejut dengan kekuatan yang baru saja muncul dan membuatnya merasa sedikit tertekan."Kekuatan apa ini...? Tidak mungkin mereka masih hidup!" batin Devidas.Dia menoleh kearah tiga wanita yang melayang cukup jauh darinya. Kedua matanya yang menyala merah nampak berkilat-kilat."Tiga wanita itu juga memiliki kekuatan yang lumayan. Bisa mengalahkan tiga boneka milikku. Huh! sekarang ada lagi kekuatan aneh dari arah dua bocah tadi. Bagaimana bisa Dewa di alam ini memiliki kekuatan yang diluar dugaan?" gumam Devidas.Awan hitam muncul diatas aura merah dan biru yang semakin besar merebak. Dari dalam aura itu muncul dua sosok makhluk yang membuat tiga Dewi terkejut. Terutama Kahiyang Dewi yang merasakan sedikit tak
Ki Ageng Samudra Biru dan Iblis Neraka Sasaka sama-sama menoleh kearah Devidas yang tengah membawa dua senjata dewa. Melihat dua sosok raksasa itu menatap kearahnya, pria pelayan Dewa dari Alam Swattwam itu surut beberapa langkah. Hanya dari tatapan mata saja dia langsung sadar, kemampuannya sangat jauh dibanding dua makhluk kuno tersebut."Sangat kuat...! Tatapan matanya saja sudah membuat tubuhku membeku..." batin Devidas. Dia merasa aneh dengan tubuhnya yang tak bisa bergerak. Namun dia merasa lebih aneh lagi dengan dua senjata yang tengah dia kendalikan. Sebelumnya senjata itu sangat sulit untuk dikendalikan, namun saat ini entah mengapa dua senjata yang tak lain adalah Pedang Guntur Saketi dan Golok Iblis itu nampak sangat tenang sehingga dengan mudah dia bisa menggemgamnya."PANTAS SAJA BARA HAMPIR MATI KARENA MAKHLUK INI. DIA SUDAH BERADA DI RANAH ALAM SEMESTA. ITU PASTI MENYULITKAN BOCAH NAKAL INI," kata Sasaka."BENAR. DARI APA YANG TERLIHAT,
Gandi Wiratama merasakan kekuatan yang begitu melimpah saat Ki Ageng Samudra Biru mulai menghilang dan menyusut menjadi aura yang membungkus tubuhnya. Sosok gandi yang semula pria berambut hitam sebahu, kini menjadi sosok dengan rambut putih panjang. Wajahnya masih sama, namun Tanduk nya sedikit berbeda dengan wujud Naga Air miliknya yang dulu. Yang saat ini terlihat, Tanduk itu memiliki cabang seperti Tanduk rusa. Pakaian pemuda itu pun berubah menjadi sisik biru yang membentuk baju zirah.Aura yang dia keluarkan membuat udara di sekitar terasa berhembus tanpa henti. Tubuh Gandi melayang di udara bersebelahan dengan tubuh Bara Sena yang saat ini menjelma menjadi Iblis Neraka secara utuh. Wujud yang tentu saja sangat mengerikan dengan kulit berwarna merah membara dan rambut hitam panjang ke belakang. "Sepertinya kita mengalami sesuatu yang rumit setelah kita sama-sama sekarat," kata Gandi.Bara yang saat ini sudah memiliki kesadaran penuh atas tubuhnya me
Bara dan Gandi sama-sama menatap kearah tungku raksasa yang tercipta dari kekuatan es milik Pendekar Golok Iblis tersebut. Dengan bantuan kekuatan air milik Gandi, tungku tersebut berhasil tertutup dengan sempurna sementara api neraka milik Bara masih berkobar di dalam tungku raksasa memanggang tubuh Devidas yang tak bisa pergi kemana-mana.Kahiyang Dewi, Lian Xie dan Xue Ruo sama-sama tak menyangka melihat kemampuan kedua orang tersebut. Mereka bertiga sama-sama takjub bukan main karena dalam waktu singkat, Devidas yang memiliki kekuatan yang sulit untuk di lawan itu berakhir begitu saja setelah dua pemuda tersebut bergerak."Kekuatan yang mereka miliki bahkan lebih mengerikan dibanding kekuatan milikku..." ucap Xue Ruo yang saat ini masih menjelma menjadi Dewi Biru."Menurutku wajar saja jika mereka lebih kuat darimu. Karena yang mereka miliki adalah kekuatan makhluk kuno yang pernah hidup ratusan ribu tahun yang lalu. Siapa menyangka, ternyata Ibli
Kahiyang Dewi dan dua wanita lainnya menatap Bara Sena yang baru saja datang. Pemuda itu menunjukkan Inti Jiwa merah milik Devidas yang sudah retak di beberapa bagian."Siapa diantara kalian yang mau ini? Meski sedikit rusak, tapi masih ada kekuatan yang tersisa didalamnya," kata Bara.Xue Ruo dan Lian Xie sama-sama menoleh kearah Kahiyang Dewi."Kahiyang Dewi sepertinya lebih cocok menggunakan Inti Jiwa ini dibanding diriku. Karena didalamnya mengandung kekuatan api. Sangat tidak tepat untukku yang seorang pengendali kekuatan es," kata Dewi Es Lian Xie."Aku pun sama, itu sangat tidak cocok dengan kekuatan Kubus Biru yang aku miliki. Mungkin jika kakak menemukan Inti Jiwa dengan kekuatan yang sama denganku, pasti aku mau menerimanya. Sepertinya ini memang lebih cocok untuk kakak Kahiyang," kata Xue Ruo menimpali.Bara mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia pun menatap Kahiyang Dewi yang juga menatap kearahnya. Keduanya sama-sama tersen
Sukma Geni melayang di atas gunung Welirang yang nampak mengepalkan asap hitam tebal. Kedua matanya menyala ungu menyapu ke seantero tempat. "Iblis yang akan keluar dari gunung ini akan menyerang Kerajaan Panjalu. Dan aku harus menyelamatkan sepasang kakek nenek yang katanya berhubungan dengan masa depan ayah? Hm...Apa maksud perkataan ayah sebenarnya? Apakah dia mempersiapkan sesuatu?" batin wanita cantik tersebut.Pakaian Sukma Geni sedikit berbeda dengan saat dia mengikuti turnamen. Sekarang dia mengenakan gaun panjang layaknya seorang ratu lengkap dengan mahkota emas di atas kepala. Bukan tanpa alasan dia mengenakan pakaian kebesaran seperti itu. Karena dia akan bertemu dengan seorang petinggi Kerajaan Iblis yang bersekongkol dengan Dewi Durga. Tentu saja Sukma Geni tak mau memperlihatkan pakaian yang sederhana layaknya pendekar. Dia akan menunjukkan kepada para iblis itu bahwa dia adalah seorang Ratu yang berkuasa di wilayah Kerajaan Jagat Lelembut.Selendang sutra dan pakaianny
Kedua kakek nenek itu saling pandang lalu menoleh kembali kearah Sukma Geni dan menganggukkan kepala."Kami memuja Batara Geni Yang Agung karena kami tahu dialah yang menyelamatkan dunia ini dari kebengisan para iblis yang jahat." kata si kakek.Sukma Geni tersenyum senang mendengar ucapan itu. "Kalau boleh tahu, siapa Kembara yang kalian bicarakan tadi? Aku sempat mendengar nama Kembara saat kalian berbincang," tanya Sukma.Begitu mendengar nama Kembara, kedua pasangan tua itu menundukkan kepalanya. Dari raut wajah mereka, terlihat kesedihan yang begitu mendalam."Kami tidak tahu dia dimana...Mungkin dia sudah meninggalkan kami..." kata si nenek dengan suara sedih."Dia memiliki sifat yang buruk...Suka menentang orang tua dan gemar bertarung. Tapi sayang, dia tidak ahli dalam bela diri sehingga sering menjadi bulan-bulanan warga. Itu sebabnya, kami merasa khawatir dengan perangainya itu. Beberapa hari yang lalu dia pergi katanya ingin ke bawah...Tapi sampai sekarang belum juga kemba
Tubuh Dewi Nagini memancarkan kekuatan yang luar biasa besar. Bahkan tak hanya satu saja tornado air yang tercipta karena kekuatan dari tubuhnya tersebut. Ada sepuluh tornado air raksasa yang muncul dengan suara bergemuruh dahsyat di kawasan Lembah Kabut Biru. Kabut yang ada di sana pun ikut terseret oleh pusaran air raksasa itu. Dan ternyata, fenomena luar biasa itu tak cukup sampai disitu saja.Dari arah langit di atas Lembah tersebut, muncul pusaran awan hitam raksasa. Gandi yang melihat hal itu tak mengerti apa yang ada di balik pusaran awan hitam tersebut. Dia justru menyamakan pusaran awan hitam itu dengan fenomena saat kemunculan Pedang Guntur Saketi miliknya. Disaat dia tengah memusatkan pandangan matanya kearah langit sana, tiba-tiba pemuda itu merasakan desiran angin dari arah belakang."Tak perlu khawatir anak muda...Kekasihmu sedang menghadapi ujian sebelum dia menembus Ranah Alam Semesta. Ujian ini biasa di alami oleh Dewa yang akan naik ke tingkat selanjutnya menggunakan
Gandi dan Nagini berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan aneh yang menyeret tubuh mereka berdua. Namun usaha itu sia-sia saja. Karena Gandi dan Nagini sama-sama merasa kalau kekuatan jiwa keduanya tersegel dan tak bisa digunakan. Alhasil mereka pun diseret oleh kekuatan aneh hingga ke dasar kolam dengan mudah. Dan ternyata, kolam itu sangatlah dalam.Keadaan di dalam dasar kolam sendiri cukup gelap karena semakin tak ada cahaya masuk. Kekuatan aneh yang muncul dari dasar kolam pun semakin Gandi rasakan. Itu adalah kekuatan yang sangat besar seolah-olah mereka berdua berada di atas telapak tangan sosok raksasa."Nagini, sepertinya Mata Air Suci ini memang sengaja menuntun kita untuk masuk lebih dalam hingga ke dasar kolam ini. Mungkin ada sesuatu yang menarik di bawah sana." kata Gandi melalui telepati. Nagini menoleh kearah pemuda itu."Tapi Mata Air Suci ini menyegel kekuatan kita. Untuk apa dia melakukan itu Jika memang memiliki tujuan yang baik?" tanya Nagini yang sudah cukup p
Gandi dan Nagini keluar dari dalam Istana HItam milik Mayadwipa. Setelah sekian lama terkurung di dalam tungku hitam raksasa, akhirnya wanita cantik itu bisa menghirup udara bebas di luar istana yang menyeramkan tersebut. Istana hitam itu nampak lengang dan sepi. Tak ada kehidupan sama sekali di tempat tersebut. Sudah tak ada lagi pengikut Mayadwipa yang tersisa di Istana karena sebelumnya semua pasukan telah dikerahkan untuk berperang."Keadaan di tempat ini sudah sangat berubah sejak aku datang. Istana itu, sebelumnya aku tak pernah melihat istana hitam setinggi ini." ucap Nagini sambil menatap kearah menara istana hitam yang menjulang tinggi ke langit. Gandi tersenyum melihat Nagini yang tengah bahagia. Tiba-tiba dia teringat sesuatu yang sebelumnya sempat mereka bahas di dalam Istana hitam tersebut."Nagini, apakah ada petunjuk mengenai Mata Air Suci itu? Mungkin kau masih mengingatnya dari peta harta Karun milik mantan kekasihmu dulu?" tanya Gandi.Nagini menatap kearah pemuda i
Sementara itu di Dunia Penyimpanan...Bara Sena bangkit berdiri dengan napas yang terengah-engah. Aura petir merah nampak membungkus tubuhnya. Wajahnya mengernyit menahan rasa sakit karena kekuatan Batara Geni tersebut. Namun kekuatan petir itu tak membuatnya terluka parah."Meski kedua Iblis telah berhasil di murnikan menjadi kekuatan sejati milikmu, ternyata jurus-jurus dan pukulan Sakti milik mereka masih bisa kau gunakan walaupun inti kekuatan itu berbeda dari yang aslinya," kata Batara Geni yang masih melayang di udara sambil menatap kearah Dewa Cahaya yang baru saja keluar dari reruntuhan batu.Bara mengusap darah yang keluar dari sela bibirnya. Tubuhnya saat ini masih dalam wujud Dewa Cahaya dengan dua pasang sayap berukuran besar. Cahaya terang juga terpancar dari tubuhnya. Jika lawannya bukan Batara Geni, mungkin saja cahaya itu bisa mengelabui lawan karena silau."Tak kusangka, menghadapimu menjadi semakin sulit meski kekuatanku sudah kembali sepenuhnya. Kau memang luar bias
Gandi Wiratama keluar dari dalam Alam Jiwa setelah urusan disana selesai. Sebelumnya, ada beberapa permintaan dari Ki Ageng Samudra Biru kepada Raja Naga Air tersebut terkait tentang masa depan Dewi Nagini. Hal itu sempat di bicarakan oleh Naga Kuno itu di dalam Alam jiwa setelah Nagini keluar lebih dulu."Gandi, Nagini adalah murid yang sangat aku sayangi. Bagiku, dia sudah seperti anak kandungku sendiri...Selain itu, aku merasa bahwa aku terlalu keras padanya di masa lalu. Waktu itu, aku tidak memperbolehkan dia menjalin hubungan dengan Naga yang lain...Padahal kala itu, ada seorang Naga Air yang ingin meminangnya. Tapi sekarang, aku justru memikirkannya setelah melihat keadaan muridku ini..." kata Ki Ageng."Apakah maksudmu, aku harus menjadi suaminya?" tanya Gandi tanpa pikir panjang. Namun Ki Ageng tak mengelak mendengar pertanyaan tersebut."Bisa jadi begitu. Hanya dengan itu juga, Alam Jiwa Nagini bisa kembali membaik lebih cepat..." ucap Naga Kuno tersebut. Kedua alis Gandi na
Gandi melayang turun dan mendarat di depan Nagini. Pemuda itu menatap sejenak wajah cantik tersebut membuat wanita itu sedikit canggung. Namun dia pun membalas tatapan mata tajam Raja Naga Air sambil menahan senyum."Apa kau baik-baik saja?" tanya Gandi sambil terus menatap wajah Nagini yang memang sangat cantik. Wanita Naga Air itu mengangguk pelan. Gandi menarik napas lega."Aku tak tahu kenapa Ki Ageng merahasiakan cara untuk membuat wanita ini kembali pulih dengan cepat...Apakah cara itu mempunyai dampak yang sangat buruk?" batin Gandi."Aku baik-baik saja. Tapi, kenapa kau menghentikan pertarungan kami? Aku belum puas sebelum memberinya pelajaran!" kata Nagini dengan suara yang sedikit meninggi. Sambil berucap, jarinya menunjuk ke arah pilar emas raksasa dimana Empu Jagat tengah duduk dan uncang-uncang di atas pilar raksasa tersebut. Gandi tersenyum sambil menoleh kearah Empu Jagat. Pria tambun itu pun melayang turun dan mendarat beberapa langkah di belakang Gandi. Tiba-tiba saja
Nagini mendekati Empu Jagat Martapura yang masih melotot kearahnya. Wanita berparas cantik itu menatap pria tambun tersebut dengan seksama sambil berpikir siapa sebenarnya pria bertubuh gemuk itu. Dan kenapa dia bisa berada di Alam Jiwa milik Gandi."Siapa kau? Kenapa di alam jiwa pemuda itu ada pria tua seperti dirimu? Kau juga bukan hanya seorang pria tua, tapi kau memiliki jiwa yang sangat kuat. Sayangnya, jiwamu suda sangat tipis. Mungkin, usiamu tidak kurang dari 1000 hari lagi," kata Nagini ketus membuat Empu Jagat terkejut."Bagaimana bisa kau tahu berapa lama lagi aku hidup!? Bahkan Dewa pun tidak bisa melihatnya meski menggunakan teropong masa depan! Darimana kau mengetahuinya!? Katakan!" seru Eyang Jagat. Nagini tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala."Itu rahasia. Aku tidak mengenal dirimu, untuk apa aku mengatakannya?" sahut wanita itu yang lagi-lagi dengan suara ketus membuat Eyang Jagat menggaruk-garuk kepala."Uh...Memang benar, aku juga belum tahu siapa dir
Gandi melayang terbang ke arah pulau yang gersang tersebut. Pulau itu cukup besar dan banyak ditumbuhi pepohonan. Tapi entah mengapa pohon-pohon itu kering sehingga tempat tersebut lebih cocok disebut hutan mati. Pemuda itu pun menyusuri hutan kayu mati tersebut dengan terbang rendah. Sepanjang perjalanan, dia melihat tengkorak-tengkorak yang berserakan di tanah dalam keadaan setengah hancur. Hal itu menandakan banyak sekali makhluk hidup yang mati disana karena sesuatu yang besar. Ki Ageng Samudra Biru tiba-tiba keluar dari tubuh Gandi dan terbang di samping pemuda tersebut."Saat semua pemilik Alam Jiwa sekarat dan kehabisan kekuatan jiwa, di Kerajaan Jiwa ini akan terjadi bencana mengerikan yang bisa menewaskan semua makhluk hidup yang ada di dalamnya. Karena disaat itu, pemilik Alam Jiwa akan menggunakan kehidupan yang ada di Alam Jiwa untuk memulihkan tubuhnya. Hal ini juga sama dengan apa yang terjadi pada muridku. Keadaan Nagini yang mengenaskan membuat Kerajaan Jiwa miliknya m
Ki Ageng Samudra Biru tersenyum melihat tekad yang begitu kuat dari dalam jiwa Gandi."Kelak kau akan melebihi diriku anak muda...Kau sudah memiliki semuanya dan usiamu masih sangat muda. Mungkin, apa yang sebelumnya tak bisa kau raih, kau dapat mencapainya..." batin Ki Ageng.Aura biru terang masih melayang di depan Gandi dan Naga Kuno tersebut. Sepertinya penyerapan Pil Pemulih Jiwa cukup lama."Ki, sebelumnya kau pernah berkata bahwa di dalam Lautan Jiwa milikku telah tumbuh sebuah pulau. Bisakah kau jelaskan sekarang, apa maksud dari pulau itu?" tanya Gandi."Hm...Benar juga. Aku hampir melupakan hal itu anak muda. Mengenai pulau itu, namanya adalah Awal Kehidupan. Pulau itu akan menjadi semakin berkembang dan membesar seiring dengan perkembangan dirimu. Lebih mudahnya, itu adalah cikal bakal Kerajaan Jiwa sama seperti yang dimiliki oleh Batara Geni. Besar dan tidaknya itu tergantung pada kekuatan dari pemilik Kerajaan Jiwa. Seperti yang kita lihat, Kerajaan Jiwa milik Batara Geni